Minggu, 27 Juni 2010

Khitah Perjuangan

HAKIKAT MUHAMMADIYAH

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

MUHAMMADIYAH DAN MASYARAKAT

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma'ruf nahi mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah.

Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya

Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

MUHAMMADIYAH DAN POLITIK

Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar ma ma'ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah.

Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:

Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun

Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.



MUHAMMADIYAH DAN UKHUWAH ISLAMIYAH

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela kepentingannya.

Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.

DASAR PROGRAM MUHAMMADIYAH

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:

Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta'at beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.

Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat

Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar-ma'ruf nahi-mungkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.



Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya .

Riwayat KH Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan
Muhammad Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan) dilahirkan dari kedua orang tuanya, yaitu KH. Abu Bakar (seorang ulama dan Khatib terkemuka di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri dari H. Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu kesultanan juga). Ia merupakan anak ke-empat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kiyai Murtadla bin Kiyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlul'llah (Prapen) bin Maulana 'Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).


Muhammad Darwisy dididik dalam lingkungan pesantren sejak kecil yang mengajarinya pengetahuan agama dan bahasa Arab. Ia menunaikan ibadah haji ketika berusia 15 tahun (1883), lalu dilanjutkan dengan menuntut ilmu agama dan bahasa arab di Makkah selama lima tahun. Di sinilah ia berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam dunia Islam, seperti Muhammad Abduh, al-Afghani, Rasyid Ridha, dan ibn Taimiyah. Buah pemikiran tokoh-tokoh Islam ini mempunyai pengaruh yang besar pada Darwisy. Jiwa dan pemikirannya penuh disemangati oleh aliran pembaharuan ini yang kelak kemudian hari menampilkan corak keagamaan yang sama, yaitu melalui Muhammadiyah, yang bertujuan untuk memperbaharui pemahaman keagamaan (ke-Islaman) di sebagian besar dunia Islam saat itu yang masih bersifat ortodoks (kolot). Ortodoksi ini dipandang menimbulkan kebekuan ajaran Islam, serta stagnasi dan dekadensi (keterbelakangan) ummat Islam. Oleh karena itu, pemahaman keagamaan yang statis ini harus dirubah dan diperbaharui, dengan gerakan purifikasi atau pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada al-Qur'an dan al-Hadits.
ada usia 20 tahun (1888), ia kembali ke kampungnya, dan berganti nama Ahmad Dahlan. Sepulangnya dari Makkah ini, iapun diangkat menjadi khatib amin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta. Pada tahun 1902-1904, ia menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya yang dilanjutkan dengan memperdalam ilmu agama kepada beberapa guru di Makkah.


Sepulang dari Makkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo dan Safwan, 1991). Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).


Sebagai seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan sehari-harinya, ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk dirinya sendiri, yaitu :

"Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya (diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).


Dari pesan itu tersirat sebuah semangat yang besar tentang kehidupan akhirat. Dan untuk mencapai kehidupan akhirat yang baik, maka Dahlan berpikir bahwa setiap orang harus mencari bekal untuk kehidupan akhirat itu dengan memperbanyak ibadah, amal saleh, menyiarkan dan membela agama Allah, serta memimpin ummat ke jalan yang benar dan membimbing mereka pada amal dan perjuangan menegakkan kalimah Allah. Dengan demikian, untuk mencari bekal mencapai kehidupan akhirat yang baik harus mempunyai kesadaran kolektif, artinya bahwa upaya-upaya tersebut harus diserukan (dakwah) kepada seluruh ummat manusia melalui upaya-upaya yang sistematis dan kolektif.
Kesadaran seperti itulah yang menyebabkan Dahlan sangat merasakan kemunduran ummat islam di tanah air. Hal ini merisaukan hatinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk membangunkan, menggerakkan dan memajukan mereka. Dahlan sadar bahwa kewajiban itu tidak mungkin dilaksanakan seorang diri, tetapi harus dilaksanakan oleh beberapa orang yang diatur secara seksama. Kerjasama antara beberapa orang itu tidak mungkin tanpa organisasi.


Untuk membangun upaya dakwah (seruan kepada ummat manusia) tersebut, maka Dahlan gigih membina angkatan muda untuk turut bersama-sama melaksanakan upaya dakwah tersebut, dan juga untuk meneruskan dan melangsungkan cita-citanya membangun dan memajukan bangsa ini dengan membangkitkan kesadaran akan ketertindasan dan ketertinggalan ummat Islam di Indonesia. Strategi yang dipilihnya untuk mempercepat dan memperluas gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah ialah dengan mendidik para calon pamongpraja (calon pejabat) yang belajar di OSVIA Magelang dan para calon guru yang belajar di Kweekschool Jetis Yogyakarta, karena ia sendiri diizinkan oleh pemerintah kolonial untuk mengajarkan agama Islam di kedua sekolah tersebut. Dengan mendidik para calon pamongpraja tersebut diharapkan akan dengan segera memperluas gagasannya tersebut, karena mereka akan menjadi orang yang mempunyai pengaruh luas di tengah masyarakat. Demikian juga dengan mendidik para calon guru yang diharapkan akan segera mempercepat proses transformasi ide tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, karena mereka akan mempunyai murid yang banyak. Oleh karena itu, Dahlan juga mendirikan sekolah guru yang kemudian dikenal dengan Madrasah Mu'allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu'allimat (Kweekschool Istri Muhammadiyah). Dahlan mengajarkan agama Islam dan tidak lupa menyebarkan cita-cita pembaharuannya.


Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Ia dikenal sebagai salah seorang keturunan bangsawan yang menduduki jabatan sebagai Khatib Masjid Besar Yogyakarta yang mempunyai penghasilan yang cukup tinggi. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.


Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.


Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.


Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, dan Imogiri dan lain-lain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan mensiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan dan Jama'ah-jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang di antaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kan,u wal-Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).


Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.
Dalam bulan Oktober 1922, Ahmad Dahlan memimpin delegasi Muhammadiyah dalam kongres Al-Islam di Cirebon. Kongres ini diselenggarakan oleh Sarikat Islam (SI) guna mencari aksi baru untuk konsolidasi persatuan ummat Islam. Dalam kongres tersebut, Muhammadiyah dan Al-Irsyad (perkumpulan golongan Arab yang berhaluan maju di bawah pimpinan Syeikh Ahmad Syurkati) terlibat perdebatan yang tajam dengan kaum Islam ortodoks dari Surabaya dan Kudus. Muhammadiyah dipersalahkan menyerang aliran yang telah mapan (tradisionalis-konservatif) dan dianggap membangun mazhab baru di luar mazhab empat yang telah ada dan mapan. Muhammadiyah juga dituduh hendak mengadakan tafsir Qur'an baru, yang menurut kaum ortodoks-tradisional merupakan perbuatan terlarang. Menanggapi serangan tersebut, Ahmad Dahlan menjawabnya dengan perkataan, "Muhammadiyah berusaha bercita-cita mengangkat agama Islam dari keadaan terbekelakang. Banyak penganut Islam yang menjunjung tinggi tafsir para ulama dari pada Qur'an dan Hadits. Umat Islam harus kembali kepada Qur'an dan Hadits. Harus mempelajari langsung dari sumbernya, dan tidak hanya melalui kitab-kitab tafsir".


Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan duabelas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah Algemeene Vergadering (persidangan umum).


Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut :


1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.

2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat, dengan dasar iman dan Islam.

3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.

4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan.

schizophrenia--a meta-analysis.

The effect of family interventions on relapse and rehospitalization in schizophrenia--a meta-analysis.

Pitschel-Walz G, Leucht S, Bauml J, Kissling W, Engel RR.

Department of Psychiatry, Technical University, Munich, Germany. G.Pitschel-Walz@lrz.tu.muechen.de

Twenty-five intervention studies were meta-analytically examined regarding the effect of including relatives in schizophrenia treatment. The studies investigated family intervention programs to educate relatives and help them cope better with the patient's illness. The patient's relapse rate, measured by either a significant worsening of symptoms or rehospitalization in the first years after hospitalization, served as the main study criterion. The main result of the meta-analysis was that the relapse rate can be reduced by 20 percent if relatives of schizophrenia patients are included in the treatment. If family interventions continued for longer than 3 months, the effect was particularly marked. Furthermore, different types of comprehensive family interventions have similar results. The bifocal approach, which offers psychosocial support to relatives and schizophrenia patients in addition to medical treatment, was clearly superior to the medication-only standard treatment. The effects of family interventions and comprehensive patient interventions were comparable, but the combination did not yield significantly better results than did a treatment approach, which focused on either the patient or the family. This meta-analysis indicates that psychoeducational interventions are essential to schizophrenia treatment.

JURNAL

Stigma and expressed emotion: a study of people with schizophrenia and their family members in China
MICHAEL R. PHILLIPS, MD

ABSTRACT

Background The most damaging effect of stigma is the internalisation of others' negative valuations.
Aims To explore the factors that mediate patients' emotional and cognitive responses to stigma.
Method Based on responses to 10 open-ended questions about stigma appended to the Chinese version of the Camberwell Family Interview, trained coders rated the effect of stigma on both patients and family members in 1491 interviews conducted with 952 family members of 608 patients with schizophrenia at 5 sites around China from 1990 to 2000.
Results Family members reported that stigma had had a moderate to severe effect on the lives of patients over the previous 3 months in 60% of the interviews, and on the lives of other family members in 26% of the interviews. The effect of stigma on patients and family members was significantly greater if the respondent had a high level of expressed emotion, if the patient had more severe positive symptoms, if the respondent was highly educated and if the family lived in a highly urbanised area.
Conclusions Clinicians should assess the effect of stigma as part of the standard work-up for patients with mental illness, and help patients and family members reduce the effect of stigma on their lives.

