ANATOMI FISILOGI TUBUH

Deep Vein Thrombosis
(DVT)

Introduksi Deep Vein Thrombosis (DVT)
Arteri-arteri mempunyai otot-otot yang tipis didalam dinding-dinding mereka supaya mampu untuk menahan tekanan darah yang dipompa jantung keseluruh tubuh. Vena-vena tidak mempunyai lapisan otot yang signifikan, dan disana tidak ada darah yang dipompa balik ke jantung kecuali fisiologi. Darah kembali ke jantung karena otot-otot tubuh yang besar menekan/memeras vena-vena ketika mereka berkontraksi dalam aktivitas normal dari gerakan tubuh. Aktivitas-aktivitas normal dari gerakan tubuh mengembalikan darah ke jantung.
Ada dua tipe dari vena-vena di kaki; vena-vena superficial (dekat permukaan) dan vena-vena deep (yang dalam). Vena-vena superficial terletak tepat dibawah kulit dan dapat terlihat dengan mudah pada permukaan. Vena-vena deep, seperti yang disiratkan namanya, berlokasi dalam didalam otot-otot dari kaki. Darah mengalir dari vena-vena superficial kedalam sistim vena dalam melalui vena-vena perforator yang kecil. Vena-vena superficial dan perforator mempunyai klep-klep (katup-katup) satu arah didalam mereka yang mengizinkan darah mengalir hanya dari arah jantung ketika vena-vena ditekan.
Bekuan darah (thrombus) dalam sistim vena dalam dari kaki adalah sebenarnya tidak berbahaya. Situasi menjadi mengancam nyawa ketika sepotong dari bekuan darah terlepas (embolus, pleural=emboli), berjalan ke arah muara melalui jantung kedalam sistim peredaran paru, dan menyangkut dalam paru. Diagnosis dan perawatan dari deep venous thrombosis (DVT) dimaksudkan untuk mencegah pulmonary embolism.
Bekuan-bekuan dalam vena-vena superficial tidak memaparkan bahaya yang menyebabkan pulmonary emboli karena klep-klep vena perforator bekerja sebagai saringan untuk mencegah bekuan-bekuan memasuki sistim vena dalam. Mereka biasanya tidak berisiko menyebabkan pulmonary embolism.
Penyebab-Penyebab Deep Vein Thrombosis
Darah dimaksudkan untuk mengalir; jika ia menjadi mandek ada potensi untuknya untuk membeku/menggumpal. Darah dalam vena-vena secara terus menerus membentuk bekuan-bekuan yang mikroskopik yang secara rutin diuraikan oleh tubuh. Jika keseimbangan dari pembentukan bekuan dan pemecahan dirubah, pembekuan/penggumpalan yang signifikan dapat terjadi. Thrombus dapat terbentuk jika satu, atau kombinasi dari situasi-situasi berikut hadir:
Imobilitas (Keadaan Tak Bergerak)
· Perjalanan dan duduk yang berkepanjangan, seperti penerbangan-penerbangan pesawat yang panjang ("economy class syndrome"), mobil, atau perjalanan kereta api
· Opname rumah sakit
· Operasi
· Trauma pada kaki bagian bawah dengan atau tanpa operasi atau gips
· Kehamilan, termasuk 6-8 minggu setelah partum
· Kegemukan
Hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat daripada biasanya)
· Obat-obat (contohnya, pil-pil pengontrol kelahiran, estrogen)
· Merokok
· Kecenderungan genetik
· Polycythemia (jumlah yang meningkat dari sel-sel darah merah)
· Kanker
Trauma pada vena
· Patah tulang kaki
· Kaki yang memar
· Komplikasi dari prosedur yang invasif dari vena
Gejala-Gejala Deep Vein Thrombosis
Superficial thrombophlebitis
Bekuan-bekuan darah pada sistim vena superficial paling sering terjadi disebabkan oleh trauma (luka) pada vena yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah kecil. Peradangan dari vena dan kulit sekelilingnya menyebabkan gejala dari segala tipe peradangan yang lain:
· kemerahan,
· kehangatan,
· kepekaan, dan
· pembengkakan.
Sering vena yang terpengaruh dapat dirasakan sebagai tali menebal yang kokoh. Mungkin ada peradangan yang menyertai sepanjang bagian dari vena.
Meskipun ada peradangan, tidak ada infeksi.
Varicosities dapat memberi kecenderungan pada superficial thrombophlebitis. Ketika klep-klep dari vena-vena yang lebih besar pada sistim superficial gagal (vena-vena saphenous yang lebih besar dan lebih berkurang), darah dapat mengalir balik dan menyebabkan vena-vena untuk membengkak dan menjadi menyimpang atau berliku-liku. Klep-klep gagal ketika vena-vena kehilangan kelenturan dan peregangannya. Ini dapat disebabkan oleh umur, berdiri yang berkepanjangan, kegemukan, kehamilan, dan faktor-faktor genetik.
Deep Venous Thrombosis
Gejala-gejala dari deep vein thrombosis berhubungan dengan rintangan dari darah yang kembali ke jantung dan menyebabkan aliran balik pada kaki. Secara klasik, gejala-gejala termasuk:
· nyeri,
· bengkak,
· kehangatan, dan
· kemerahan.
Tidak semua dari gejala-gejala ini harus terjadi; satu, seluruh, atau tidak ada mungkin hadir dengan deep vein thrombosis. Gejala-gejala mungkin meniru infeksi atau cellulitis dari kaki.
Menurut sejarah, dokter-dokter akan mencoba menimbulkan sepasang penemuan-penemuan klinik untuk membuat diagnosis. Dorsiflexion dari kaki (menarik jari-jari kaki menuju ke hidung, atau Homans' sign) dan Pratt's sign (memencet betis untuk menghasilkan nyeri), telah ditemukan tidak efektif dalam membuat diagnosis.
Saat Untuk Mencari Perawatan Medis Untuk Deep Vein Thrombosis
Diagnosis dari thrombosis superficial atau deep sering bersandar pada ketrampilan klinik dari dokter. Tes-tes diagnostik perlu disesuaikan pada setiap situasi.
Kaki yang bengkak, kemerahan, dan nyeri mungkin adalah indikator-indikator dari bekuan darah dan harus tidak diabaikan. Gejala-gejala ini mungkin disebabkan oleh penyebab-penyebab lain (contohnya, cellulitis atau infeksi), namun mungkin sulit untuk membuat diagnosis tanpa mencari nasehat medis.
Jika ada nyeri dada atau sesak napas yang berhubungan, maka keprihatinan lebih jauh ada bahwa pulmonary embolus mungkin adalah penyebabnya. Sekali lagi, segera mencari nasehat adalah tepat.
Mendiagnosa Deep Vein Thrombosis
Diagnosis dari superficial thrombophlebitis dibuat secara klinik.
Ultrasound sekarang adalah metode standar dari mendiagnosa kehadiran deep vein thrombosis. Teknisi ultrasound mungkin mampu untuk menentukan apakah ada bekuan, dimana ia berlokasi di kaki, dan berapa besarnya. Ultrasounds dapat dibandingkan melalui waktu untuk melihat apakah bekuan telah tumbuh atau menghilang. Ultrasound adalah lebih baik untuk "melihat" vena-vena diatas lutut dibanding pada vena-vena dibawah lutut.
Venography, menyuntikan zat pewarna (dye) kedalam vena-vena untuk mencari thrombus, umumnya tidak dilakukan lagi dan telah lebih menjadi catatan kaki sejarah.
D-dimer adalah tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif.
Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada penyebab yang potensial untuk deep vein thrombosis.
Perawtan Untuk Deep Vein Thrombosis (DVT)
Superficial Thrombophlebitis
Perawatan untuk bekuan-bekuan darah superficial adalah simptomatik dengan:
· kompres-kompres hangat,
· pengompresan kaki, dan
· obat-obat anti-peradangan seperti ibuprofen.
Jika thrombophlebitis terjadi dekat selangkangan kaki dimana sistim-sistim superficial dan dalam bergabung bersama, ada potensial bahwa thrombus dapat meluas kedalam sistim vena dalam. Pasien-pasien ini mungkin memerlukan terapi anticoagulation atau pengenceran darah (lihat bawah).
Deep venous thromboses
Deep venous thromboses atau thrombos-thrombos vena dalam yang terjadi dibawah lutut cenderung tidak embolisasi (terlepas). Mereka mungkin diamati dengan rentetan ultrasounds untuk memastikan mereka tidak meluas keatas lutut. Pada saat yang sama, penyebab dari deep vein thrombosis mungkin perlu ditujukan.
Perawatan untuk deep venous thrombosis diatas lutut adalah antikoagulasi, kecuali ada kontraindikasi. Kontraindikasi-kontraindikasi termasuk operasi besar baru-baru ini (karena antikoagulasi akan mengencerkan semua darah dalam tubuh, tidak hanya yang di kaki, menjurus pada persoalan-persoalan perdarahan yang signifikan), atau reaksi-reaksi abnormal ketika sebelumnya dipaparkan pada obat-obat pengencer darah.
Antikoagulasi mencegah pertumbuhan yang lebih jauh dari bekuan darah dan mencegahnya dari pembentukan embolus yang dapat berjalan ke paru.
Antikoagulasi adalah proses dua langkah. Warfarin (Coumadin) adalah obat pilihan untuk antikoagulasi. Ia segera dimulai, namun sayangnya mungkin memerlukan waktu satu minggu atau lebih untuk darahnya mengencer secara tepat. Oleh karenanya, heparin berat molekul rendah [enoxaparin (Lovenox)] dimasukan pada saat yang bersamaan. Ia mengencerkan darah melaui mekanisme yang berbeda dan digunakan sebagai terapi penghubung (jembatan) hingga warfarin telah mencapai tingkat therapeutiknya. Suntikan-suntikan enoxaparin dapat diberikan pada basis pasien rawat jalan.
Untuk pasien-pasien yang mempunyai kontraindikasi-kontraindikasi pada penggunaan dari enoxaparin (contohnya, gagal ginjal tidak mengizinkan obatnya untuk dimetabolis), heparin intravena dapat digunakan sebagai tindakan pertama. Ini memerlukan opname di rumah sakit.
Dosis dari warfarin dimonitor dengan tes-tes darah yang mengukur waktu prothrombin atau INR (international normalized ratio). Untuk deep vein thrombosis yang tidak rumit (menyulitkan), lamanya terapi dengan warfarin yang direkomendasikan adalah tiga sampai enam bulan.
Beberapa pasien-pasien mungkin mempunyai kontraindikasi-kontraindikasi untuk terapi warfarin, contohnya seorang pasien dengan perdarahan di otak, trauma utama, atau operasi yang signifikan baru-baru ini. Satu alternatif mungkin adalah untuk menempatkan saringan (filter) di inferior vena cava (vena utama yang mengumpulkan darah dari kedua kaki-kaki) untuk mencegah emboli mencapai jantung dan paru-paru. Saringan-saringan ini mungkin efektif namun mungkin juga adalah sumber dari pembentukan bekuan yang baru.
Komplikasi-Komplikasi Deep Vein Thrombosis (DVT)
Pulmonary embolism adalah komplikasi utama dari deep vein thrombosis. Ia dapat hadir dengan nyeri dada dan sesak napas dan adalah kondisi yang mengancam nyawa. Lebih dari 90% dari pulmonary emboli timbulya dari kaki-kaki.
Post-phlebitic syndrome dapat terjadi setelah deep vein thrombosis. Kaki yang terpengaruh dapat menjadi bengkak dan nyeri secara kronis dengan perubahan-perubahan warna kulit dan pembentukan borok-borok (ulcer) disekitar kaki dan pergeangan kaki.
Pencegahan Deep Vein Thrombosis
Seperti kasusnya dengan kebanyakan penyakit medis, pencegahan adalah kepentingan utama. Mengecilkan faktor-faktor risiko adalah kunci pada pencegahan deep vein thrombosis.
Pada tatacara rumah sakit, staff bekerja keras untuk mengecilkan potensial untuk pembentukan bekuan pada pasien-pasien yang lumpuh (tidak dapat bergerak). Compression stockings (kaos-kaki penekan) digunakan secara rutin. Pasien-pasien operasi berjalan keluar dari ranjang lebih dini dan dosis rendah heparin atau enoxaparin digunakan untuk deep vein thrombosis prophylaxis (langkah-langkah yang diambil untuk mencegah DVT).
Untuk mereka yang berwisata, adalah direkomendasikan bahwa mereka berdiri dan berjalan setiap beberapa jam selama perjalanan yang jauh.
Compression stockings mungkin bermanfaat dalam mencegah pembentukan deep vein thrombosis dimasa depan pada pasien-pasien dengan sejarah bekuan sebelumnya.