ABSTRAC

FAMILY’S RESPONSES TO THE STAGES OF SCHIZOPHRENIA’S PATIENT RELAPTION IN IRNA IV OF Dr.SARDJITO’S HOSPITAL
YOGYAKARTA

Indri Setiya Wati1, Intansari Nurjannah2, Mariyono Sedyowinarso3

ABSTRACT

Background: Schizophrenia’s patient are able to relapse. In 2001, rate of schizophrenia relaption in Dr. Sardjito’s Hospital is 60%. Symptoms of schizophrenia in stages of relapse are able to appear with family’s responses that can influence quick or not about the treatment of relapse in schizophrenia’s patient so relapse not be seriously.
Objective: To know family’s responses to the stages of relapse in schizophrenia’s patient in IRNA IV Dr. Sardjito’s hospital Yogyakarta.
Method: Descriptif explorative research with retrospectif approximation. This research use source triangulation to patient and nursing documentation.
Result: Family’s responses in stage I of relapse are know patient is having a relapse because dose of medicine have decreased, didn’t know when patient is relapsing, sad, annoyed, emotion, compassion, taking it easy, suggesting, ask to go to the hospital, take enough rest, angry, put to silence. Family’s responses in stage II of relapse i.e know patient is having a relapse, didn’t know patient is having a relapse, annoyed, pity, sad, taking it easy, advising, asking to drink medicine put patient to silence, angry, doing approximation by wraping in the other family member. Family’s responses in stages III of relapse are know the patient is having a relapse, didn’t know the patient is having a relapse, sad, pity, annoyed, emotion, taking it easy, angry, advising, put patient to silence, adjusting mind, lead to the hospital, ask the patient to drink the medicine, doing approximation. Family’s responses in stage IV of relapse are know the patient is having a relapse, didn’t know the patient is having a relapse, confuse, pity, sad, annoyed, emotion, adjusting mind, lead to the hospital, laugh, cry, put the patient to silence. Family’s responses in stage V of relapse are know the patient is having a relapse, sad, pity, lead to the hospital, and ask the patient to drink the medicine.
Conclusion: Family’s responses to the stages of schizophrenia’s patient relaption are know the patient is having a relapse, didn’t know patient is having a relapse, sad, annoyed, pity, emotion, confuse, angry, ask to drink medicine, adjusting mind, advising, laugh, cry, put the patient to silence, and lead to hospital.





Keywords: Family’s responses, stages of relapse, schizophrenia






1 The stundent of Nursing Science Program of Gadjah Mada University
2 Lecture staff of Nursing Science Program of Gadjah Mada University
3 Lecture staff of Nursing Science Program of Gadjah Mada University
INTISARI

Latar Belakang Masalah. Pasien Skizofrenia dapat mengalami kekambuhan. Pada tahun 2001 angka kekambuhan pasien skizofrenia di RS Dr. Sardjito Yogyakarta lebih dari 60%. Simtom yang dialami pasien skizofrenia pada tahapan kekambuhan dapat memunculkan respon keluarga yang dapat mempengaruhi cepat tidaknya penanganan kekambuhan pasien skizofrenia sehingga tidak terjadi keparahan.
Tujuan. Mengetahui respon keluarga terhadap tahap-tahap kekambuhan yang dialami pasien skizofrenia di IRNA IV RS Dr. Sardjito Yogyakarta.
Metode. Penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan secara retrospektif. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber kepada pasien dan dokumentasi keperawatan.
Hasil.Respon keluarga pada tahap I kekambuhan yaitu mengetahui pasien kambuh karena dosis obat dikurangi, tidak mengetahui pasien kambuh, sedih, jengkel, emosi, kasihan, biasa saja,menasehati, menyuruh ke rumah sakit, banyak istirahat, marah, mendiamkan. Respon keluarga pada tahap II kekambuhan yaitu mengetahui pasien kambuh, tidak mengetahui pasien kambuh, jengkel, kasihan, sedih, biasa saja, menasehati, menyuruh minum obat, mendiamkan pasien, marah, melakukan pendekatan dengan melibatkan anggota keluarga lain. Respon keluarga pada tahap III kekambuhan yaitu mengetahui pasien kambuh, tidak mengetahui pasien kambuh, sedih, kasihan, jengkel, emosi,biasa saja, marah, menasehati, mendiamkan, meluruskan pikiran, membawa ke rumah sakit, menyuruh minum obat, melakukan pendekatan. Respon keluarga pada tahap IV yaitu mengetahui pasien kambuh, tidak mengetahui pasien kambuh, bingung, kasihan, sedih, jengkel, emosi, meluruskan pikiran, membawa ke rumah sakit, tertawa, menangis, membiarkan pasien.Respon keluarga pada tahap V kekambuhan yaitu mengetahui pasian kambuh,sedih, kasihan, membawa ke rumah sakit, menturuh minum obat.
Kesimpulan. Respon keluarga yaitu mengetahui pasien kambuh, tidak mengetahui pasien kambuh, sedih, jengkel, kasihan, emosi, bingung, marah, menyuruh minum obat, meluruskan pikiran, menasehati, tertawa, menangis, membiarkan pasien, membawa pasien ke rumah sakit.

SEJARAH MUHAMMADIYAH

Sejarah Singkat Pendirian Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

HIJRAH DAN AKSELERASI DAKWAH

Hijrah dan Akselerasi Dakwah

Bismillahirrohmanirrohim

Empat belas abad yang lalu, Rasulullah SAW mengikuti sebuah perintah Allah SWT yang bermakna fundamental, strategis dan juga politis. Kisah Heroisme mungkin saja sering kita dengar dimana sebuah perintah ‘berpindah’ yang merubah risalah dakwah dari fase substantif yang telah berlangsung sepuluh tahun pada periode Makkah. Hijrah, sebuah keputusan yang sebaiknya tidak dibayangkan terjadi dalam konteks saat ini. Sebuah keputusan yang bermakna ‘berpindah’ dan ‘meninggalkan’ pada jaman yang belum mengenal revolusi transportasi dan teknologi informasi.

Kita perlu membaca, bahwa saat itu Rasulullah SAW hanya memiliki waktu 23 tahun. Sehingga harus mencari cara membangun tim dan menaikkan akselerasi the dream team yang kemudian kita kenal sebagai Assabiqunal Awwalun. Belum selesai para sahabat memahami siapa dan apa Nabi Penutup tersebut, para sahabat sudah harus memahami adanya Isro’ dan Mi’raj. Baru saja sahabat reda akan peristiwa tersebut, ditengah embargo quraisy, ummat harus memutuskan untuk tidak saja berpisah secara keyakinan dengan sanak keluarga yang belum Islam, namun harus meninggalkan harta benda dan pangkat serta status sosialnya di Makkah .

Kalau mau membaca lebih detail, dalam upaya ‘peningkatan akselerasi perjuangan’ tersebut Rasulullah SAW selalu melakukannya dalam kerangka manajemen rasional, bukan seperti nabi-nabi sebelumnya yang dianugerahi solusi fantastis. Sebagai contoh Musa A.S yang membelah laut merah untuk menyelamatkan kaum Yahudi dari kejaran Firaun, atau Sulaiman A.S yang menjadi raja dengan kekayaannya dan kekuasaannya atas tentara manusia dan jin. Dan inilah mukjizat yang dianugerahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keteladanan yang bisa kita ikuti dalam manajemen yang rasional ummat akhir jaman.

Menilik kisah di atas, adalah sebuah keniscayaan bahwa dalam era informasi ini cara pandang kita berubah. Bahwa perubahan yang diusung oleh dakwah Islam (seperti yang diusung Muhammadiyah) harus melakukan peningkatan akselerasi, paling tidak demi mendekati kecepatan para sahabat Rasulullah tersebut. Dalam 23 tahun, seorang Muhammad SAW bisa ‘memaksa’ para sahabatnya menjadi tim hebat yang bermula dari (sekedar) membangun ‘liqo’ di rumah Al Arqom, hingga membangun Negara dengan status politik yang jelas serta keteraturan masyarakat Madinah Al Munawaroh. Empat belas abad kemudian, ketika hasil kerja otak manusia sudah sedemikian canggih dan revolusi ‘alat peradaban’ sudah sedemikian pesat, adalah sangat mungkin bila kecepatan dakwah Islam kita dekatkan dengan kecepatan assabiqunal awwalun tersebut.

Dari sinilah, teknologi informasi bersinergi dengan kepentingan dakwah Islam. Karakter masyarakat di jaman informasi dengan kata kunci: optimis, terencana, cepat, detail, elastis, dialogis dan lintas sekat-sekat primordial layak dipertimbangkan sebagai gaya dakwah Islam kedepan, khususnya di Muhammadiyah yang sudah berusia 98 tahun ini. Bahkan, bila capaian 98 tahun ini masih belum sebanding dengan hasil 23 tahun dakwah Rasulullah, wajar kalau khalayak bertanya: mengapa itu bisa terjadi ? Inilah yang menjadi refleksi kami, tim administrator-redaksi website www.muhammadiyah.or.id, yang 11 Januari ini tepat setahun, setelah relaunching tahun lalu di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta. Kami harus sadar, bahwa kami hidup bersama tim F1 Ferari yang awal tahun ini meluncurkan F2008 sebagai wujud pencapaian ‘rekayasa’ kecepatan dan keamanan tercanggih salah satu manajemen paling rapi di muka bumi ini. Jadilah Pemenang atau Pulanglah…!

Selamat tahun baru Hijriyah 1429. Ada baiknya kita belajar dari kearifan para ahli geologi bahwa the present is the key to the past and the future , dimana kesadaran saat ini selalu berkait dengan realitas masa lalu dan juga bentuk pencapaian di masa depan. Semoga kesadaran assabiqunal awwalun yang optimis, revolutif, efektif, taktis, dialogis dan teratur dalam ‘shaf shaf yang rapi’ dimasa lalu mampu kita teladani saat ini dalam gerak dakwah kita menuju masa depan. Fastabiqul Khairat..!

Yogyakarta,10 Januari 2008

Arif Nur Kholis – Redaktur

RELAKSASI IBU HAMIL

ISTIRAHAT & RELAKSASI BAGI IBU HAMIL BY dyumamprasetyo@yahoo.com
PENGERTIAN
Selama 3 bulan pertama kehamilan, ibu hamil mungkin akan merasa sangat lelah karena adanya peningkatan hormone – hormone.
APA SAJA YANG DIBUTUHKAN IBU HAMIL UNTUK MENGATASI KELELAHAN ?
1. TIDUR
2. BERSANTAI
3. TEHNIK RELAKSASI
4. TEHNIK PERNAFASAN
5. PIJAT
6. POSISI – POSISI YANG NYAMAN.
KAPAN DILAKUKAN… ??
Usahakan mengatur waktu istirahat secara teratur setiao hari, beristirahatlah atau bersantailah begitu ada kesempatan.
BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ISTIRAHAT. ..??
1. TIDUR
Bila susah tidur, lakukan tips berikut ini :
a. Minumlah susu hangat.
b. Sebelum tidur, mandilah dengan air hangat.
c. Pilihlah posisi tidur miring yang menurut anda enak.
d. Berbaringlah,sambil mendengarkan music.
e. Saat bangun tidur, terlebih dahulu lakukan relaksasi dengan mengambil nafas dalam.
2. BERSANTAI
Tidur lama tidaklah penting,5 atau 10 menit untuk bersantai dengan kaki terangkat sudah cukup menyegarkan tubuh, dengan melakukan :
a. Aturlah posisi tubuh yang nyaman.
b. Ambil nafas dalam dan tahan selama 5 detik, hitung sampai angka 5 kemudian dilepaskan.
c. Bayangkan sesuatu / hal – hal yang indah dan menyenangkan.
d. Ulangi sampai 2 ztzu 3 ksli sampai anda merasa rileks.
3. TEHNIK RELAKSASI
RELAKSASI FISIK :
Metode ini sangat baik untuk dilakukan 2 kali sehari selama 15 – 20 menit. Lakukan sebelum makan atau 1 jam sesudah makan.
a. Berbaringlah senyaman mungkin dan gunakan bantal untuk membantu.
b. Pejamkan mata anda
c. Remaslah kesepuluh jari anda kemudian kendorkan, angkat telapak tangan.
d. Tekan siku ke lantai atau bantal, kemudian kendorkan.
e. Ulangi pada sisi tubuh kiri. Telapak, lengan dan bahu anda akan merasakan berat dan hangat.
f. Putarlah lutut keluar, kendorkan pinggang dan tekan punggung bagian bawah secara perlahan ke lantai atau bantal. Lepaskan dan biarkan relaksasi mengalir ke dalam perut dan dada. Katakan pada otot – otot anda untuk merasakan berat dan hangat.
g. Lambatkan nafas anda. Jika belum bisa, perlambatkan dengan menghitungnya di setiap tarikan nafas.
h. Kendorkan leher dan rahang
i. Perhatikan secara khusus otot – otot di sekitar mata dan dahi, lepaskan kerutan – kerutannya.
RELAKSASI MENTAL
a. Bersihkan pikiran anda dari stress, kekhawatiran atau kecemasan dengan menarik dan mengeluarkan nafas secara perlahan – lahan dan teratur, pusatkan seluruh perhatian pada tarikan – hembusan nafas.
b. Biarkan pikiran – pikiran yang menyenangkan mengalir ke kepala dan bebaskan berasosiasi.
c. Bila muncul pikiran buruk, usirlah dengan mengatakan “Tidak“ sambil menarik-lepaskan nafas atau kembali ke tarikan nafas yang dalam.
d. Dengan mata tertutup, bayangkan suatu pemandangan yang hening seperti langit biru yg cerah atau laut biru yg tenang. Pikirkan hal – hal yang menenangkan dan menyenangkan.
e. Konsentrasikan pikiran pada pernafasan dan sadarilah. Rasakan bagaimana nafas itu pelan dan alami.
f. Kini anda akan merasa tenang dan tentram
4. TEHNIK PERNAFASAN
a. Pernafasn dalam
b. Pernafasan ringan
c. Pernafasan “Featherlight”
5. PIJAT
a. Pijat kaki
b. Memijat kening
c. Mengurangi sakit punggung
6. POSISI – POSISI YANG NYAMAN
a. Berbaring
b. Posisi bersandar
c. Mengurangi sakit punggung
d. Mengangkat tungkai
e. Duduk tegak
f. Duduk bersila
g. Membuka tungkai

KESIMPULAN
Selama kehamilan, beristirahatlah secara cukup dan harus tidur setidaknya 8 jam setiap malam. Kelelahan , lemah dan mengantuk disebabkann oleh adanya metabolisme janin. Agar dapat beristirahat dan relaksasi cukup, dibutuhkan pendampingan dan bantuan dari suami ataupun keluarga.

DEPRESI KEHAMILAN

DEPRESI KEHAMILAN by Doddy Yumam Prasetyo SKep

Depresi pada ibu yang sedang mengandung disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang menpengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih. Penyebab lainnya adalah, keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu mengalami sulit tidur. Ini tentu menyebabkan si ibu keesokan harinya akan merasa amat letih, ada lingkaran hitam di mata, dan kulit muka menjadi kusam. Adanya masalah-masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, sering muntah pada awal kandungan, dan masalah-masalah lain juga bisa menyebabkan depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan anak dan ini akan membuat dia merasa tertekan. Depresi dapat juga dialami setelah sang ibu melahirkan bayinya.
Bukan cuma orang yang sedang menghadapi beban masalah rumit saja yang bisa mengalami depresi, calon ibu yang sedang mengandung pun kerap dihantui gejala ini. Para ahli belum bisa memastikan mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga perubahan tingkat hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi biang keladinya.
Selama kehamilan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita meningkat drastis. Tetapi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan kadar hormon ini menurun tajam ke kadar normal seperti sebelum masa kehamilan. Nah, perubahan level hormon yang cepat ini diduga menyebabkan terjadinya depresi, seperti halnya perubahan hormon yang terjadi sebelum masa menstruasi yang sering menyebabkan mood seorang wanita tidak stabil.
Selain peningkatan kadar hormon dalam tubuh, perubahan fisik dan emosi yang dialami menjelang peristiwa monumental menjadi seorang ibu turut andil terhadap munculnya perasaan murung, sedih dan tertekan pada wanita selama kehamilan.
Faktor lain yang menyumbang peran dalam terjadinya depresi pada ibu hamil antara lain:
- Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan
- Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga
- Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin
- Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya
- Sedang menghadapi masalah keuangan
- Usia ibu hamil yang terlalu muda

Wanita ketika hamil memang akan memiliki berbagai macam emosi. Ini bukan hal yang aneh. Kemarahan yang timbul juga seharusnya bisa ditolerir oleh orang sekitar. Apabila ada factor pencetus depresi maka sebaiknya si ibu menahan amarahnya, tapi ketika menahan amarah itu membuat dirinya tambah depresi atau tertekan, sebaiknya membicarakan masalah tersebut dengan orang lain yang bisa dipercaya.
Penanganan :
1. Ibu mengalami depresi harus mendapatkan pertolongan para professional dengan berkonsultasi dengan Dokter, Perawat ataupun Bidan.
2. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu pendampingan ibu hamil yang mengalami depresi. Ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memberi ketenangan kepada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekadar memberi pijatan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa keamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi.
3. Apabila timbul kekhawatiran , semuanya merupakan bagian dari proses adaptasi dari perubahan peran yang terbesar yang dialami seorang wanita dalam hidupnya. Tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala tersebut.
4. Carilah waktu istirahat sebanyak mungkin. Mintalah bantuan orang ketiga, suami atau orangtua untuk mendampingi anda selama hamil agar anda dapat beristirahat. Berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatu. Agar dapat tidur dengan nyenyak, perhatikan asupan makanan Anda.

5. Jangan menghabiskan waktu sendirian. Sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan pasangan. Mencurahkan perasaan pada sahabat, suami atau ibu akan membantu seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya.
6. Bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi grup biasanya juga digunakan untuk membantu penderita. Ada kalanya dokter akan memberikan obat antidepresan untuk meredakan gejala depresi dengan mempertimbangkan apakah si ibu sedang hamil atau tidak.

perawatan janin

PERAWATAN JANIN INTRAPARTUM
By dyumamprasetyo@yahoo.com
RESPON JANIN TERHADAP PERIODE INTRAPARTUM
 Persalinan merupakan periode stress bagi janin.
 Pemantauan kesehatan janin secara continue merupakan bagian dari tindakan perawatan selama persalinan.
 Stress janin akan dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim (IUFD) atau segera setelah janin lahir.
 Suplai oksigen untuk janin dapat berkurang melalui beberapa cara :
 Reduksi aliran darah melalui pembuluh darah ibu akibat hipertensi atau hipotensi maternal.
 Reduksi oksigen dari darah maternal akibat perdarahan atau anemia berat.
 Perubahan sirkulasi janin akibat kompresi tali pusat atau solusio plasenta.
 Kesejahteraan janin di dalam uterus selama proses persalinan dapat dipantau dengan melihat respon DJJ (denyut jantung janin) terhadap kontraksi rahim.
 Secara normal pola DJJ yang baik ditandai dengan nilai DJJ antara 110 – 160 x/menit, dengan variabilitas normal, tidak ada perubahan yang memburuk.
 Tanda khas pola aktivitas uterus normal :
 Kontraksi setiap 2-5 menit.
 Lama kontraksi kurang 90 detik.
 Jarak kontraksi 30 detik diantara 2 kontraksi.


DENYUT JANTUNG JANIN NORMAL
 Yaitu frekuensi denyut rata-rata saat ibu tidak sedang dalam persalinan/diukur diantara 2 kontraksi.
 Pada aterm rentang angka normal djj 110 – 160 kali/menit.

TAKIKARDI
 Yaitu frekuensi DJJ diatas 160 kali/menit berlangsung lebih dari 10 menit.
 Keadaan ini merupakan tanda awal hipoksia janin, yang dapat disebabkan karena :
- Infeksi maternal/infeksi fetal (ketuban pecah dini, amniosintesis, anemia).
- Respon terhadap obat-obatan (atropin dll).

BRADIKARDI
 Yaitu frekuensi DJJ dibawah 110 kali/menit berlangsung lebih dari 10 menit.
 Keadaan ini merupakan tanda akhir hipoksia janin sebelum terjadi kematian janin. Hal ini dapat disebabkan karena :
– Obat-obatan (anestesi) uteroplasenta.
– Kompresi tali pusat yang terlalu lama.
– Hipotensi pada ibu.
 Syndroma Hipotensi telentang posisi maternal disebabkan :
– Tekanan uterus pada vena kava akan menyebabkan penurunan pengembalian aliran darah ke jantung ibu yang kemudian mengurangi crah jantung dan TD ibu sehingga akan menyebabkan bradikardi pada janin.

VARIABILITAS DENYUT JANTUNG JANIN
 Digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal.
 Variabilitas Pendek : perubahan djj dari satu denyut ke denyut berikutnya
– Misal; djj 140 x/menit. ada saat-saat dalam waktu satu menit itu dimana djj menjadi 134 atau 146.
– Ketidaksaamaan satu denyut dengan denyut berikutnya disebut Variabilitas jangka pendek.
 Variabilitas jangka panjang; sebagai siklus ritmik / gelombang dasar, biasanya terdapat 3 – 5 siklus/menit.
 Alat untuk memonitor ini disebut Tranduser Ultrasound.
 Hilangnya variabilitas merupakan tanda yang tidak baik dan kemungkinan adanya Distress janin.

PERUBAHAN PERIODIK PADA DENYUT JANTUNG JANIN
 Perubahan periodik pada Djj terdiri dari Akselerasi dan deselerasi.
 Ada 3 Deselerasi :
– Deselerasi dini.
– Seselerasi lambat.
– Deselerasi bervariasi.

AKSELERASI
 Disebabkan karena Dominasi respons simpatik (biasanya pada presentasi sungsang).
 Tekanan pada bokong janin akan menimbulkan akselerasi, sedang tekanan pada kepala akan menyebabkan deselerasi.
 Akselerasi juga dapat timbul pada kala II persalinan Preskep (saat janin gerak).