INR Test
INR adalah tes pembekuan darah, yang terutama digunakan untuk memonitor terapi warfarin, dimana tujuannya adalah untuk mempertahankan INR tinggi dalam kisaran tertentu misalnya, 2.0 ke 3.0. Hal ini awalnya sering diperiksa, tetapi sebagai pengobatan distabilkan hal itu dapat dilakukan lebih sering, misalnya dua minggu.Perubahan dosis warfarin memakan waktu beberapa hari untuk mempengaruhi hasil INR.
Bagaimana Menguji Dilaksanakan
Uji INR adalah tes darah dan membutuhkan tabung kecil darah dari vena - sekitar 4 mililiter. Adalah penting bahwa tabung diisi ke tingkat yang benar, hasil dinyatakan palsu dapat terjadi.
Kondisi medis dan Gejala
INR biasanya dimonitor sebagai bagian dari terapi warfarin, tetapi juga dapat diperiksa oleh dokter Anda dalam kaitannya dengan Tes Fungsi Hati, karena disfungsi hati dapat menyebabkan penurunan produksi faktor pembekuan tertentu. 
alasan biasa ini untuk terapi warfarin adalah:
· Deep vena Trombosis (DVT) - suatu bekuan dalam vena dalam, biasanya dari kaki
· Embolisme paru (PE) - gumpalan dalam paru-paru, yang telah melakukan perjalanan melalui pembuluh darah ("embolised") dari DVT yang dibentuk di tempat lain, seperti pembuluh darah dalam kaki atau panggul
· Fibrilasi atrium (AF) - denyut jantung tidak teratur, kadang-kadang disertai oleh atrium kiri diperbesar - baik yang mempengaruhi pembentukan bekuan darah di jantung, yang dapat embolise ke pembuluh darah otak menyebabkan infark otak, stroke - juga dikenal sebagai kecelakaan serebrovaskular (CVA)
· Beberapa kasus kegagalan Hati (LVF = Waktu ventrikel Kegagalan atau CCF = kongestif Kegagalan Jantung), terutama ketika jantung diperbesar seperti dalam beberapa bentuk kardiomiopati.
· Katup jantung buatan tipe mekanis - karena risiko bekuan terbentuk pada katup dan menyebabkan penyumbatan dalam hati.
Hasil Uji Dijelaskan
Hasil tes INR diberikan sebagai sebuah nomor. Tidak ada satuan pengukuran karena jumlah tersebut adalah rasio: rasio sampel's Prothrombin Time (PT - ukuran pembekuan), untuk Waktu Prothrombin sampel darah normal. Hasil dari 1,0, sampai dengan 1,5, karena itu normal. 
Orang-orang pada pengobatan dengan warfarin akan memiliki rentang INR target yang berbeda untuk tujuan agar dengan pengobatan warfarin, tergantung pada alasan untuk antikoagulan (pengencer darah pengobatan). Salah satu contoh adalah berbagai 2,0-3,0 untuk DVT. 
Sebuah INR lebih rendah daripada batas yang diinginkan berarti darah "tidak cukup tipis" atau gumpalan terlalu mudah. Hasil INR lebih tinggi dari kisaran yang diinginkan berarti darah "terlalu tipis". 
Warfarin dosis disesuaikan, awalnya setiap beberapa hari, bertujuan untuk rentang target yang diinginkan dari INR. Sebagai pengobatan distabilkan hal itu dapat dilakukan lebih jarang, misalnya dua minggu. Perubahan dosis warfarin memakan waktu beberapa hari untuk mempengaruhi hasil INR. Pasien memakai pengobatan warfarin biasanya akan diberitahu melalui telepon oleh dokter mereka, atau dengan laboratorium melakukan tes INR, pada apakah untuk mengubah dosis warfarin mereka, atau apa dosis untuk mengambil, berdasarkan hasil INR. Hasilnya harus diambil dalam konteks pengukuran INR terbaru dan perubahan dosis. Ada banyak obat yang dapat mempengaruhi INR, dan bahkan perubahan dalam diet dapat menyebabkan perubahan INR - baik meningkatkan atau menurunkan itu.
Terkait Spesialis
· Dokter Umum (GP)
· Hematologi
· Ahli jantung
· Dokter Umum
· Bedah Jantung
· Vascular Surgeon
· Ahli saraf
· Hepatologist
· Intensivist
· Dokter Darurat
· Onkologi
· Respiratory Dokter
Terkait Prosedur
· Blood Test (venesection)
Terkait Pengujian
· PT
· APTT
· Koagulasi Profil
· Darah Group atau Crossmatch
· D-Dimer
· Penuh Darah Count
· Tes Fungsi Hati
· Hitung trombosit
· CT Pulmonary Angiogram (CTPA)
· Karotis Doppler Ultrasound Scan
· Echocardiogram (Echo) (USG)
· Kaki Doppler Ultrasound Scan
· Chest X-Ray (CXR)
· Elektrokardiogram (EKG)
· VQ Scan (Ventilasi-Perfusi Scan)
Juga Dikenal Sebagai
· Prothrombin Waktu (PT)
· PT rasio
D-Dimer Test
D-Dimer adalah rincian produk yang dihasilkan oleh proses normal pembekuan. Hal ini biasanya hadir dalam jumlah kecil dalam darah, ketika meningkat itu adalah sugestif aktivitas pembekuan meningkat dalam tubuh.
Bagaimana Menguji Dilaksanakan
D-dimer adalah tes darah, dilakukan pada tabung sama dengan profil koagulasi atau INR Test . Hal ini membutuhkan tabung untuk diisi ke tingkat yang benar. Sebuah beberapa mililiter darah diambil dari vena.
Kondisi medis dan Gejala
A D-Dimer ini paling sering diminta ketika kemungkinan Deep vena Trombosis (DVT: bekuan darah di kaki) atau Pulmonary Embolisme (PE: bekuan darah di paru-paru) sedang dipertimbangkan. Tes ini digunakan sebagai uji stratifikasi risiko, karena dapat membuat tes lebih lanjut tidak diperlukan pada pasien benar-dipilih. Sebagai contoh, pasien dengan risiko rendah DVTatau PE, dengan D (normal)-Dimer tes negatif, sering tidak perlu menjalani tes lebih lanjut seperti USG Doppler kaki atau CTPulmonary Angiogram (CTPA). Tes ini kurang berguna pada kondisi tidak termasuk pembekuan dalam tubuh, ketika risiko klinis adalah moderat atau tinggi. Probabilitas klinis, dikenal sebagai pra-tes probabilitas, didasarkan pada kesan komposit dari dokter, sering menggabungkan item tertentu, yang mungkin memiliki sistem poin ditugaskan sebagai panduan.
Hasil Uji Dijelaskan
D-dimer adalah salah satu produk dari pemecahan bekuan yang dapat diukur dalam aliran darah. Normalnya, protein ini hadir dalam jumlah kecil karena ada pergantian konstan gumpalan kecil membentuk dan menjadi rusak oleh proses alami tubuh.
D-dimer mungkin NEGATIF (normal): 
Berikut potongan set-off nilai, ditentukan oleh laboratorium dan merek uji, sejumlah kecil D-dimer dalam darah sangat meyakinkan, pada pasien risiko rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gumpalan omset banyak dalam tubuh.
Jika dimer-D POSITIF: 
Hal ini mungkin karena peradangan non-spesifik, bedrest, setelah cedera atau pembedahan, dan lebih mungkin dengan bertambahnya usia. Sebagian besar orang dengan d-dimer positif tidak memiliki DVT atau PE, melainkan hanya berarti bahwa kondisi tersebut tidak dapat dikesampingkan untuk tingkat kepastian yang tinggi.
Nilai nyata dari sebuah uji D-dimer adalah pada pasien yang berisiko rendah, ketika hasilnya negatif. Sayangnya hal itu akan lebih sering menjadi positif, dan pengujian lebih lanjut kemudian akan biasanya akan diminta untuk mengecualikan DVT atauPE.
Terkait Spesialis
· Dokter Umum (GP)
· Dokter Darurat
· Dokter Umum
· Respiratory Dokter
· Bedah Jantung
· Bedah ortopedi
· Ahli jantung
· Dokter kandungan
· Onkologi
Terkait Prosedur
· Blood Test (venesection)
Terkait Pengujian
· Koagulasi Profil
· APTT
· INR Test
· Hitung trombosit
· Chest X-Ray (CXR)
· Elektrokardiogram (EKG)
· Kaki Doppler Ultrasound Scan
· CT Pulmonary Angiogram (CTPA)
· VQ Scan (Ventilasi-Perfusi Scan)
Juga Dikenal Sebagai
· D-dimer
· Produk Degradasi fibrin (FDP)
CT Pulmonary Angiogram
CT Pulmonary Angiogram (CTPA) adalah tes khusus digunakan terutama untuk mencari keberadaan pulmonary embolus (gumpalan darah di paru-paru).
Bagaimana Menguji Dilaksanakan
CT Pulmonary Angiogram (CTPA) dilakukan dalam pemindaian departemen ruang radiologi, dengan pasien berbaring (terlentang) di meja CT. Kepala ditempatkan pada bantal 'a' nyaman docking dan gantry CT scanner (doughnut) lintasan atas dan di sekitar pasien untuk melakukan scan. gantry ini dikirimkan melalui pasien dari leher ke perut untuk menciptakan scan. 
Waktu adalah penting dan radiografer akan menggunakan instruksi untuk menunjukkan kapan harus menghirup, nafas keluar atau menahan nafas. 
kontras intravena digunakan untuk menyorot kapal paru, dan untuk menentukan adanya gumpalan di paru-paru. Jika pasien berbaring diam, dan dada adalah diam (menahan nafas) ini mengoptimalkan kualitas scan.
Kondisi medis dan Gejala
CT Pulmonary Angiogram (CTPA) adalah investigasi berguna untuk pasien dengan ke tinggi probablity moderat embolus paru. Hal ini tidak penyelidikan standar emas, tetapi menjadi lebih luas diterima sebagai investigasi non-invasif standar pilihan untuk menentukan ada atau tidak adanya emboli (gumpalan) di dalam pembuluh paru (paru-paru).
Hasil Uji Dijelaskan
CT Pulmonary Angiogram (CTPA) ditafsirkan oleh ahli radiologi yang berpengalaman. Mereka mampu menentukan adanya bekuan darah kecil, menengah atau besar di pembuluh darah paru-paru, dan menentukan tingkat potensi kompromi sistem (paru-paru) paru.
Terkait Spesialis
· Respiratory dokter
· Kardiotoraks ahli bedah
· Radiolog
· Darurat dokter
· Dokter Umum (GP)
Terkait Prosedur
Terkait Pengujian
· VQ scan
· duplex scan kaki
Juga Dikenal Sebagai
· CTPA