DESELERASI
 Disebabkan oleh dominasi respons parasimpatik, dapat dalam bentuk yang tidak menyenangkan.
 Tiga tipe deselerasi :
– Deselerasi awal.
– Deselerasi lamban.
– Deselerasi variable.
 Deselerasi dini sebagai respon terhadap tekanan pada kepala janin.
 Deselerasi ini tidak selalu timbul, apabila timbul ini terjadi pada kala I persalinan ketika servik membuka sekitar 4-7 cm.
 Deselerasi variasi, timbul pada prolapsus tali pusat.

AUSKULTASI PERIODIK DENYUT JANTUNG JANIN
 Auskultasi periodik DJJ dapat digunakan untuk menemukan adanya takikardi, bradikardi yang dapat terjadi selama periode pemeriksaan/pemantauan persalinan.
 Auskultasi djj dilakukan setiap 30 menit pada fase aktif kala I dan setiap 15 menit pada kala II persalinan.

PEMANTAUAN JANIN SECARA ELEKTRONIK ATAU ELECTRONIK FETAL MONITORING (EFM)
 Eksternal : menggunakan transducer eksternal yang diletakkan pada abdomen ibu untuk memeriksa DJJ dan aktivitas rahim.
 Internal : menggunakan elektroda spiral, yang diletakkan pada bagian terbawah janin untuk memeriksa EKG janin dan kateter tekanan intra uterine.
 Eksternal :
 Ultrasound transducer : gelombang bunyi berfrekuensi tinggi menunjukkan kerja mekanis jantung janin, digunakan saat periode antepartum dan intrapartum (paling sering / banyak digunakan).
 Fonotransducer : mikrofon yang memperkuat bunyi.
 Elektroda abdomen : EKG janin, jarang dipakai untuk pemantauan.
 Tokotransducer: untuk memantau frekuensi dan durasi kontraksi, diletakkan di daerah fundus/atas umbilicus (dipakai pada ante dan intra partum).


 Internal :
 Elektroda spiral : elektroda mengonversi EKG janin yang diperoleh dari presentasi janin. Metoda ini hanya dapat dipakai ketika ketuban sudah pecah dan servik sudah membuka lebar.
 Kateter tekanan intra uterin / Intra Uterin Pressure Catheter (IUPC), memantau frekuensi, waktu, intensitas dan kontraksi.

POLA DENYUT JANTUNG JANIN PASTI
 Rentang normal 110-160 kali / menit.
 Variabilitas nilai normal.
 Akselerasi.
 Deselerasi Dini.
 Deselerasi variasi ringan.

POLA DENYUT JANTUNG JANIN MERAGUKAN
 Peningkatan.penurunan djj nilai normal secara progresif.
 Takikardi/frekuensi lebih dari 160x/menit.
 Penurunan variabilitas nilai normal secara progresif.
 Hilangnya variabilitas.
 Deselerasi memanjang.
 Bradikardi berat.
 Deselerasi lamban.

PENYULUHAN PASIEN ATAU KELUARGA
 Jelaskan tujuan pemantauan.
 Jelaskan prosedur tindakan.
 Berikan rasionalisasi untuk posisi ibu saat akan dilakuakan tindakan.

PERAWATAN SAAT DILAKUKAN TINDAKAN
 Bantu ibu mendapatkan posisi yang nyaman selain supinasi.
 Ganti posisi ibu setiap jam.
 Ganti tempat sabuk monitor setiap 2 jam/bila memungkinkan.
 Beri perawatan perinium jika diperlukan (saat pemantauan internal dilakukan).

PENGKAJIAN IBU DAN JANIN
 Pada Pasien resiko rendah : auskultasi dilakukan setiap 30 menit pd fase aktif kala I dan kala II setiap 15 menit.
 Pada Pasien resiko tinggi : auskultasi setiap 15 menit pada fase aktif kala I dan setiap 5 menit pada kala II.

KEADAAN YANG DAPAT DILAPORKAN
 Adanya pola yang meragukan.
 Kemunduran setiap pola.
 Adanya aritmia janin.
 Kesulitan memperoleh DJJ yang adekuat.

TINDAKAN KEDARURATAN YANG DAPAT DILAKUKAN
 Reposisi pasien pada posisi lateral untuk mencegah kompresi tali pusat.
 Berikan Oksigen 10 liter sampai 12 liter/menit melalui masker (ssi protokol RS, bbrp protokol RS umumnya 7-8 liter/menit).
 Hentikan pemberian Oksitosin.
 Perbaiki hipovolemik maternal dengan meningkatkan kecepatan tetesan infuse.
 Periksa adanya perdarahan.
 Antisipasi persiaapan operasi / terminasi kehamilan bila pola yang meragukan tetap ada (meski telah dilakukan beberapa intervensi).

anxiety of maternity

KECEMASAN PADA KEHAMILAN By dyumamprasetyo@yahoo.com


Kecemasan adalah keadaan yang tidak mengenakan dan tidak merasa nyaman ( Hamid, 1999). Kecemasan merupakan perasaan yang sering dialami manusia pada sepanjang hidupnya ( Prawiro Husodo 1988). Kecemasan muncul sebagai gejala yang normal, dapat pula sebagai gejala yang menyertai gangguan jiwa, juga bisa muncul sebagai sindroma yang disebut sebagai proses atau cemas ( Salang 1980 ). Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, interval, samar-samar atau konfliktual. Kecemasan merupakan perasaan individu dan pengalaman subyektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa obyek yang spesifikdipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru ( Stuart and Sandeen 1998 ).
Gangguan rasa cemas merupakan gejala utama (cemas yang merata atau panik ) atau rasa cemas yang dialami bila individu tidak menghindari situasi tertentu atau terpaksa pada pikiran tertentu. Penyebab kecemasan bisa timbul karena berbagai hal, tetapi secara umum kecemasan ditimbulkan karena bahaya yang terdapat dalam diri manusia sendiri yaitu stimulus internal atau juga bahaya dari luar yang bersangkutan ditafsirkan lain karena adanya distorsi persepsi dari realitas eksternal (Salan 1997 ). Padahal sebenarnya seperti yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqoroh : 155 dan Hadits Nabi bahwa manusia berhak untuk bebas dari rasa cemas, tegang dan depresi (Hawari,1997).
Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999). Salah satu contoh stress adalah menghadapi kehamilan. Kehamilan bisa diasumsikan oleh individu sebagai hal yang positif, jika dirasakan oleh individu sebagai sesuatu yang harus dilakukan dan individu tersebut siap. Sedangkan dianggap negatif, jika dirasakan oleh individu sebagai suatu ancaman dan individu tersebut tidak siap.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif (lihat gambar 1).


Gambar 1. Proses stress, koping dan adaptasi
Pada individu, sumber stressor dapat berupa:
1. Lingkungan
a. Sikap lingkungan: berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif terhadap keberhasilan diterima bekerja.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya keharusan mendapatkan pekerjaan, keinginan akan pilihan orang tua untuk bekerja.
c. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), makin cepatnya memperoleh informasi dan trend masa depan jika berhasil terhadap sesuatu yang diinginkan
2. Diri sendiri
a. Kebutuhan psikologis yaitu keinginan yang harus dicapai terhadap yang diinginkannya.
b. Proses internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang diinginkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangannya
3. Pikiran
a. Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri serta persepsi terhadap lingkungan
b. Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
Pikiran individu yang negarif baik penilaian saat ini maupun masa yang akan datang memberi pengaruh yang lebih berat. Misalnya:
- Kecemasan menghadapi kehamilan yang pertama
- Ketakutan akan kondisi kehamilan
- Kecemasan pada saat ibu nifas
Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor (Kozier & Erb, 1983 dikutip Keliat B.A., 1999) yaitu:
1. Sifat stressor
Pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut
2. Jumlah stressor
Banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika individu tidak siap akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil.
3. Lama stressor
Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi masalah
5. Tingkat perkembangan
Tiap individu tingkat perkembangannya berbeda.

Analisa jurnal keperawatan
Pada jurnal yang kami analisa yaitu berjudul gambaran kepribadian ibu hamil muda dengan dan tanpa emesis gravidarum, faktor yang mempengaruhi post partum blues pada ibu nifas di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kami dapatkan :
1. Hiperemesis ( gejala mual dan muntah ) yang terjadi pada kehamilan bisa merupakan proses fisiologis dari kehamilan maupun karena reaksi psikologis dan reaksi emosional dari tingkat yang ringan sampai berat pada ibu yang sedang hamil.
2. Kepribadian merupakan ekspresi yang keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subjektif oleh seseorang yang meliputi corak perilaku manusia yang digunakan untuk bereaksi terhadap segala rangsang baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.
3. Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang hamil mengalami hiperemesis adalah berusia antara 20-25 tahun, primigravida ( hamil pertama kali ) , pendidikan SMA, kepribadian maskulin-feminin.
4. Post partum blues adalah ibu nifas yang mengalami perubahan yang berbentuk fisik, psikososial yang dapat menyebabkan stress, bila tidak dapat diatasi bisa berlanjut menjadi depresi post partum, bahkan menjadi psikosa post partum.
5. Faktor yang mempengaruhi post partum blues adalah faktor pikologis diri sendiri ( umur ketika menikah, kehamilan pertama, pendidikan, ekonomi, respon menjadi orang tua, riwayat kehamilannya, jumlah bayi yang dilahirkan), dan juga ada faktor dari lingkungan ( usia suami, ekonomi, budaya, respon menjadi orang tua, dukungan keluarga, informasi asuhan nifas).
6. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa informasi asuhan nifas memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian post partum blues.

Diagnosa keperawatan yang didapatkan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan respon verbal / non verbal terhadap perubahan aktual atau didapat pada struktur / fungsi.
2. Distress spiritual berhubungan dengan cemas ditandai oleh mengekspresikan kurang dalam arti dan tujuan dari hidup, koping kurang baik.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan nilai kemasyaratan, moral, religius dan perasaan yang tidak terselesaikan.

Intervensi keperawatan (Cara penyelesaian masalah)
Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri individu.
Cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Individu
a. Kenal diri sendiri
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Karena individu yang sudah kenal akan dirinya, akan siap untuk menghadapi stressor yang ada. Cara yang dapat dilakukan adalah:
- Identifikasi siapa diri anda
- Tanyakan pada orang lain siapa anda
- Mintalah umpan balik jika anda sudah kena diri anda
b. Turunkan kecemasan
- Identifikasi penyebab cemas anda
- Cari tindakan yang menurut anda dapat menurunkan kecemasan
- Lakukan teknik relaksasi
c. Tingkatkan harga diri
- Identifikasi aspek positif yang anda miliki
- Mulai gali kemampuan positif yang anda miliki
- Pertahankan aspek positif yang anda miliki
d. Persiapan diri
- Tingkatkan kemampuan kognitif atau pengetahuan anda (belajar)
- Berdoa
- Mencari informasi
- Diskusi dengan orang yang sudah punya pengalaman bekerja
- Identifikasi kebutuhan yang perlu dipersiapkan
e. Pertahankan dan tingkatkan cara yang sudah baik
2. Dukungan sosial (keluarga, teman dan masyarakat)
a. Pemberian dukungan terhadap peningkatan kemampuan kognitif
b. Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat, misalnya waktu berdikusi
c. dengan anggota keluarganya
d. Berikan bimbingan mental dan spiritual untuk individu tersebut dari keluarga
e. Berikan bimbingan khusus untuk individu, misalnya konseling
Adaptasi
Adaptasi merupakan hasil akhir dari upaya koping. Karakteristik respon beradaptasi
adalah:
- Dapat mempertahankan keseimbangan
- Adaptasi memerlukan waktu
- Kemampuan adaptasi berbeda untuk tiap individu
- Adaptasi melelahkan dan untuk itu perlu bantuan dari orang lain
Relaksasi
Dasar pikiran relaksasi adalah sebagai berikut. Relakasasi merupakan pengaktifan dari saraf parasimpatetis yang menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf simpatetis, dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatetis. Masing-masing saraf parasimpatetis dan simpatetis saling berpegaruh maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993). Berbagai macam bentuk relaksasi yang sudah ada adalah relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, relaksasi meditasi, yoga dan relaksasi hipnosa (utami, 1993). Disamping itu ada relaksasi dzikir yang merupakan bentuk sikap pasif atau pasrah dengan menggunakan kata yang diulang-ulang sehingga menimbulkan respon relaksasi yaitu tenang. Respon relaksasi yang digabungkan keyakinan ini sudah dikembangkan oleh Benson (2000), dimana dengan mengulang kata yang dipilih dapat membangkitkan kondisi relaks.
Kata atau dzikir yang akan digunakan sebaiknya berupa kata yang memiliki makna yang dalam bagi subjek. Dalam literatur Islam banyak sekali kata yang dapat digunakan untuk dzikir misalnya Yaa Allah, ahad.. ahad.., alhamdulillah, atau menggunakan asmaul husna. Arti dizkir sendiri adalah ingat, jadi perbuatan dzikir lebih pada makna dari pada verbalisasinya. Sehingga diharapkan dalam relaksasi dzikir ini dapat membawa subjek pada alam trasendental. Setelah sikap transenden sudah terbentuk langkah selanjutnya adalah membangkitkan sikap pasif yang merupakan sikap dalam relaksasi yaitu dengan menimbulkan sikap pasrah. Pasrah dapat dideskripsikan sebagai sebuah sikap penyerahan total kepada objek trasenden yaitu Allah SWT. Dengan sikap ini apapun yang terjadi dalam diri diterima tanpa reserve, sehingga sangat efektif untuk menimbukan sikap pasif.

HEPATITIS

HEPATITIS Disajikan Doddy Yumam Prasetyo SKep
Radang (nekroinflamatorik) pada sel-sel hati
Definisi :
Hepatitis adalah inflamasi hati yang disebabkan oleh infeksi atau non infeksi
Penyebab :
1. Infeksi : virus hepatitis, mononukleosis, syphilis, tuberkulosis, amuba
2. Non-infeksius : obat-obatan, zat toksin, anti-imun
INSIDENSI & PREVALENSI
1. Merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia
2. Prevalensi tertinggi di negara sedang berkembang
3. Tergantung pada sanitasi lingkungan, prilaku tenaga kesehatan
JENIS HEPATITIS VIRUS
1. Hepatitis virus A s/d E
2. Hepatitis virus non A – E
(Hepatitis F, G)
TRANSMISI
1. Fecal – oral : Hepatitis A, E
2. Perkutaneus, mukosa, sexual activity, Hepatitis B, C, D
PATOFISIOLOGI – KOMPLIKASI
• Secara histopatologi à gambarannya sama antara Hepatitis virus A s/d E
• Ikterus terjadi pada 70 % HAV, 30 % HBV, 25 % HCV
• HAV dan HEV à tanpa komplikasi
• HBV, HCV, HDV à kronis, sirosis hati, fulminan, karier, kanker hati.
PRESENTASI KLINIS :
 Setelah masa inkubasi à 10 % HAV, 60 – 70 % HCV, 70 – 90 % HBV adalah asymptomatik
 Prodromal à Flulike syndrome
 3 fase à pre – icteric, icteric, penyembuhan
 Pre – icteric à anoreksia, nausea, vomitus, kelelahan, myalgia, artralgia
 Icteric à jaundice, gejala gastro – intestinal (+), hepato - splenomegali
 Penyembuhan à gejala ¯¯ tetapi hepatomegali (+) beberapa minggu – bulan
 Hepatitis chronis à gejala menetap ³ 6 bulan
LABORATORIUM :
 AST ( Aspartat Aminotransferase ) 
 ALT ( Alanin Aminotransferase )
 Bilirubin serum 
 Alkali fosfatase 
 HBs Ag
 Hbe Ag
 Anti HBc
 Anti Hbe
 Anti HBs
PENANGANAN MEDIK :
1. Pencegahan : - Imunisasi Aktif
- Imunisasi Pasif
1. Terapi hanya bersifat suportif dan paliatif
2. Interferon bagi yang kronik
3. Corticosteroid à bagi fulminan hepatitis
4. Setiap pasien dengan riwayat hepatitis à diperlakukan sebagai potensial infeksi.
5. Health care workers à vaksinasi HB
6. Kategori Risiko :
³ Risiko Rendah
à Riwayat Hepatitis A, GOT/GPT normal, Antigen Hepatitis negatif
à Riwayat Hepatitis B, GOT/GPT normal, Antigen Hepatitis negatif
à Riwayat Hepatitis C, GOT/GPT normal, Antigen Hepatitis negatif
³ Risiko Tinggi
à HbsAg positif
à Tes fungsi hati abnormal
à Tanda klinis hepatitis
PASIEN RISIKO RENDAH
Prosedur normal, masker dan sarung tangan.
PASIEN RISIKO TINGGI
 Tindakan yang ada darah (produknya) à terakhir
 Hindari exposure terhadap darah dan sekresi oral
 Kalau tindakan elektif à ditunda dulu
 Prosedur sterilisasi yang baik
 Sarung tangan ganda dan masker
 Alat yang disposible
 Imunoglobulin bagi petugas
Hepatitis Virus?
Secara umum hepatitis virus à 2 grup yaitu hepatitis dengan transmisi secara enteric dan transmisi melalui darah dan produk darah
Transmisi Secara Enterik
Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV) :
Virus tanpa selubung
Tahan terhadap cairan empedu
Ditemukan di tinja
Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal
Hepatitis Virus A (HAV)
Golongan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus
Diameter 27-28 nm bentuk kubus simetrik Untai tunggal (single stranded), molekul RNA
Replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti nyata adanya replikasi di usus
Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)
Distribusi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang
HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit
Viremia muncul singkat (tdk lebih dari 3 minggu) bisa sampai 90 hari
Transmisi enteric fekal-oral predominan di anggota keluarga, melalui makanan yang terkontaminasi dan air yang digunakan
Factor resiko paparan pada :
 Pusat perawatan sehari untuk bayi dan batita
 Bepergian ke negara berkembang
 Perilaku seks oral-anal
 Pemakaian bersama pada IVDU
Tidak terbukti adanya penularan maternal-neonatal
Prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal
Hepatitis Virus E (HEV)
Diklasifikasi pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang menyerupai hepatitis E
Diameter 27-34 nm
Molekul RNA linier
Replikasi hanya terjadi pada hepatosit
Masa inkubasi rata-rata 40 hari
Distribusi luas dalam bentuk epidemic dan endemic
HEV RNA terdapat dalam serum dan tinja selama fase akut
Hepatitis sporadic sering pada dewasa muda di negara berkembang
Penyakit epidemic dengan sumber penularan melalui air
Intrafamilial, kasus sekunder jarang
Terdapat transmisi maternal-neonatal
Di negara maju sering berasal dari orang yang pulang setelah bepergian ke negara berkembang atau daerah endemis
Zoonozis : babi dan binatang lain
Transmisi Melalui Darah
Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis C (HCV) :
 Virus dengan selubung (envelope)
 Rusak bila terpajan cairan empedu/detergen
 Tidak terdapat dalam tinja
 Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
 Dihubungkan dengan viremia yang persisten
Virus Hepatitis B (HBV)
Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae
Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H) terkait derajat beratnya dan respon terhadap terapi
Inti HBV mengandung :
 protein polymerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase
 antigen hepatitis B core (HbcAg) yg merupakan protein struktural
 antigen hepatitis B e (HbeAg), protein non-structural yang berkorelasi secara tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV
selubung lipoprotein HBV mengandung :
 antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dengan 3 selubung protein
 lipid minor dan komponen karbohidrat
 HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius
Hati merupakan tempat utama replikasi disamping tempat lainnya
Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)
Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut
Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus, dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten
Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati
HBV ditemukan di darah, semen, secret servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain
Virus Hepatitis D (HDV)
Virus RNA tidak lengkap, perlu bantuan dari HBV untuk eskpresinya, patogenesitas tapi tidak untuk replikasi. Hanya satu serotype, dengan 3 segotipe
RNA HDV merupakan untai tunggal, Replikasi hanya pada hepatosit, Masa inkubasi diperkirakan 4-7 minggu
Endemis di Mediterania, Semenanjung Balkan, bagian Eropa bekas Rusia, insidensi berkurang dengan pemakaian vaksin. Viremia singkat (inf. akut) atau memanjang (inf. kronik)
Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan resiko infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi), yaitu pada : IVDU, homoseksual atau biseksual, resipien donor darah, pasangan seksual
Penularan : àvia darah; Transmisi seksual; Penyebaran maternal-neonatal
Virus Hepatitis C (HCV)
Termasuk klasifikasi Flaviviridae, genus hepacivirus
Virus RNA untai tunggal dengan selubung glikoprotein
Partikel sferis, inti nukleokapsid 33 mm, ada 1 serotype yg dapat diidentifikasi genotypenya.
Masa inkubasi 15-160 hari (puncak + 50 hari)
Viremia yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum dijumpai (55-85%). Distribusi geografik luas.
Infeksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis, dan kanker hati.
Penularan : via darah ; IVDU dan penetrasi jaringan, resipien produk darah; Transmisi seksual : efisiensi rendah, frekuensi rendah; Maternal-neonatal : efisiensi rendah, frekuensi rendah; Tidak terdapat bukti transmisi fekal-oral
Penatalaksanaan Hepatitis Akut :
Istirahat.
Pada periode akut & lemah harus cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian diberikan pada mereka yg umur tua & keadaan umum buruk.
Diet.
Jika mual, tak nafsu makan/muntah à infus
Jika tak mual, berikan makanan cukup kalori (30-35 kalori/kgBB) dengan protein cukup (1 gr/kgBB). Lemak tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengan penyakit kandung empedu.
Dapat diberikan diet hati II-III.
Medikamentosa.
Kortikosteroid tidak diberian bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah.
Kortikosteroid bolehà kolestasis yang berkepanjangan (ciri transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi) à prednisone 3 x 10 mg è 7 hari kemudian dilakukan tapering off.
Beri pelindung hati (hepatoprotektor); Antibiotic tidak jelas gunanya;
Jangan diberi antiemetik. Jika perlu sekali dapat diberikan golongan fenotiazin; Vit K à kasus yang cenderung perdarahan.
infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi), yaitu pada : IVDU, homoseksual atau biseksual, resipien donor darah, pasangan seksual .