ALERGI

Definisi Alergi
Alergi merujuk pada reaksi berlebihan oleh sistim imun kita sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena bahan-bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi. Tubuh-tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi disebut "allergens". Contoh-contoh dari allergens termasuk serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan. Untuk mengerti bahasa alergi adalah sangat penting untuk mengingat bahwa allergens adalah bahan-bahan yang asing terhadap tubuh dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu.
Ketika allergen bersentuhan dengan tubuh, dia menyebabkan sistim imun untuk mengembangkan reaksi alergi pada orang yang alergi terhadapnya. Ketika anda bereaksi secara tidak sesuai pada alergen yang umumnya tidak berbahaya pada orang-orang lain, anda mempunyai reaksi alergi dan dapat dirujuk sebagai alergi atau atopik. Oleh karananya, orang-orang yang cenderung mendapat alergi disebut alergi atau atopik.
Dokter anak austria bernama Clemens Pirquet (1874-1929) pertamakali menggunakan istilah alergi. Ia merujuk pada kedua imunitas yang menguntungkan dan hipersensitifitas yang berbahaya sebagai alergi. Kata alergi berasal dari kata-kata Greek "allos," yang berarti berbeda atau berubah dan "ergos," berarti bekerja atau beraksi. Alergi secara garis besar dirujuk sebagai "reaksi yang berubah". Kata alergi pertama kali digunakan pada tahun 1905 untuk menggambarkan reaksi-reaksi yang merugikan dari anak-anak yang diberikan suntikan-suntikan berulang dari serum kuda untuk melawan infeksi. Tahun berikutnya, istilah alergi diusulkan untuk menerangkan kereaktifan yang berubah yang tidak diharapkan ini.
Fakta-fakta Alergi
· Diperkirakan sekitar 50 juta penduduk Amerika dipengaruhi oleh kondisi-kondisi alergi.
· Biaya dari alergi di Amerika adalah lebih dari US$ 10 milyar setiap tahunnya.
· Alergi rhinitis (alergi hidung) mempengaruhi sekitar 35 juta penduduk Amerika, 6 juta darinya adalah anak-anak.
· Asma mempengaruhi 15 juta penduduk Amerika, 5 juta darinya adalah anak-anak.
· Angka dari kasus-kasus asma berlipat ganda selama 20 tahun terakhir.
Penyebab Alergi
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, marilah kita lihat pada beberapa contoh-contoh rumah tangga yang umum. Beberapa bulan setelah kedatangan seekor kucing didalam rumah, ayah mulai mendapat mata-mata yang gatal dan episode-episode dari bersin. Satu dari tiga anak mengembangkan batuk dan mencuit-cuit, terutama ketika kucing itu masuk kedalam kamar tidurnya. Ibu dan kedua anak lainnya tidak mengalami reaksi apa saja terhadap kehadiran kucing. Bagaimana kita menjelaskan ini ?
Sistim imun adalah mekanisme pertahanan yang diorganisir oleh tubuh melawan penyerbu-penyerbu asing, terutama infeksi-infeksi. Pekerjaannya adalah mengenali dan bereaksi terhadap bahan-bahan asing ini, yang disebut antigens. Antigens adalah bahan-bahan yang mampu menyebabkan produksi dari antibodi-antibodi. Antigens mungkin dapat atau tidak dapat menjurus pada reaksi alergi. Allergens adalah antigens tertentu yang menyebabkan reaksi alergi dan produksi dari IgE.
Tujuan dari sistim imun adalah memobilisasi kekuatannya pada tempat penyerangan dan menghancurkan musuh. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menciptakan protein-protein pelindung yang disebut antibodi-antibodi yang khusus ditujukan melawan bahan-bahan asing tertentu. Antibodi-antibodi ini, atau immunoglobulins (IgG, IgM, IgA, IgD), adalah pelindung dan membantu menghancurkan partikel asing dengan melekatkan dirinya pada permukaannya, dengan begitu membuat mudah sel-sel imun lainnya untuk menghancurkannya. Bagaimanapun orang yang alergi, mengembangkan tipe spesifik dari antibodi yang disebut immunoglobulin E, atau IgE, sebagai tanggapan pada bahan asing tertentu yang umumnya tidak berbahaya, seperti dander kucing. Ringkasannya, immunoglobulins adalah grup dari molekul-molekul protein yang bekerja sebagai antibodi-antibodi. Ada 5 macam tipe-tipe yang berbeda: IgA, IgM, IgG, IgD, dan IgE. IgE adalah antibodi alergi.
Pada contoh binatang kucing, ayah dan anak perempuan termuda mengembangkan antibodi-antibodi IgE dalam jumlah besar yang ditujukan melawan allergen kucing, dander kucing. Ayah dan anak perempuan kini menjadi sensitif atau cenderung untuk mengembangkan reaksi-reaksi alergi pada ekspose yang berikutnya dan berulang pada allergen kucing. Secara khas, ada periode "sensitifitas" yang berkisar dari bulanan sampai tahunan sebelum reaksi alergi. Walaupun mungkin adakalanya terjadi reaksi alergi pada ekspose pertama kali pada allergen, pasti sebelumnya ada kontak sehingga sistim imun bereaksi dengan cara ini.
IgE adalah antibodi yang dimiliki oleh kita semua dalam jumlah kecil. Orang-orang yang alergi, bagaimanapun, menghasilkan IgE dalam jumlah yang besar. Secara normal, antibodi ini penting dalam melindungi kita dari parasit-parasit, namun tidak dari dander kucing atau allergens. Selama periode sensitifitas, IgE dander kucing diproduksi berlebihan dan melapisi sel-sel tertentu yang berpotensi meledak yang mengandung bahan-bahan kimia. Sel-sel ini mampu menyebabkan rekasi alergi pada ekspose berikutnya pada dander. Ini disebabkan oleh reaksi dari dander kucing dengan dander IgE mengiritasi sel-sel dan menjurus pada pelepasan beragam bahan-bahan kimia, termasuk histamine. Bahan-bahan kimia ini, pada gilirannya, menyebabkan peradangan dan gejala-gejala alergi yang khas. Ini adalah bagaimana sistim imun menjadi berlebihan dan disiapakn untuk menyebabkan reaksi alergi ketika distimulasi oleh allergen.
Waktu ekspose pada dander kucing, ibu dan kedua anak lainnya menghasilkan klas-klas antibodi-antibodi lainnya, tidak satupun darinya menyebabkan reaksi alergi. Dalam anggota keluarga yang tidak alergi, partikel-partikel dander dieliminasi oleh sistim imun dan kucing itu tidak ada pengaruhnya pada mereka.
Siapa Berisiko dan Mengapa ?
Alergi dapat berkembang pada umur berapa saja, kemungkinan bahkan didalam kandungan. Mereka umumnya terjadi pada anak-anak namun mungkin dapat menimbulkan gejala-gejala untuk pertama kalinya pada waktu dewasa. Asma mungkin berlangsung lama pada orang-orang dewasa sedangkan alergi hidung cenderung berkurang di usia tua.
Kenapa, mungkin anda tanya, beberapa orang sensitif (peka) terhadap allergen-allergen tertentu dimana kebanyakan tidak peka? Mengapa orang-orang alergi menghasilkan lebih banyak IgE dari pada yang tidak alergi? Kelihatannya faktor utama yang membedakannya adalah keturunan. Untuk beberapa waktu, telah diketahui bahwa kondisi-kondisi alergi cenderung berkelompok/berkerumun didalam keluarga-keluarga. Risiko anda sendiri mengembangkan alergi berhubungan dengan sejarah alergi dari orang tua anda. Jika tidak ada satupun orang tua anda alergi, kesempatan anda mendapat alergi adalah kira-kira 15%. Jika satu orang tua alergi, risiko anda meningkat sampai 30% dan jika kedua-duanya alergi, risiko anda lebih besar dari 60%.
Walaupun anda mungkin mewarisi kecenderungan mengembangkan alergi, anda mungkin kenyataanya tidak pernah mempunyai gejala-gejala. Anda juga tidak seharusnya mewarisi alergi yang sama atau penyakit-penyakit yang sama seperti orang tua anda. Masih belum jelas apa yang menentukan bahan-bahan apa yang memicu reaksi pada orang yang alergi. Apalagi, penyakit-penyakit yang mana mungkin dapat berkembang atau berapa beratnya gejala-gejala yang mungkin terjadi, belum diketahui.
Potongan utama lainnya dari teka-teki alergi adalah lingkungan. Adalah jelas bahwa anda harus mempunyai tendensi genetik dan di ekspose pada allergen sehingga mengembangkan alergi. Sebagai tambahan, lebih hebat dan ber-ulang-ulang ekspose pada allergen dan lebih awal terjadi didalam kehidupan, lebih mungkin alergi akan berkembang.
Ada pengaruh-pengaruh penting lainnya yang dapat berkomplot untuk menyebabkan kondisi-kondisi alergi. Beberapa dari ini termasuk merokok, polusi, infeksi, dan hormon-hormon.
Kondisi-Kondisi Umum Alergi dan Gejal-Gejala dan Tanda-Tandanya
Bagian-bagian tubuh yang cenderung bereaksi pada alergi termasuk mata-mata, hidung, paru-paru, kulit, dan perut. Walaupun beragam penyakit-penyakit alergi dapat timbul berbeda, mereka semua berasal dari tanggapan/reaksi imun yang berlebihan pada bahan-bahan asing pada orang-orang yang sensitif. Uraian-uraian singkat berikut akan menyajikan ikhtisar dari kelainan-kelainan alergi yang umum.
Alergi Rhinitis