ARTHRITIS

ARTHRITIS BY dyumampraseyo@yahoo.com
PENGERTIAN
Arthritis adalah suatu bentuk penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Arthritis merupakan suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan atau kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembekakan, nyeri dan seringkali menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Infeksi arthritis merupakan peradangan yang disebabkan oleh bakteri, virus. Pasien menunjukan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang apabila tidak diobati akan menimbulkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif dan menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.
Penyakit ini biasanya muncul pada orang yang berusia 25-50 tahun, tetapi tidak munutup kemungkinan penderitanya pada usia berapapun. Wanita lebih sering terserang penyakit ini. Bagian tubuh yang biasa diserang oleh penyakit ini adalah pada persendian jari,lutut, pinggul,dan tulang punggung. Arthritis merupkan penyakit dgeratif yang sifatnya menahun, serta dapat menghamat aktifitas penderitanya.
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien-pasien arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan progresivitasnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau gangguan nonartikular lain.
Penyakit ini disebabkan karena adanya inflamasi dari membran synovial dari sendi diartroidial. Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehimgga terjadi pembengkakan, nyeri dan serimg kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Ada sekitar 200 jenis penyakit arthritis, namun yang umum dikenal adalah jenis arthritisreumatoid, osteoarthritis dan arthritis pirai (gout). Jenis penyakit arthritis yang sering dijumpai adalah :
1. Arthritis reumathoid
2. Pseudogout
3. Demam reumatik
4. Osteoatritis
5. Spondilitis ankilosing
6. Penyakit Lyme
7. Arthritis gonokokal
8. Arthritis psoriatrik
9. Sindroma reiter
10. Gout .
Untuk menegakkan diagnosis arthritis rheumatoid harus didapati 4 atau lebih criteria berikut ini :
1. Kaku pagi hari selama paling sedikit 1 jam dan sesudah berlangsung paling sedikit 6 minggu
2. Pembengkakan pada 3 sendi. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft tissue swelling) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosism)
3. Arthritis pada persendian tangan
4. Arthritis simetris yaitu keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak (symmetrical polyartritis simultaneously)
5. Nodul rheumatoid yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau daerah juksta artrikular dalam observasi seorang dokter
6. Factor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktorreumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok control
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar roentgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti mengenai arthritis tidak diketahui, tetapi berbagai factor ( termasuk kecenderungan genetic) bias mempengaruhi reaksi autoimun. Arthritis bias muncul secara tiba-toba, dimana pada saat banyak sendi yang mengalami peradangan. Peradangan ini bersifat simetris, jika suatu sendi pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama disisi kanan tubuh juga akan meradang. Yang pertama meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki. Sendi yang terkena akan membesar dan terjadi kelainan bentuk. Sendi bias terhenti dalam satu posisi sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya. Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.
Di belakang lutut yang terkena bias terbentuk kista, apabila pecah bias mengakibatkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai bawah. Sekitar 30-40 % penderita memiliki benjolan keras ( nodul) di bawah kulit, yang terletak didaerah sekitar timbulnya penyakit. Bias terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang menakibatkan kerusakan saraf dan luka itungkai.
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa factor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin, (wanita lebih sering)
3. Suku bangsa
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
6. Cidera sendi, pekerjaan dan olahraga
7. Kelainan pertumbuhan
8. Kepadatan tulang, dll.

C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi RA dalam populasi ini lebih kurang 1 %, dan meningkat dengan bertambahnya usia. Perempuan terkena sekitar 3 kali lebih sering daripada laki – laki, walaupun perbedaan jenis kelamin ini terbalik pada anak – anak. RA tersebar diseluruh dunia. Tampaknya presdisposisi genetic benar – benar ada, karena keturunan tingkat oertama dari orang – orang dengan penyakit erosif seropositif adalah lima hingga enam kali lebih mungkin menderita RA yang berat.
Manifestasi Klinis :
Gambaran klinik terlibatnya sendi meliputi nyeri, pembengkakan, keterbatasan gerak, kekakuan, dan berbagai tanda – tanda inflamasi, seperti : eritema dan sinovitis. Rasa kaku pada pagi hari, yang dianggap sebagai akibat dari kongesti synovial, penebalan kapsula sendi, dan peningkatan volume cairan synovial adalah hal yang sering terjadi.
Perjalanan klinis RA sangat bervariasi. Lebih kurang 10 % pasien mengalami poliartritis ringan sementara yang diikuti dengan berakhirnya remisi ; kurang dari 10% mengalami poliartritis yang bersifat destruktif. Sisanya 80 % menunjukkan keluhan yang bertambah dan berkurang secara khas. Derajat keparahan sendi dan adanya manifestasi di luar sendi pada umumnya tidak berhubungan akan tetapi, kedua hal ini lebih mungkin menjadi berat pada pasien yang memiliki titer faktor rheumatoid yang tinggi.



D. TANDA DAN GEJALA
Artritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Adapun tanda dan gejala yang dapat kita amati adalah sebagai berikut :
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam
2. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer: termasuk sendi tangan
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam
4. Arthritis erosive, peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di dalam tulang
5. Deformitas, kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan penyakit. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan)
6. Pembengkakan pada satu atau lebih sendi, ia adalah biasanya bersimetri.
7. Sakit yang berpindah-pindah dan berulang pada sendi.
8. Ketidakmampuan untuk menggerakan sendi secara normal.
9. Kemerahan dan rasa panas pada sendi.
10. Demam
11. Kekakuan otot apabila berada pada satu posisi untuk jangka yang lama.



E. PATOFISIOLOGIS
Patogenesis penyakit ini terjadi akibat rantai peristiwa imunologik yang menyebabkan proses destruksi sendi. Berhubungan dengan factor genetic, hormonal, infeksi, dan heat shock protein. Penyakit ini lebih banyak mengenal wanita daripada pria, terutama pada usia subur.


F. TERAPI
Agen yang digunakan untuk terapi arthritis meliputi : pemanasan, pendinginan, hidro terapy, latihan, istirahat, agen-agen mekanik, pendidikan dan agen-agen lainnya.
 Pemanasan
Berbagai alas an telah dianjurkan untuk menjelaskan mekanisme analgesic yang dihasilkan oleh proses pemanasan, seperti misalnya reflex akson setempat, stimulasi produksi endorphin.
 Pendinginan
Pemanasan dan pendinginan memiliki efek analgesic dan anti pasmodik yang sama. Efek metaboliknya dan efek jarak jauhnya pada dasarnya bertolak belakang. Pemberian dingin biasanya membangkitkan kekakuan sendi ; maka gunakan krio terapy dengan hati-hati, walaupun modalitas ini efektif dalam menangani jaringan lunak yang mengalami inflamasi akut.
 Hidro terapys
Efek pengapungan mekanisme saat berada di bawah air membantu untuk mengurangi tekanan pada sendi penyangga berat badan dan memungkinkan lebih mudah untuk berjalan.
 Latihan-latihan
Kebanyakan pasien arthritis tidak dapat mentoleransi penguatan otot tubuh keseluruhan. Adapun tujuan latihan ini adalah :
- Memelihara atau memperbaiki ROM
- Meningkatkan kekuatan pada otot yang terpilih
- Memperbaiki daya tahan
- Mencegah dekondisioning
- Memperbaiki koordinasi fungsi
- Merelaksasi otot yang tegang
- Memperbaiki postur.
Jenis-jenis dari latihan ini adalah :
- pasif (memelihara ROM)
- bantuan aktif (meningkatkan ROM)
- aktif (memelihara ROM, memperbaiki daya tahan)
- tahanan (peningkatan kekuatan)
- peregangan
- re-edukasi
- koordinasi
- relaksasi
- postural
- pernafasan dalam.

 Istirahat
Instruksikan pasien tersebut untuk mencapai 10 jam istirahat setiap hari, tetapi bukan menjadi inaktif. Keuntungan dari istirahat adalah :
- Mengurangi rasa nyeri
- Mengurangi metabolisme sendi
- Mengurangi inflamasi sendi
- Tambahan yang berguna untuk pengobatan anti inflamasi
- Dapat mengurangi destruksi kartilago dan kolagen.
Di samping itu juga ada kerugian-kerugiannya, yaitu :
- Efek psikologi, contoh depresi, ansietas, ketergantungan
- Atrofi otot
- Dekondisioning
- Dekondisioning postural
- Thrombosis vena profunda
- Keseimbangan kalsium dan natrium yang negative
- Peningkatan kecenderungan terbentuknya kontraktur.
 Pendidikan
Pendidikan pasien sebaiknya sambil jalan, khususnya pendidikan tentang penanganan medis yang manjur dan berdasarkan ilmu pengetahuan, yang bertentangan dengan penyembuhan ajaib “cepat-sambung” yang belum terbukti.
Informasi mengenai adaptasi rumah, pekerjaan, dan rekreasi terhadap ketidakmampuan fisik harus diulang sepanjang waktu seiring dengan pertambahan umur pasien dan perkembangan penyakit. Anggota keluarga juga mendapat keuntungan dengan diberikannya informasi ini terus menerus.
Badan Artritis setempat merupakan sumber badan-badan pendidikan demikian pula kelompok pendukung sebaya dan penasehat yang terlatih. Pekerja social medis, pelayanan kesehatan rumah, dan rehabilitasi pendidikan juga mendidik pasien melalui evaluasi dan pelatihan.


G. FARMAKOLOGI
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan di lakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering di jumpai.OAINS yang dapat diberikan :
a. Aspirin
pasien dibawah 65 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4\ x 1 g/hari, kemudian dinaikan 0,3-0,6 perminggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl.
b. Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dsb.
3. DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat RA. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan kemudian. Setelah 2-5 tahun, maka efektivitasnya dalam menekan proses rheumatoid akan berkurang.
Adapun jenis-jenis yang digunakan adalah :
a. Klorokuin
Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400 mg/hari. Efek sampingnya tergantung dosis harian, berupa penurunan ketajaman penglihatan, nausea, diare, dan anemia hemolitik.
b. Sulfasalazin
Dalam bentuk tablet digunakan dalam dosis 1 x 500 mg/hari, ditingkatkan 500 mg/minggu sampai mencapai dosis 4 x500 mg. efek sampingnya : nausea, muntah dan dyspepsia.
c. D-penisilamin
Digunakan dalam dosis 250-300 mg/hari, kemudian dosis ditingkatkan setiap 2-4 minggu sebesar 250-300 mg/hari. Efek samping antara lain : stomatitis dan pemfigus.
d. Garam emas
e. Obat imunosupresif atau imunoregulator
Metotreksat sangat mudah digunakan dan waktu mula kerjanya relative pendek dibandingkan dengan yang lain. Dosis dimulai 5-7,5 mg setiap minggu. Bila dalam 4 bulan tidak menunjukkan perbaikan, dosis harus ditingkatkan. Dosis jarang melebihi 20 mg/minggu. Efek samping jarang ditemukan.
f. Kortikosteroid
Hanya dipakai unutk pengobatan arthritis rheumatoid dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vaskulitis, karena obat ini memiliki efek samping yang sangat berat. Dalam dosis rendah (seperti prednisone 5-7,5 mg satu kali sehari).


H. TINDAKAN PENCEGAHAN
Mencegah terjadinya RA cukup sulit dilakukan, namun ada beberapa cara untuk mengurangi resiko atau memperlambat/ mencegah terjadinya kerusakan sendi secara permanen. Upaya ini termasuk :
 Menjaga berat badan yang ideal
Kelebihan berat badan memberikan beban tambahan bagi sendi.


 Pelatihan atau olahraga
Menjaga kekuatan otot tak dapat membantu melindungi dan menyokong sendi.
 Menggunakan alat bantu dan tehnik yang melindungi sendi saat bekerja
Postur dan cara yang benar saat mengangkat benda berat dapat membantu melindungi otot dan sendi.
 Makanan sehat dan seimbang
Hindari makanan yang mengandung asam urat. Makanan bergizi membantu memperkuat tulang dan otot sehingga meringankan beban pada sendi.

GASTRITIS

GASTRITIS Dan ULKUS VENTRIKULI by dyumamprasetyo@yahoo.com

OAT : Obat Anti Tibi, mematikan kuman Helicobakteri Pyloric , sehingga anak menjadi banyak makan.
Rotavirus : 70 %
Cytomegalovirus : Pada orang hamil , maka bayi menjadi tidak punya tulang tengkorak kepala.
OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid
 Menyebabkan luka tetapi tdk menimbulkan sakit.
 As Mefenamat
 Ibuprofen Radang sembuh, tp lambung luka.
 As Diklofenax
Endometasin, Aspirin, Aspilet, Tromboaspilet.
Diagnosa
Gejala tidak jelas apalagi terjadi pada lansia.
Dispepsia, gejalanya :
- Nyeri panas
-Pedih ulu hati
-Mual, muntah
Terapi
Antibiotik : Amox, Cotrimoxasol, Ciprofloksacin
Antasida : Magnesium Hidroksilat , Zantac, Mylanta, Promag
Bila obat berbentuk tablet  dikunyah halus, perut pas kosong.
PPI : Pompa Proton Inhibitor, sehari 2 x ( injeksi, tablet )
PPI , contoh obatnya : Omeprazol, Lasoprazol, Pantozol, Isomeprazol.
H2 Bloker : sehari 2x – 3x
Cimetidine---3x ( menyebabkan Ginekomastia pd laki2 –mammae bsr)
Yang lain 2x--- Ranitidine, Famotidine.
STOP OAINS : Paracetamol, Sistenol
Diet : halus , tdk asam, tdk pedas
Emosi yg meningkat dikendalikan.
Awas BENDERA MERAH :
• BB menurun
• Berak hitam
• Mata cowong
• Atrofi musculus Temporalis
• Muntah darah
TUKAK LAMBUNG = Sariawan di lambung
Duodenum : Tukak / Ulkus Duodenum
Patofisiologi
• Theory Balance
• No HP no Ulcer
Dyspepsisa ada 4 tipe ;
1. Gg Motilitas : Gampang flatus
2. Akibat tukak : Perih
3. Akibat Refluks: Sendawa
4. Tdk spesifik
Maag  tidur kepala harus tinggi
Gastric Outlet Obstruction :
Sumbatan di Pylorus dari gaster ke Duodenum menyempit
Terapi :
1. Hilangkan symptom : Impepsa, Sukral 3x1 + Antasida
2. Sembuhkan ulkus
3. Cegah kambuh
4. Cegah komplikasi ( Perdarahan , perforasi )

INFEKSI SALURAN KENCING

INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK ) by dyumamprasetyo@yahoo.com
A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi pada saluran kemih terluar (pembuangannya) sampai ke ginjal.Infeksi yang biasanya ditemui adalah infeksi kandung kemih, infeksi ginjal dan infeksi uretra (saluran membrosa yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan (yaitu anfeksi dengan jumlah koloni >100.000 mikroorganisme tungal per ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielomefritis, abses ginjal) atau bagian bawah (sistisis) atau keduanya.
B. ETIOLOGI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) umumnya disebabkan oleh bakteri gram negatif (Escherichia coli, Enterobakter, Setrata, Pseudomonas, Coccus gram positif, Enterococcus dan S. Aurens, Candida) yang berasal dari saluran cerna, kelainan bawaan pada saluran kemih seperti lubang kutup yang terlalu kecil (timosis) atau letak lubang uretra yang tidak normal. Selain itu juga disebabkan adanya batu saluran kemih, sering menahan kencing atau sembelit.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk kedalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
C. EPIDEMIOLOGI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan keadaan yang sangat sering ditemukan pada praktik umum (biasanya disebabkan escherichia coli) dan merupakan 40% dari infeksi yang didapat di Rumah Sakit nosokomial (sering disebabkan oleh enterobacter atau klebsiella).
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki.2 Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di mana ISK pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya 0,2%. Dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Dan pada anak laki-laki yang disunat, risiko ISK menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat.
Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan ISK mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik.1 Sebagian besar ISK dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.
Insiden Infeksi Saluran Kemih (ISK) asimtomatika wanita muda 2-3% dan lansia >10%. Infeksi Saluran Kemih (ISK) pria muda jarang terjadi, bila ada akan menyebabkan STD atau Batu Saluran Kemih. Infeksi Saluran Kemih (ISK) pria berusia >50 tahun 5%, terjadi hubungan dengan pembesaran kelenjar prostat.