Alergi Rhinitis ("hay fever") adalah yang paling umum dari penyakit-penyakit alergi dan merujuk pada gejala-gejala hidung musiman yang disebabkan oleh serbuk sari. Alergi rhinitis sepanjang tahun atau alergi rhinitis abadi (perennial) umumnya disebabkan oleh allergen-allergen didalam rumah/ruangan, seperti tungau (dust mites), dander binatang, atau jamur-jamur. Juga dapat disebabkan oleh serbuk sari. Gejala-gejala berasal dari peradangan dari jaringan yang melapisi bagian dalam hidung (pelapis atau selaput-selaput lendir) setelah allergens dihirup. Area-area yang berdekatan, seperti telinga-telinga, sinus-sinus, dan tenggorokan dapat juga terlibat. Gejala-gejala yang paling umum termasuk:
· Hidung meler
· Hidung mampet
· Bersin
· Hidung gatal
· Telinga-telinga dan tenggorokan yang gatal
· Post nasal drip
Pada tahun 1819, seorang dokter inggris, John Bostock, pertama kali menggambarkan hay fever dengan merinci gejala-gejala hidung musiman sendirinya, yang dia sebut "summer catarrh". Kondisi disebut hay fever karena diperkirakan disebabkan oleh "new hay".
Asma
Asma adalah persoalan pernapasan yang berasal dari peradangan dan kekejangan (spasm) dari saluran udara paru-paru (bronchial tubes). Peradangan menyebabkan penyempitan dari saluran-saluran udara, yang mana membatasi aliran udara kedalam dan keluar dari paru-paru. Asma paling sering, namun tidak selalu, dihubungkan dengan alergi-alergi. Gejala-gejala umum termasuk:
· Sesak Napas
· Mencuit-cuit (Wheezing)
· Batuk
· Sesak Dada
Alergi Mata-Mata
Alergi mata-mata (allergic conjunctivitis) adalah peradangan dari lapisan-lapisan jaringan (membranes) yang menutupi permukaan dari bola mata dan permukaan bawah dari kelopak mata. Peradangan terjadi sebagai hasil dari reaksi alergi dan mungkin dapat menghasilkan gejala-gejala berikut:
· Kemerahan dibawah kelopak dan mata keseluruhannya
· Mata-mata yang berair dan gatal
· Pembengkakkan dari membran-membran
Allergic Eczema
Allergic eczema (atopic dermatitis) adalah alergi ruam yang umumnya tidak disebabkan oleh kontak kulit dengan allergen. Kondisi ini umumnya dihubungkan dengan alergi rhinitis atau asma dan menonjolkan gejala-gejala berikut:
· Gatal, kemerahan, dan atau kekeringan dari kulit
· Ruam (Rash) pada muka, terutama anak-anak
· Ruam sekeliling mata-mata, pada lipatan-lipatan sikut, dan dibelakang lutut-lutut, terutama pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa
HIVES
Hives (urticaria) adalah reaksi-reaksi kulit yang timbul sebagai pembengkakkan-pembengkakkan yang gatal dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja. Hives dapat disebabkan oleh reaksi alergi, seperti pada makanan atau obat-obatan, namun mereka juga dapat terjadi pada orang-orang yang tidak alergi. Gejala-gejala hives yang khas adalah:
· Raised red welts
· Gatal yang hebat
Allergic Shock
Allergic shock (anaphylaxis atau anaphylactic shock) adalah reaksi alergi yang mengancam nyawa yang dapat mempengaruhi sejumlah organ-organ pada waktu yang bersamaan. Tanggapan ini secara khas terjadi ketika allergen dimakan (contohnya, makanan) atau disuntikakan (contohnya sengatan lebah). Beberapa atau seluruh dari gejala-gejala berikut dapat terjadi:
· Hives atau perubahan warna kemerahan dari kulit
· Hidung mampet
· Pembengkakkan dari tenggorokan
· Sakit perut, mual dan muntah
· Napas pendek, mencuit-cuit (wheezing)
· Tekanan darah rendah atau shock
Shock merujuk pada sirkulasi darah yang tidak mencukupi kepada jaringan-jaringan tubuh. Shock paling umum disebabkan oleh kehilangan darah atau infeksi. Allergic shock disebabkan oleh pembuluh-pembuluh yang membesar dan "bocor", yang berakibat pada merosotnya tekanan darah.
Ada dimana saja Allergen-Allergen ?
Dimana-mana......
Kita telah melihat bahwa allergen-allergen adalah tipe-tipe spesial dari antigen-antigen yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi. Gejala-gejala dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan tergantung sebagian besar dari jalan masuknya dan tingkat ekspose pada allergen-allergen. Struktur kimia dari allergen-allergen mempengaruhi jalannya ekspose. Serbuk sari diudara, contohnya, akan berdampak sedikit pada kulit. Mereka mudah sekali terhirup dan jadi akan menyebabkan lebih banyak gejala-gejala hidung dan paru-paru dan membatasi gejala-gejala kulit. Sedangkan allergen-allergen yang ditelan atau disuntik mereka akan berjalan menuju bagian-bagian lain tubuh dan memprovokasi gejala-gejala yang jauh dari titik masuknya. Sebagai contoh, allergen-allergen didalam makanan mungkin dapat mempercepat pelepasan penengah-penengah (mediators) didalam kulit dan menyebabkan hives.
Kita akan mengasumsikan bahwa allergen-allergen didefinisikan sebagai: sumber dari bahan-bahan yang menghasilkan alergi (sebagai contoh, kucing), bahannya sendiri (dander kucing), atau protein-protein spesifik yang memprovokasi tanggapan imun (contohnya, Feld1). Feld1, dari Felis domesticus (kucing yang jinak), adalah allergen kimia yang paling penting pada dander kucing.
Allergen-allergen mungkin dapat terhirup, tercerna (termakan atau tertelan), dipakai pada kulit, atau disuntik kedalam tubuh baik sebagai obat atau dengan tidak hati-hati oleh sengatan serangga.
Didalam Udara Yang Kita Napas
Bernapas dapat penuh risiko jika anda alergi. Disamping oksigen, udara mengandung variasi yang lebar dari partikel-partikel; beberapa beracun, beberapa berinfeksi, dan beberapa tidak berbahaya termasuk allergen-allergen. Penyakit-penyakit yang umum yang berasal dari allergen-allergen udara adalah hay fever, asma, dan conjunctivitis. Allergen-allergen berikut umumnya tidak berbahaya, namun dapat memicu reaksi-reaksi alergi ketika dihirup oleh individu-individu yang sensitif.
· Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar
· Tungau
· Protein-protein binatang: dander, kulit, dan/atau urin
· Spora-spora jamur
· Bagian-bagian serangga: kacoa-kacoa
Didalam Apa Yang Kita Makan
Ketika makanan-makanan dan obat-obatan dicerna, allergen-allegen mungkin dapat mengakses kedalam aliran darah dan menjadi terpasang pada IgE tertentu didalam sel-sel pada tempat-tempat yang jauh seperti kulit atau selaput-selaput hidung. Kemampuan dari allergen-allergen untuk berpergian menerangkan bagaimana gejala-gejala dapat terjadi pada area-area yang berlainan dari saluran pencernaan. Reaksi-reaksi alergi makanan dapat mulai dengan pembengkakan lidah atau tenggorokan dan mungkin diikuti oleh kesemutan (tingling), mual, diare, atau kram perut. Kesulitan bernapas dengan hidung atau reaksi-reaksi kulit mungkin juga dapat terjadi. Dua grup utama allergen-allergen yang dicerna adalah:
· Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi adalah susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-kacangan, kacang-kacang tumbuhan, kedele, dan gandum.
· Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik dan aspirin
Menyentuh kulit Kita
Allergic contact dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi lokal. Mayoritas dari reaksi-reaksi kulit lokal ini tidak melibatkan IgE, namun disebabkan oleh sel-sel peradangan. Rash yang ditimbulkan adalah serupa dengan yang dari ivy rash yang beracun. Harus dicatat bahwa ketika beberapa allergen-allergen (contohnya, latex) bersentuhan dengan kulit, mereka diserap oleh kulit dan dapat juga berpotensi menyebabkan reaksi-reaksi keseluruh tubuh, tidak hanya pada kulit saja. Untuk kebanyakan orang, bagaimanapun, kulit adalah penghalang yang hebat yang hanya dapat dipengaruhi secara lokal. Contoh-contoh dari allergic contact dermatitis termasuk:
· Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE dan non-IgE)
· Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak)
· Zat pewarna (Dyes)
· Bahan-bahan kimia
· Logam-logam (nickel)
· Kosmetik-Kosmetik
Allergic contact dermatitis tidak melibatkan antibodi IgE, namun melibatkan sel-sel dari sistim imun yang diprogram untuk bereaksi ketika dipicu oleh allergen yang mensensitifkan. Menyentuh atau menggosok unsur/bahan yang pernah membuat anda sensitif sebelumnya dapat memicu rash kulit (skin rash).
Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh
Reaksi-reaksi yang paling berat dapat terjadi ketika allergen-allergen disuntikan kedalam tubuh dan mendapat akses langsung kedalam aliran darah. Akses ini membawa risiko dari reaksi umum, seperti anaphylaxis, yang dapat membahayakan nyawa. Berikut adalah allergen-allergen yang paling umum disuntikan yang dapat menyebabkan rekasi-rekasi alergi yang berat:
· Racun serangga
· Obat-obatan
· Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi)
· Hormon-hormon (contohnya, insulin)


Autoimmune Hepatitis

Fungsi Hati
Hati adalah "kamar mesin" tubuh. Ia memainkan peran yang penting dalam pencernaan, ia membuat ratusan komponen-komponen (misal kebanyakan protein-protein darah) yang penting untuk kehidupan, ia adalah tempat utama produksi energi dan bekerja sebagai gudang energi, dan ia membantu dalam pengeluaran senyawa-senyawa racun dari darah.
Hati manusia terdiri dari dua segmen-segmen utama atau lobes: lobe kanan yang besar dan lobe kiri yang lebih kecil. Ia mendekap terhadap diaphragm dibawah sangkar tulang rusuk dibagian kanan atas dari perut. Pada kaum dewasa, ia seberat kira-kira 2-3 lbs (1.0-1.5 kg) dan mempertahankan ukurannya pada proporsi yang relatif konstan pada berat badan, meningkat atau berkurang dalam ukuran ketika kita menambah atau kehilangan berat badan. Ini mewakili kapasitas berlebihan yang besar terhadap apa yang sebenarnya diperlukan untuk menopang kehidupan, dan kita kenyataannya dapat memanage cukup baik dengan hanya kira-kira 20-30% dari hati-hati kita yang berfungsi secara normal. Ia adalah organ yang sungguh kuat. Ketika rusak, dan jika kerusakan dapat dihentikan, atau ketika sebagian dikeluarkan secara operasi, ia adalah satu-satunya organ yang mempunyai kemampuan untuk meregenerasi dirinya sepenuhnya ke ukuran benar yang tepat.
Hati membantu pencernaan dengan menghasilkan empedu, cairan yang berwarna coklat-orange yang adalah campuran dari kolesterol, beragam protein-protein dan yang disebut garam-garam empedu - yang adalah detergent-detergent yang sangat kuat. Warnanya disebabkan oleh kehadiran dari bilirubin, yang adalah produk pembuangan yang dibentuk dari haemoglobin (protein pembawa oksigen utama dalam sel-sel darah merah) ketika sel-sel darah merah tua diuraikan. Empedu dikeluarkan via saluran-saluran empedu dan disimpan dalam kantong empedu, dari mana ia kemudian dikeluarkan kedalam duodenum (bagia pertama dari usus-usus) ketika diperlukan. Makanan-makanan berlemak yang memasuki duodenum dari lambung dibuat lebih mudah dicerna dengan emulsifikasi oleh garam-garam empedu. Bilirubin dan produk-produk uraiannya adalah pigmen-pigmen yang memberikan feces-feces warna normal coklat mereka. Adalah juga pigmen yang membuat kulit berubah kuning pada orang-orang yang jaundiced. Ini karena, ketika hati rusak, empedu seringkali tidak dapat dikeluarkan secara benar dan bilirubin cenderung berakumulasi dalam darah.
Definisi Auto-Immune Hepatitis
Maksudnya, ia adalah penyakit dimana tubuh "menolak" hatinya sendiri. Sistim imun tubuh didisain normalnya untuk melawan infeksi. Ketika kita terinfeksi oleh, katakan, virus, sel-sel darah putih khusus menyerang organisme yang menginfeksi dan mengeliminasinya secara langsung atau menghasilkan protein-protein yang dikenal sebagai antibodi-antibodi yang secara khusus mengenali dan membantu menghancurkan organisme. Cukup sering, infeksi-infeksi disertai oleh beberapa (biasanya cukup minor) kerusakan "yang kebetulan" pada jaringan-jaringan yang sehat, oleh sel-sel darah putih sendiri atau melalui produksi dari antibodi-antibodi (dikenal sebagai auto antibodies) terhadap jaringan-jaringan tubuh sendiri. Hal yang sama dapat terjadi ketika jaringan-jaringan dirusak oleh senyawa-senyawa kimia (seperti beberapa tipe-tipe dari obat-obat). Dengan kata-kata lain, kita semua berada dalam keadaan "autoimmunity", namun pada kebanyakan orang-orang ada mekanisme yang mematikan (atau mengontrol) reaksi-reaksi autoimmune oleh sistim-sistim imun kita terhadap jaringan-jaringan kita sendiri. Pada orang-orang dengan AIH, nampaknya bahwa mereka dilahirkan dengan (atau mengembangkan) kerusakan-kerusakan pada sistim kontrol ini sehingga mereka tidak dapat mematikan serangan autoimmune terhadap hati-hati mereka sendiri. Kerusakan-kerusakan serupa nampak hadir pada orang-orang dengan penyakit-penyakit autoimmune dari organ-organ lain, seperti penyakit autoimmune tiroid, myasthenia gravis (yang mempengaruhi syaraf-syaraf dan otot-otot), rheumatoid arthritis (yang mempengaruhi sendi-sendi), dan beberapa bentuk-bentuk dari diabetes.
Mengapa hanya beberapa jaringan-jaringan yang terpengaruh, misalnya hati pada AIH, dan tidak yang lain-lainnya ? Ini karena mekanisme kontrol adalah sangat kompleks. Nampaknya bahwa ia mempunyai beberapa komponen-komponen, beberapa yang mempunyai efek "dampening down" umum pada sistim imun dan lain-lain yang mengontrol reaksi-reaksi secara terpisah terhadap setiap dari jaringan-jaringan yang berbeda dalam tubuh. Unutk mengembangkan penyakit autoimmune yang mempengaruhi hanya (atau terutama) satu organ, adalah mungkin bahwa bagian-bagian kontrol umum tidak bekerja secara benar dan bahwa ada kerusakan-kerusakan tambahan pada salah satu dari bagian-bagian yang mengontrol reaksi-reaksi terhadap setiap jaringan secara terpisah.
Tipe-Tipe Yang Berbeda Dari Autoimmune Hepatitis
Hingga beberapa tahun yang lalu, penyelidik-penyelidik yang melakukan penelitian pada AIH mengelompokan penyakit menurut tipe-tipe yang berbeda dari auto antibodies yang ditemukan dalam darah dari pasien-pasien. Pasien-pasien dengan antinuclear (ANA) atau smooth muscle (SMA) auto antibodies, atau kedua-duanya, dikatakan mempunyai AIH tipe 1 dan mereka yang tidak mempunyai ini namun mempunyai apa yang disebut liver-kidney microsomal antibodies (LKM1) dikatakan empunyai penyakit tipe 2. Kira-kira 95% dari orang-orang dengan AIH, yang melingkupi semua batasan umur dari laki-laki dan wanita-wanita, mempunyai tipe 1. Paisen-pasien tipe 2 terdiri dari kelompok kecil dari (biasanya) wanita-wanita muda dengan penyakit yang parah. Belakangan, dikenali bahwa beberapa pasien-pasien tidak mempunyai satupun dari ketiga antibodies ini namun mempnyai auto antibodies lain yang sedang ditemukan. Ini diklasifikasikan sebagai mempunyai AIH tipe 3 dan subdivisi-subdivis lain disarankan berdasarkan auto antibodies lain yang ditemukan. Pengalaman dan penelitian lebih lanjut telah menunjukan bahwa keparahan penyakit lebih dihubungkan pada umur ketika ia berkembang (lihat bagian keempat) daripada pada tipe dari auto antibodies dan bahwa, paling sedikit dari pandangan klinis, ada sedikit perbedaan antara tipe-tipe yang berbeda atau sub-tipe. Semua tipe-tipe merespon pada perawatan standard (lihat bagian ke delapan) pada kebanyakan kasus-kasus dan tidak ada banyak perbedaan pada hasil akhir jangka panjang. Meskipun demikian, istilah-istilah tipe 1 dan tipe 2 masih umum digunakan karena dirasakan bahwa mekanisme-mekanisme dari kerusakan hati mungkin berbeda pada kedua tipe-tipe ini - meskipun respon pada perawatan dan hasil akhir adalah serupa.
Siapa Yang Lebih Banyak Dipengaruhi, Laki-Laki Atau Wanita-Wanita ?
Seperti kebanyakan penyakit-penyakit autoimmune, ia terutama mempengaruhi wanita-wanita (hanya kira-kira 20% dari orang-orang dengan AIH adalah laki-laki). Ia dapat berkembang pada segala umur namun mayoritas yang besar dari orang-orang dengan AIH mengembangkan penyakit antara umur antara 50 dan 70 tahun (seringkali sekitar menopause pada wanita-wanita). Ia cenderung menjadi lebih parah pada orang-orang yang lebih muda. Orang-orang yang lebih tua umumnya mempunyai bentuk yang lebih ringan yang seringkali lebih mudah dikontrol dengan perawatan (lihat bagian ia dirawat).
Berapa Banyak Yang Diketahui Dari Penyakit Ini ?
Cukup banyak benar-benar - paling sedikit berkenaan dengan tanda-tanda dan gejala-gejalanya dan bagaimana untuk mendiagnosa dan merawatnya. Diketahui bahwa orang-orang dengan AIH nampaknya mempunyai kecenderungan genetik pada penyakit dan bahwa kemungkinan ada sesuatu, seperti infeksi virus dari hati (yang mungkin tidak terdeteksi), yang diperlukan untuk memicu reaksi autoimmune pada tempat pertama (yang mungkin menerangkan mengapa kebanyakan orang-orang tidak mempunya penyakit dari kelahiran, meskipun mereka dilahirkan dengan kerusakan-kerusakan). Bagaimanpun, sifat yang tepat dari kerusakan-kerusakan, atau bagaimana untuk mengkoreksi mereka secara permanen, atau bagaimana kerusakan hati sebenarnya disebabkan, masih tidak diketahui.
Apakah Dia Penyakit Yang Umum Atau Jarang, Penyakit Yang Sangat Jarang Ditemukan ?
Ia nampaknya cukup jarang, namun kita benar-benar tidak tahu berapa umum ia adanya. Perkiraan-perkiraan kasar menyarankan bahwa mungkin di suatu tempat antara 6,000 dan 10,000 orang-orang yang terpengaruh di Inggris. Bagaimanpun, sekarang diketahui bahwa banyak orang-orang mungkin tidak mempunyai gejala-gejala untuk periode-periode yang panjang dan adalah mungkin bahwa banyak dari yang mempunyai penyakit yang ringan mungkin tidak pernah didoagnosa sebagai mempunyai AIH. Pada beberapa negara-negara dimana penyakit-penyakit lain dari hati (seperti hepatitis virus yang kronis) adalah sangat umum, kondisi-kondisi ini mungkin menyembunyikan AIH dan ia mungkin tidak ditemukan.