D. TANDA DAN GEJALA
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistitis dan pielonefritis. Sistitis adalah infeksi kandung kemih, tempat tersering untuk infeksi. Pielonefritis dapat bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pada infeksi ginjal, terjadi respons imun dan peradangan yang menyebabkan edema interstisium dan kemungkinan pembentukan jaringan parut. Yang paling sering terkena adalah tubulus dan dapat mengalami atrofi. Pada Pielonefritis kronik, terjadi pembentukan jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal untuk memekatkan urine menurun karena rusaknya tubulus – tubulus. Glomerulus biasanya tidak terkena tidak terkena. Dapat timbul gagal ginjal kronik.
Gambaran klinis
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
 Disuria ( Nyeri waktu berkemih ),Peningkatan frekuensi berkemih.,Perasaan ingin berkemih.,Adanya sel – sel darah putih dalam urin.,Nyeri punggung bawah atau suprapubis.,Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :
 Demam, Menggigil, Nyeri pinggang, Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi juga dapat menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
Adapun gejala – gejala Infeksi Saluran Kemih pada umumnya adalah :
1. Gejala secara atipikal (tidak khas)
 Fatigue., Letargi., Konfusio., Batuk.,Sesak.,Tidak panas.,Nyeri abdominal.
2. Gejala secara klasik
 Disuria.Urgensi.Frekuensi.Nyeri pinggang.Nyeri panggul.Menggigil. Demam.Taki kardi.Hipotensi (urasepsis).
3. Gejala secara umum
 Merasa selalu ingin buang air kecil setiap 30-60 menit. Terasa panas saat buang air kecil. Kesulitan saat buang air kecil. Keluar darah pada saat buang air kecil (air seni berwarna pink). Rasa sakit diatas lubang pubic. Bau yang tidak sedap pada saat buang air kecil di pagi hari, air seni mengandung nanah atau keruh.
E. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB
1. Wanita
 Saluran kemih wanita lebih pendek. Kebersihan urogenital jelek.Penggunaan difragma tau kondom dengan caira spermicidal. Hubungan seksual lewat dubur. Sering bersetubuh. Post menopause. Cystocele.
2. Laki-laki
 Hubungan seksual lewat dubur. Kandung kemih terisi sisa kencing.
3. Lansia
 Kegagalan pengosongan vesica urinaria atau residu urin. Obstrusi urin karena kateter, tube nefrostomi, stent ureter. Diabetus Mellitus. Minum kurang, inkontinens alvi dan urin, imobilitas, masuk nursing home. Struktur anatomi saluran abnormal. Jarang kencing.
F.PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Infeksi Saluran Kemih (ISK) diobati dengan antibiotic yang sesuai berdasarkan hasil kultur urin. Asupan cairan yang banyak harus diberikan dan kalium sitrat dapat menghilangkan disuria (anyang-anyangan).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) bagian atas, epididimo-orkitis dan prostatis
1. Terapi antibiotic i. v. (siprofloksasi, gentamisin, sefuroksim, ko-trimoksazol).
2. Redakan obstruksi akut dengan drainase internal (stent) atau exsternal (nefrostomi) terutama jika terjadi sepsis akut.
3. Abses akan memerlukan drainase baik secara radio logis maupun bedah.
Sistisis dan Infeksi Saluran Kemih (ISK) bagian bawah tanpa komplikasi
1. Antibiotic oral (trimetoprim, siprofloksasin, nitrofurantoin, sefradin).
2. Jika terdapat respon yang buruk terhadap terapi perkembangan suatu infeksi yang tidak biasa : tubercolosis (piuria steril), kandiduria, skistosomiasis, chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae.
3. Infeksi berulang harus meningkat kecurigaan terhadap kemungkinan kelainan yang mendasari yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
NON MEDIKAMENTOSA
1. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
2. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan sex.
3. Jika memberihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke dalam saluram kemih.
4. Pemeriksaan air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak.
5. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
GONORRHOE
A.Pengertian
Gonore adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri gram –negatif Neisseria gonorrhoeae/gonoccocus berupa kencing nanah dan merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan badan dan sangat menular. Infeksi juga dapat terjadi pada neonatus sebagai akibat kontak pada waktu melahirkan . N. Gonorrhoe ae gonococcus dapat menyebabkan infeksi mukosa , lokal, atau tersebar. Infeksi tanpa gejala biasa terjadi.
A. Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseriae dan dikenal pada 4 spesies yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. catarrhalis dan N. Pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 U dan panjang 1,6 U, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifat negatif-Gram, terlihat di luar dan di dalam Leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39C, dan tidak tahan zat desinfektan.
Secara morfologik gonokok ini terjadi atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (immatur) yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
B. Epidemiologi
C. Tanda dan Gejala
1. Pada Pria
 Masa inkubasi 2-8 hari.
 Tysonitis , biasanya terjadi pada pasien dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik . Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila ductus tertutup akan menjadi abses dan merupakan sumber infeksi laten.
 Disuria yang timbul mendadak, rasa ingin BAK yang tak tertahan, sering BAK, disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra.
 Parauretritis sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipospodia . Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra. Sekret uretra cepat menjadi purulen dan banyak.
 Radang kelenjar Littre ( Littritis ), tidak mempunyai gejala khusus. Pada urine ditemukan benang – benang atau butir – butir. Bila salah satu saluran tersumbat dapat terjadi abses folikular. Diagnosis komplikasi ini ditegakkan dengan aretroskopi.
 Infeksi pada kelenjar Cowpe ( Cowperitis ) dapat menyebabkan abses. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan di daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati, abses akan pecah melalui perineum, uretra atau rectum dan mengakibatkan proktitis.
 Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak di daerah perineum dan suprapubic, malaise, demam, nyeri kencing sampai hematuria , spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urine, tenesmus ani, sulit buang air besar, dan obstipasi. Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan, dan adanya fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan pecah, masuk ke uretra posterior atau kearah rectum mengakibatkan proktitis.
 Gejala Proktitis kronik ringan dan intermitten, tetapi kadang – kadang menetap. Terasa tidak enak di perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan prostat teraba kenyal, berbentuk nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman gonokok.
 Vesikulitis ialah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatorius , dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis akut. Gejala subyektif menyerupai gejala prostatitis akut, yaitu demam, polakisuria, hematuri terminal, nyeri pada waktu ereksi, atau ejakulasi, dan sperma mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rectum dapat diraba vesikula seminalis yang membengkak dan mengeras seperti sosis, memanjang di atas prostat . Adakalanya sulit menentukan batas kelenjar prostat yang membesar.
 Pada vas deferentitis atau funikulitis, gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.
 Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis disertai vas deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis ani adalah trauma pada uretra posterior yang disebabkan salah pengelolaan pengobatan atau kelalaian pasien sendiri. Epididimis dan tali spermatika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis dapat mengakibatkan sterilitas.
 Infeksi Asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Gejalanya berupa poliuria, disuria terminal dan hematuria.
 Uretritis gonore tidak selalu menyebabkan demam, tetapi prostatitis, vesikulitis, atau epididimitis, sering disertai dengan demam.
 Retensi urin akut mungkin akibat inflamasi prostat.
 5-10% pria yang menderita infeksi uretra tetap asimtomatik, tidak mencari pengobatan, dan merupakan faktor penting bagi penyebaran infeksi.
Pada pria Heteroseksual
 Urethritis seringkali menjadi gejala pertama.
 Disuria hebat khususnya dengan voiding pertama saat pagi (voiding: buang air).
 Purulent discharge dari uretra.
 Bengkok pada penis dan bolanitis, gejala-gejala yang jarang.
 Pada pria Homoseksual dan Biseksual 20% gonore anal mungkin asimtomatik.
2. Pada Wanita
 Parauretritis, Kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang terjadi.
 Kelenjar Bartholin dan labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan nyeri tekan, terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien sukar duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa dan kulit. Bila tidak diobati dapat rekurens atau menjadi kista.
 Salpingitis dapat bersifat akut, subakut atau kronis. Ada beberapa factor predisposisi yaitu masa puerpurium, setelah tindakan dilatasi dan kuretase, dan pemakaian IUD. Infeksi langsung terjadi dari serviks melalui tuba falopii ke daerah salping dan ovum sehingga dapat menyebabkan penyakit radang panggul ( PRP ) . Gejalanya terasa nyeri parut pada tuba sehingga dapat mengakibatkan infertilitas atau kehamilan di luar kandungan. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan antara lain kehamilan di luar kandungan, appendicitis akut, abortus septic, endometriosis, ileitis regional, dan diverticulitis. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pungsi kavum Douglas, kultur dan laparoskopi.
 Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan sering BAK setelah masa inkubasi 2-8 hari, tetapi uretritis seringkali ringan atau tanpa gejala.
 Servisitis menyebabkan keluarnya lendir mukopurulen dan terkenanya kelenjar-kelenjar Bartholin dan Skene dapat menyebabkan terjadinya abses.
 Manifestasi salpingitis berupa demam timbul mendadak dan nyeri abdomen bagian bawah. Pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan nyeri tekan bagian bawah abdomen, nyeri pada pergerakan serviks, dan nyeri tekan dari adneksa. Sterilitas sering terjadi setelah salpingitis.
 Infeksi gonokok ekstragenital termasuk proktitis, faringitis, artritis, endokarditis, perihepatitis (sindrom Fitz-Hugh-Curtis), dan konjungtivitis (pada bayi).
 Proktitis umumnya asimtomatik. Pada wanita dapat terjadi karena kontaminasi dari vagina dan kadang – kadang karena hubungan anogenital seperti pada pria. Keluhan pada wanita biasanya lebih ringan daripada pria, berupa rasa seperti terbakar pada daerah anus dan pada pemeriksaan tampak mukosa eritematosa, dan tertutup pus mukopurulen.
 Orofaringitis sebagai akibat hubungan seksual orogenital, sering bersifat asimtomatik. Bila ada keluhan sukar dibedakan dengan infeksi tenggorokan nyang disebabkan kuman lain. Pada pemeriksaan daerah orofaring tampak eksudat mukopurulen yang ringan atau sedang.
 Konjungtivitis dapat terjadi pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita servisitis gonore. Pada orang dewasa infeksi terjadi karena penularan pada kunjungtiva melalui tangan atau alat – alat. Keluhannya berupa fotofobia, konjungtiva bengkak dan merah, serta keluar eksudat mukopurulen. Bila tidak diobati dapat berakibat terjadinya ulkus kornea, panoftalmitis sampai timbul kebutaan.
 Gonorrhoe Dissemenata banyak terjadi pada pasien gonorrhoe asimptomatik terutama pada wanita. Gejalanya dapat berupa arthritis ( terutama monoartritis ) , miokarditisendokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis.
 Penyakit gonokok yang menyebar dengan bakteriemia. Insiden meningkat pada saat haid. Penderita menderita demam dengan Lesi pada kulit dan artritis.
MEDIKAMENTOSA
1. Penisilin prokain 2,4 juta IU yang disuntikkan i.m. setelah pemberian probenesid 1 gram merupakan terapi terpilih.
Walaupun demikian dosis dapat diubah sesuai dengan taraf resistensi kuman.
Dosis untuk wanita lebih tinggi: 4,8 juta IU.
2. Obat pengganti:
a. Ampisilin dosis tunggal 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid.
b. Amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid.
c. Tiamfenikol oral dosis tunggal 2,5 – 3,5 gram, tetapi tidak dianjurkan pada wanita hamil.
d. Tetrasiklin HCl 4 x 500 mg selama 5 hari.
e. Eritromisin stearat 4 x 500 mg selama 5 hari.
3. Bila kuman penyebab diduga resisten terhadap penisilin (penicillinase producing N.gonorrhoeae = PPNG), maka obat terpilih adalah tiamfenikol atau kuinolon baru.
4. Abses Bartolini harus diinsisi.

No Jenis Obat Dosis Pemakaian Kontra Indikasi
1. Penisilin G prokain akua 4,8 juta + 1 gr probenesid Alergi
2. Ampisilin dan Amoksisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid dan amoksisilin 3 gr + 1 gr probenesid Alergi
3. Sefalosporin seftiakson 250 mg i.m.
0,50 – 1 gram
4. Spektinomisin 2 gr i.m.
5. Kanamisin 2 gr i.m.
6. Tiamfenikol 3,4 gr, secara oral Tidak dianjurkan pada kehamilan
7. Kuinolon ofloksasin Siprofloksasin Nonfloksasin
400 mg
250-500 mg
800 mg secara oral

NON MEDIKAMENTOSA
1. Hubungan badan hanya dengan pasangan hidup anda dan selalu setia.
2. Gunakan kondom latex tiap kali melakukan hubungan badan, kecuali untuk menginginkan anak.
3. Hindari hubungan badan dengan pelacur, teman biasa dan pasangan berganti-ganti.
4. Hindari hubungan badan dengan siapa saja yang alat kelaminnya mengeluarkan cairan, luka-luka pada alat genitalnya.
5. Anak-anak muda harus diberi penerangan mengenai bahaya penyakit kulit dan bagaimana cara mencegah penyakit ini.
6. Koitus di luar perkawinan tanpa kondom harus segera diikuti dengan memberikan obat-obat yang efektif dalam dosis terapeutik, dalam waktu 24 jam.
7. Di asrama-asrama militer kondom dan cara-cara profilaktik lain harus disediakan dengan cuma-cuma.
8. Pessarium okklusivum tidak dapat melindungi uretra dan vulva terhadap infeksi, tapi dapat mencegah infeksi pada serviks.
9. Harus diadakan pengobatan cuma-cuma untuk tiap-tiap orang yang kena infeksi dan meminta pertolongan.
10. Pencegahan dan implikasinya dapat dilakukan melalui 3 tahap:
1. pencegahan penyakit
2. pencegahan komplikasi-komplikasi penyakit, misal penyakit inflammatory pelviks.
3. Pemulihan kerusakan yang disebabkan oleh penyakit, misalnya dengan cara rekonstruksi tubal.
11. Pengobatan secara dini terhadap orang-orang yang terkena infeksi.
12. Penggunaan metoda-metoda mekanis seperti kondom secara efektif.
13. Pendidikan atau penyuluhan mengenai GO terhadap orang-orang yang beresiko tinggi.
a. Deteksi awal melalui tracing kontak dan screening dapat mengurangi komplikasi GO yang serius.