Tipe-Tipe Persoalan-Persoalan Yang Mungkin Terjadi Dengan Tipe Penyakit Ini
Mayoritas besar dari orang-orang dengan AIH merespon baik pada perawatan dan merasa cukup baik kebanyakan waktu. Persoalan utama yang dikeluhkan oleh beberapa orang-orang adalah perasaan agak lelah dari waktu ke waktu. Juga, untuk sebab-sebab yang tidak dimengerti, pada beberapa orang-orang penyakitnya berlanjut ke cirrhosis meskipun tampaknya dengan pengontrolan yang cukup dengan perawatan. Cirrhosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan endapan dari jaringan parut pada hati (apapun penyebabnya). Ini mungkin menyajikan persoalan-persoalan sendirinya, satu yang utama adalah peningkatan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah yang menuju ke hati (portal hypertension) yang, pada gilirannya, mungkin menjurus pada perkembangan dari varicose veins (varices) pada lambung dan sekitar ujung bawah dari oesophagus, yang mungkin berdarah. Pada sisi lain, diketahui bahwa orang-orang dapat mempunyai cirrhosis untuk 20 atau 30 tahun tanpa mengembangkan persoalan-persoalan seperti itu, jadi mereka mungkin tidak pernah timbul. Persoalan-persoalan lain yang dapat berkembang mungkin disebabkan oleh obat-obat yang digunakan untuk mengontrol penyakit, namun pada kebanyakan kasus-kasus ini adala tidak serius. Kira-kira 50% dari orang-orang menemukan bahwa mereka menambah berat badan ketika mereka pertama kali mulai mengambil steroid-steroid. Pada kira-kira 20% dari ini, penambahan berat badan yang berlebihan menyebabkan peningkatan pada tekanan darah (yang mungkin memerlukan perawatan). Steroid-steroid dapat juga menjurus pada perkembangan dari diabetes atau osteoporosis (penipisan tulang-tulang) namun, sekali lagi, pada dosis yang cukup rendah yang biasanya diperlukan untuk mempertahankan remisi, komplikasi-komplikasi ini adalah relatif jarang. Kira-kira 10% dari orang-orang tidak dapat mentolerir azathioprine, karena mereka mengembangkan ruam, atau ia mengganggu lambung-lambung mereka, atau ia mempengaruhi sel-sel darah putih mereka. Pada kasus-kasus ini, dosis-dosis yang sedikit lebih tinggi dari steroid-steroid mungkin diperlukan untuk mempertahankan remisi.
Bagaimama Dia Dirawat ?
AIH adalah salah satu penyakit-penyakit hati kronis yang sangat sedikit yang dapat secara sangat efektif dirawat dengan hanya terapi pengobatan pada mayoritas yang besar dari kasus-kasus. Corticosteroids (biasanya prednisone atau prednisolone) adalah perawatan standar. Azathioprine seringkali juga digunakan, karena ini mempunyai efek tambahan yang mengizinkan dosis-dosis yang lebih rendah dari steroids untuk digunakan, namun kira-kira 10% dari orang-orang tidak dapat mentolerir azathioprine untuk berbagai sebab-sebab. Pada awalnya, dosis-dosis tinggi yang sedang dari steroids diperlukan untuk beberapa minggu atau bulan untuk mendapatkan penyakit dibawah kontrol secepatnya. Sesudah itu, dan terutama jika azathioprine ditolerir, dosis steroid dapat seringkali dikurangi ke tingkat-tingkat yang cukup rendah. Tiga studi baru-baru ini (di Amerika, Sweden dan Germany) telah mengindikasikan bahwa, untuk kebanyakan orang-orang dengan AIH yang penyakitnya terkontrol dengan baik, harapan hidup tidak berbeda secara signifikan dari sisa populasi. Hal yang penting adalah mengambil tablet-tablet tepat seperti yang dresepkan oleh dokter.
Kerja Obat-Obat Dan Bagaimana Mereka Membantu
Dua obat-obat utama, corticosteroids dan azathioprine, mengurangi reaksi autoimmune. Dalam arti, mereka beraksi sebagai obat-obat "anti-penolakan" dan sesungguhnya mereka juga digunakan (diantara obat-obat lain) untuk mencegah penolakan setelah transplantasi. Obat-obat "anti-penolakan" yang lain, yang lebih baru menunjukan janji untuk orang-orang yang tidak merespon pada perawatan standar ini.
Akankah Saya Lepas Dari Obat-Obat ? Mengapa ?
Ini akan tergantung sebagian pada berapa parahnya penyakit anda pada pokoknya dan berapa baik (berapa cepat) ia merespon pada perawatan. Seperti tercatat diatas, mayoritas besar dari orang-orang merespon cukup cepat dan penyakit mereka mulai terkontrol dalam waktu beberapa bulan pada perawatan, namun nampaknya memakan waktu paling sedikit satu tahun, adakalanya beberapa tahun, untuk mendapatkannya dibawah kontrol sepenuhnya (artinya memasuki remisi sepenuhnya). Sesudah itu, adalah mungkin untuk menghentikan perawatan, namun bukti yang ada mengindikasikan bahwa hanya kira-kira 20-30% dari orang-orang dapat tetap bebas dari obat-obat untuk periode-periode yang panjang. Selalu ada kemungkinan bahwa penyakit mungkin kembali (relapse), bahkan bertahun-tahun setelah menghentikan perawatan. Bagaimanapun, jika ia kembali, ia dapat biasanya dikontrol lagi dengan perawatan standar.
Apa Yang Saya Boleh Dan Tidak Boleh Lakukan Jika Saya Mempunyai AIH
Jika penyakit anda terkontrol dengan baik pada perawatan, sebenarnya ada sedikit saja yang anda tidak dapat lakukan. Bagaimanpun, anda harus umumnya menghindari alokohol. Satu gelas wine atau setengah pint bier pada kejadian-kejadian khusus mungkin tidak membahayakan anda, namun ini harus benar-benar "adakalanya" (artinya tidak lebih dari satu kali per bulan). Pada sisi lain, jika AIH anda tidak terkontrol sepenuhnya, anda dapat lalukan apa saja yang anda ingin lakukan namun anda harus menghindari alkohol sepenuhnya. Dokter anda adalah orang yang terbaik untuk menasehati anda pada hal ini.
Akankah Transplantasi Diperlukan ?
Ini akan tergantung pada apakah penyakit anda merespon secara cukup memuaskan pada perawatan. Seperti disebutkan diatas, mayoritas besar dari orang-orang dengan AIH merespon dengan baik dan oleh karenanya tidak pernah memerlukan transplantasi. Sejumlah kecil orang-orang yang mungkin memerlukan transplantasi adalah mereka yang dengan penyakit yang parah yang tidak merespon secara cukup cepat pada pengobatan dan beberapa yang dengan penyakit yang berkepanjangan yang telah berlanjut ke titik dimana tidak cukup hati tertinggal untuk mempertahnkan kehidupan atau yang telah mengembangkan komnplikasi-komplikasi yang serius.
Angka Kelangsungan Hidup Dari Transplantasi
Karena perbaikan-pebaikan pada operasi (dan pada obat-obat yang digunakan untuk mencegah penolakan) melalui waktu 5-10 tahun yang lalu, angka-angka kelangsungan hidup biasanya diperhitungkan untuk hanya 5 tahun (karena dokter-dokter masih belum mempunyai cukup pengalaman dengan perkembangan-perkembangan baru ini melalui periode-periode yang lebih panjang). Juga, karena begitu sedikit orang-orang dengan AIH yang memerlukan transplantasi-transplantasi hati, pengalaman masih cukup terbatas. Kabar baiknya adalah bahwa, diantara pusat-pusat diseluruh dunia dimana kebanyakan transplantasi-transplantasi hati untuk AIH dilakukan, kelangsungan hidup 5 tahun sekarang ini adalah kira-kira 80-90%.
Jika Transplantasi Diperlukan, Akankah Penyakitnya Kembali ?
Sayangnya, ya ia dapat kembali. Bagaimanapun, obat-obat yang digunakan untuk mencegah penolakan dapat juga membantu mengontrol AIH dan biasanya hanya ketika obat-obat ini dikurangi ke dosis-dosis yang rendah atau dihentikan bersama penyakitnya kembali. Namun, jika ia kembali, ia dapat seringkali dikontrol lagi dengan terapi standar.
Mengapa Dia kembali ?
Kemungkinan karena transplantasi tidak menyembuhkan kerusakan-kerusakan genetik dasar yang berhubungan dengan kontrol dari reaksi autoimmune.
Kesempatan-Kesempatan Kembalinya Penyakit
Ini benar-benar tidak diketahui, karena angka-angka dari orang-orang dengan AIH yang memerlukan transplantasi adalah begitu kecil dan masih tidak ada pengalaman yang cukup berjangka panjang untuk membuat perhitungan-perhitungan ini.
Apa Yang Terjadi Setelah Transplantasi, Apa Langkah Selanjutnya ?
Ini tergantung pada berapa baiknya transplantasi berjalan. Bagaimanapun, kebanyakan orang-orang yang ditransplantasikan untuk AIH berjalan dengan baik dan menjalankan hampir kehidupan-kehidupan yang normal - bahkan pada jangkauan dari adakalanya bertanding pada Transplant Olympics !!!
Obat-Obat Yang Diperlukan Untuk Menghentikan Penolakan
Sebelumnya, obat-obat utama yang digunakan adalah steroid-steroid, azathioprine dan cyclosporine, pada beragam kombinasi-kombinasi. Bagaimanpun, pada tahun-tahun baru-baru ini tacrolimus sedang secara meningkat digunakan pada efek yang besar dan obat-obat yang lain, lebih baru seperti mycophenolate juga memberikan hasil-hasil yang menjanjikan.
Jika Saya Mempunyai AIH, Dapatkah Saya Mempunyai Anak-Anak ?
Jika anda adalah seorang laki, seharusnya tidak ada masalah. Jika anda adalah seorang wanita, itu akan tergantung pada seberapa baiknya penyakit anda terkontrol dan komplikasi-komplikasi apa (jika ada) yang telah dikembangkan oleh anda. Dokter anda adalah orang yang terbaik untuk menasehati anda pada ini. Jika penyakit anda aktif, anda mungkin menemukan bahwa anda tidak dapat menjadi hamil karena penyakit yang aktif dapat mempengaruhi ovulasi. Studi-studi baru-baru ini telah menunjukan bahwa wanita-wanita yang lebih muda dengan AIH yang penyakitnya dalam remisi cukup sering menjadi hamil. Kebanyakan tidak mempunyai persoalan-persoalan utama selama kehamilan-kehamilan mereka dan mempunyai bayi-bayi sehat yang normal. Bagaimanapun, untuk sebab-sebab yang tidak dimengerti, beberapa wanita-wanita kambuh (relapse) selama kehamilan-kehamilan mereka dan yang lain-lain kambuh dalam beberapa bulan setelah kelahiran, bahkan jika mereka telah meneruskan seluruh perawatan obat mereka yang normal. Oleh karenanya, adalah penting untuk mempunyai check-ups yang sangat teratur selama kehamilan dan setelah kelahiran, dan untuk mengenali bahwa peningkatan pada pengobatan anda mungkin diperlukan pada beberapa stadium. Bukti yang tersedia menyarankan bahwa, pada dosis-dosis yang normalnya digunakan untuk mempertahankan AIH pada remisi, steroid-steroid dan azathioprine kelihatannya tidak mempengaruhi bayi.
Dapatkah AIH Diturunkan ?
Segala sesuatu tentang tubuh-tubuh kita dikontrol oleh gen-gen kita, yang kita wariskan dari orang tua-orang tua kita dan nenekmoyang-nenekmoyang mereka. Namun fungsi-fungsi dari gen-gen kita dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan berubah sepanjang kehidupan - yang adalah mengapa kita tidak menikmati "masa muda abadi". Lebih jauh, kita semua mempunyai kerusakan-kerusakan dari satu atau lain jenis pada gen-gen kita. Apakah kerusakan-kerusakan ini mempengaruhi kehidupan-kehidupan kita tegantung pada mereka adalah apa. Pada banyak kejadian-kejadian kerusakan-kerusakan adalah tidak penting atau ada gen-gen lain yang dapat mengkompensasi mereka. Seperti didiskusikan diatas, nampaknya mungkin bahwa beberapa kerusakan-kerusakan pada kontrol dari sistim imun diperlukan untuk AIH berkembang, dan bahwa ini adalah genetik sifatnya dan kemungkinan diwariskan. Jadi, kelihatannya adalah kecenderungan genetik pada perkembangan dari AIH. Bagaimanapun, AIH bukanlah turun temurun dalam arti yang biasa. Nampaknya ia adalah lebih "kecelakaan alam", dimana sejumlah gen-gen yang berbeda yang cenderung pada penyakit telah datang bersama-sama pada satu individu. Ada sangat sedikit laporan-laporan dari AIH yang terjadi pada lebih dari satu anggota keluarga, jadi pengetahuan sekarang ini menyarankan bahwa adalah sangat tidak mungkin bahwa ia dapat diturunkan pada satu anak.
Definisi Biopsi Hati
Ini adalah prosedur diagnostik yang digunakan untuk memperoleh jumlah yang sedikit dari jaringan hati, yang dapat diperiksa dibawah mikroskop untuk membantu mengidentifikasi penyebab atau stadium dari penyakit hati.
Bahaya-Bahaya Dari Biopsi Hati
Perdarahan adalah risiko utama dari biopsi hati, dari sisi tempat jarum masuk ke hati, meskipun ini terjadi pada kurang dari 1% dari pasien-pasien. Untungnya, risiko kematian dari biopsi hati adalah sangat rendah, mencakup dari 0.1% sampai 0.01%.
Definis Cirrhosis
Hati mempunyai kapasitas yang luar biasa untuk mereparasi sendiri ketika rusak. Namun ketika penyebab dari kerusakan tetap berlangsung, bagaimanapun, seperti pada hepatitis kronis, proses reparasi mungkin tidak mampu bisa seiring dengan kematian sel yang terus menerus. Sebagai konsekwensi, kerangka reticulin yang memegang hepatocytes pada tempatnya runtuh dengan sendirinya dan akhirnya mulai menempel bersama, membentuk jaringan parut. Proses ini dikenal sebagai fibrosis. Jika fibrosisnya parah, jaringan yang terbentuk dapat mulai mengganggu jalan-jalan lintas yang normal dari darah melalui hati. Beberapa sel-sel hati mungkin kemudian kelaparan oksigen dan nutrisi-nutrisi, dan ini dapat menjurus pada kematian sel yang lebih jauh dan pembentukan dari lebih banyak jaringan parut - semacam proses yang mengabadikan sendiri yang dapat maju dalam kebersamaan dengan apa saja yang menyebabkan kerusakan pada tempat pertama. Ketika fibrosis menjadi sangat parah, ia dikenal sebagai cirrhosis - istilah yang didapat dari kata Yunani kirros, yang berarti orange atau tawny, yang benar-benar menggambarkan penampakan dari hati yang sirosis yang disebabkan oleh pengurangan jumlah darah yang mengalir melaluinya dan akumulasi dari pigmen-pigmen empedu didalamnya.
Penyebab-Penyebab Cirrhosis
Sering diperkirakan bahwa cirrhosis disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Ini adalah tidak benar. Kenyataannya, cirrhosis dapat disebabkan oleh segala proses yang secara terus menerus merusak hati. Meskipun meminum alkohol yang berat adalah penyebab utama di Europe atau Amerika utara, ini bertanggung jawab untuk hanya kira-kira 60% dari kasus-kasus cirrhosis di negara-negara ini. Pada area-area dari dunia dimana hepatitis virus dan berbagai infeksi-infeksi microba lain dari hati adalah sangat umum, mayoritas besar dari kasus-kasus cirrhosis disebakan oleh infeksi-infeksi kronis dengan agent-agent ini. Penyebab-penyebab penting lain termasuk penyakit-penyakit autoimmune hati dan beragam penyakit-penyakit genetik yang mempengaruhi hati.
Dapatkah Cirrhosis Disembuhkan ?
Sekali cirrhosis ditegakan proses pada dasarnya tidak dapat dibalikan. Penyembuhan satu-satunya adalah transplantasi hati, namun ini mungkin tidak selalu mungkin atau tepat. Bagaimanapun, keparahan dapat seringkali dikurangi dengan mengeluarkan atau merawat penyebab yang mendasari cirrhosis. Contohnya, individu-individu dengan cirrhosis yang disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan seringkali mengalami perbaikan yang dramatik ketika mereka menghentikan meminum alkohol.
Adakah Perawatan Untuk Cirrhosis ?
Tidak ada perawatan untuk cirrhosis sendiri, namun komplikasi-komplikasi yang timbul pada stadium-stadium lanjut dapat seringkali dirawat dengan sukses, dengan perpanjangan kehidupan yang dapat dipertimbangkan. Jika portal hypertension berkembang, adakalanya mungkin untuk merawat ini dengan obat-obat untuk mengurangi tekanan darah. Obat-obat lain, dikenal sebagai diuretics, seringkali digunakan untuk mengurangi akumulasi cairan pada pasien-pasien dengan ascites atau bentuk-bentuk lain dari edema. Jika ini tidak bekerja, operasi mungkin diperlukan untuk mengurangi ascites atau transplantasi hati mungkin diperlukan. Varices-varices lambung atau esophagus dapat disuntik dengan senyawa yang dikenal sebagai sclerosant untuk menutup jalan ini dan menghentikan perdarahan. Ini adalah serupa pada perawatan dari varicose veins pada kaki-kaki, kecuali ini harus dilakukan dengan endoscopy. Perkembangan yang lebih baru-baru ini melibatkan penggunaan endoscope untuk menempatkan karet gelang kecil sekitar varices untuk mengakhiri suplai darah lokal.
Jika ada perdarahan yang parah, baloon yang dapat ditiup (dikenal sebagai tabung Sengstaken) mungkin diturunkan ke oesophagus untuk mengaplikasikan tekanan sebagai tindakan darurat untuk menghentikan perdaraha hingga endoscopic injection atau varices dapat dilakukan. Pada beberapa kasus-kasus, mungkin perlu dipertimbangkan melakukan operasi, dikenal sebagai shunt procedure (atau TIPS), untuk mengalihkan darah dari vena portal kedalam pembuluh-pembuluh lain yang dapat mengatasi tekanan.
Gejala-Gejala
· Kelelahan - gejala-ejala yang paling umum yang orang-orang dengan AIH akan hadapi.
· Hati yang membesar.
· Jaundice.
· Gatal.
· Ruam kulit.
· Nyeri sendi.
· Ketidaknyamanan perut.
· Cairan dalam perut (ascites).
· Kebingungan mental.
· Amenorrhea.
Orang-orang pada stadium-stadium lanjut dari penyakit kemungkinan mempunyai gejala-gejala seperti cairan dalam perut (ascites) atau kebingungan mental. Wanita-wanita mungkin berhenti mempunyai periode-periode menstruasi. Gejala-gejala dari autoimmune hepatitis mencakup dari ringan sampai parah. Karena hepatitis virus yang parah atau hepatitis yang disebabkan oleh obat - contohnya, antibiotik-antibiotik tertentu - mempunyai gejala-gejala yang sama, tes-tes mungkin diperlukan untuk diagnosis yang tepat. Dokter anda harus juga meninjau kembali dan menyampingkan semua obat-obat anda sebelum mendiagnosa autoimmune hepatitis.




C-Reactive Protein
(CRP) Testing

Kata Pengantar Pada C-Reactive Protein Testing
Peradangan (pembengkakan) dari arteri-arteri adalah faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Ia telah dihubungkan pada peningkatan risiko penyakit jantung, serangan jantung, stroke dan penyakit arteri peripheral.
Untuk melihat apakah arteri-arteri anda meradang sebagai akibat dari atherosclerosis, dokter-dokter dapat menguji darah anda untuk C-reactive protein (CRP). Tubuh menghasilkan CRP sewaktu proses umum dari peradangan. Oleh karenanya, CRP adalah "penanda" untuk peradangan, yang berarti kehadirannya mengindikasikan keadaan peradangan yang meningkat didalam tubuh.
CRP dan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Pada studi-studi yang melibatkan jumlah yang besar dari pasien-pasien, tingkat-tingkat CRP tampaknya berkorelasi dengan tingkat-tingkat dari risiko kardiovaskular. Kenyataannya, CRP tampaknya memprediksi risiko kardiovaskular paling sedikit sebaik yang dilakukan tingkat-tingkat kolesterol. Data dari studi kesehatan dokter-dokter, percobaan klinik yang melibatkan 18,000 dokter-dokter yang terlihat sehat, menemukan bahwa tingkat-tingkat dari CRP yang naik dihubungkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar tiga kali.
Pada studi kesehatan wanita Harvard, hasil-hasil dari tes CRP adalah lebih akurat daripada tingkat-tingkat kolesterol dalam memprediksi persoalan-persoalan koroneri. Dua belas penanda-penanda yang berbeda dari peradangan dipelajari pada wanita-wanita yang sehat dan sudah menopause. Setelah tiga tahun, CRP adalah peramal risiko yang paling kuat. Wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat CRP yang paling tinggi adalah lebih dari empat kali lebih mungkin telah meninggal dari penyakit koroneri, atau telah menderita serangan jantung yang tidak fatal atau stroke. Kelompok ini juga lebih mungkin telah memerlukan prosedur kardiak seperti angioplasty (prosedur yang membuka arteri-arteri yang tersumbat dengan menggunakan tabung fleksibel) atau operasi bypass daripada wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat yang paling rendah.
Mengukur CRP
CRP diukur dengan tes darah sederhana, yang dapat dilakukan pada saat yang sama dimana kolesterol anda diperiksa. Satu tes sejenis ini adalah tes C-reactive protein (HS-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau US-CRP) yang sangat peka.
Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes anda.

CRP Risiko untuk Penyakit Kardiovaskular
Kurang dari 1.0 mg/L Rendah
1.0-2.9 mg/L Menengah
Lebih besar dari 3.0 mg/L Tinggi
Adalah penting untuk mencatat bahwa peradangan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi lain, seperti infeksi, penyakit, atau keluarnya arthritis yang serius, dapat menaikan tingkat-tingkat CRP. Sebelum mendapatkan tes CRP, beritahukan dokter anda kondisi-kondisi medis lain mana yang anda punya.
Perlukah Tingkat CRP Saya Diuji ?
Untuk sekarang, mereka yang berisiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular harus mempertimbangkan memasukan suatu tes CRP bersama dengan analisa lipid (lemak) standar mereka. Ini termasuk orang-orang dengan paling sedikit satu atau kombinasi dari faktor-faktor risiko berikut:
· Serangan jantung atau stroke sebelumnya
· Sejarah penyakit kardiovaskular keluarga
· Tingkat-tingkat kolesterol yang naik
· Seorang pria
· Perokok sigaret
· Diabetes atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
· Ketidakaktifan fisik
· Berat badan yang berlebihan
Sebagai tambahan, penelitian menyarankan bahwa adalah mungkin menguntungkan untuk mempunyai tingkat CRP anda diuji jika anda akan menjalani perawatan jantung seperti angioplasty. Minta pada dokter anda untuk petunjuk-petunjuk spesifik mengenai situasi anda.
Perawatan untuk CRP yang tinggi
Untuk mengurangi risiko kardiovaskular anda, anda harus membuat perubahan-perubahan gaya hidup, seperti diet (makanan) jantung sehat, latihan, mengontrol diabetes, berhenti merokok, mengontrol tekanan darah tinggi, dan minum lebih sedikit alkohol.
Untuk mereka yang dengan tingkat CRP yang naik, meminum aspirin mungkin menyediakan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular. Obat-obat yang menurunkan kolesterol mungkin juga mengurangi CRP. Dokter anda akan meresepkan obat-obat dan dosis-dosis yang tepat untuk merawat kondisi anda.








ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF
BY DODDY YUMAM P SKep.Ns

I. ORGANISASI DAN SEL SARAF


A. PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama :
Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).
 Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.
Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.

B. ORGANISASI STRUKTURAL SISTEM SARAF
a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
 Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur
(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.

C. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF
a. NEURON adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.



b. KLASIFIKASI NEURON
a) Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP.
 Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b) Struktur. Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam golongan ini.
Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

c. SEL NEUROGLIAL. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal medulla spinalis.


d. KELOMPOK NEURON
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf perifer.
c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama.
f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis.

II. SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER
A. OTAK
a. PERKEMBANGAN OTAK
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung.
Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
o Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
o Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
o Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan mielensefalon.
 Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
 Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
o Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral medulla spinalis.

b. LAPISAN PELINDUNG otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.
a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

c. CAIRAN CEREBROSPINALIS
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak.
Cairan cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis.
Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.

d. SEREBRUM
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
o Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
o Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
o Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
o Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
 Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan
 Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum
Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
o Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.

e. AREA FUNGSIONAL KORTEKS SEREBRI
a) Area motorik primer pada korteks
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik.
Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b) Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
c) Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih serebrum.

f. DIENSEFALON
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer serebral, kecuali pada sisi basal.
TALAMUS
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.

HIPOTALAMUS
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga.
Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual.
Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.

EPITALAMUS
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

g. SISTIM LIMBIK
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar.
Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.

h. OTAK TENGAH
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.

i. PONS
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII.

j. SEREBELUM
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar.
Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.

k. MEDULLA OBLONGATA

Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral.
Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla.

l. FORMASI RETIKULAR
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.


B. MEDULLA SPINALIS

a. FUNGSI MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.

b. STRUKTUR UMUM
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.

c. STRUKTUR INTERNAL
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H.
Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis.
Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.

d. TRAKTUS SPINAL
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

C. SISTEM SARAF PERIFER
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

a. SARAF KRANIAL
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.

SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.

SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic.
Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.

SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata.
Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.

SARAF TRAKLEAR ( CN IV )
Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial.
Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata.
Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.

SARAF TRIGEMINAL ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral.
Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi :
o Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
o Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum.
o Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.

SARAF ABDUSEN ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata.
Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.

SARAF FASIAL ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.
Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.

SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal.
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.

SARAF VAGUS ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.
Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons.
SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus.
Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah.
Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.

b. SARAF SPINAL
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui rasiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya saraf tersebut.
o Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
o Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
o Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
o Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
o Saraf koksigis, 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

c. SISTEM SARAF OTONOM
GAMBARAN
SSO merupakan sistem motorik eferen viseral. Sistem ini menginervasi jantung ; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar.
SSO tidak memiliki input volunteer ; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada SSO.



DIVISI
SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan perannya antagonis.

DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.

DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL
Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.

NEUROTRANSMITER SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik parasimpatis yang disebut serabut kolinergik.
Norepinefrin dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.


BIO AKUSTIK by Doddy Yumam P SKep


A. BUNYI
1. PENDAHULUAN
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi pemindahan partikel.
Berbicara, tergantung pada substansi yang menjalar apabila suara mencapai tapal batas maka suara tersebut akan terbagi dua yaitu sebagian energi ditransmisikan / diteruskan dan sebagian direfleksikan (dipantulkan).
Suatu penelitian mengenai terjadinya penjalaran bunyi, mendeteksi serta penggunaan bunyi sangat penting untuk mengetahui lebih lanjut akan pengalihan energi mekanik.
Binatang mempergunakan suara untuk memperoleh perubahan informasi dan untuk medeteksi lokasi dari suatu objek. Misalnya ikan lumba-lumba , kelelawar, menggunakan suara untuk mengemudi dan menentukan lokasi makanan apabila cahaya tidak cukup untuk pengamatan. Manusia berusaha menggunakan suara sebagai pengganti cahaya bahkan sinar X. gema dipergunakan pengemudi pada kedalaman air dan pengamatan sedangkan ultrasonic atau frekwensi tinggi bunyi dipergunakan untuk diagnosis dan pengobatan. Bunyi yang berfrekwensi rendah dipergunakan dalam penelitian geofisik.

2. GELOMBANG BUNYI DAN KECEPATAN
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada gas. Zat cair atau gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu . Gelombang bunyi ini menjalar secara transversal atau longitudinal, lain dengan cahaya hanya menjalar secara transversal saja.

Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
Bunyi mempunyai hubungan antara frekwensi vibrasi (f) bunyi, panjang gelombang ( γ ) dan kecepatan V, secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan dalam rumus.
Pada penelitian lebih lanjut diperoleh bahwa bunyi yang melewati berbagai zat mempunyai kecepatan tersendiri seperti terlihat pada daftar di bawah ini :

3. SUMBER BUNYI
Banyak sekali fenomena menghasilkan bunyi. Misalnya pembakaran minyak dalam suatu mesin, selalu menghasilkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan instrument musik, gerakan dahan, pohon atau daun juga menghasilkan bunyi. Ruang mulut dan ruang hidung manusia merupakan struktur resonansi untuk menghasilkan vibrasi melalui pita suara; demikian pula garputala yang digetarkan akan menghasilkan bunyi. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bunyi itu bisa berasal dari alam, dan bisa berasal dari perbuatan manusia.

4. MENDETEKSI BUNYI
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekwensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan angina, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.

5. PEMBAGIAN FREKWENSI BUNYI
Pembagian frekwensi bunyi mempunyai arti dalam hal pengobatan, diagnosis, nyeri yang ditimbulkan dan sebagainya.
Berdasarkan frekwensi maka bunyi dibedakan dalam 3 daerah frekwensi yaitu ;
a. Frekwensi bunyi antara 0 – 16 Hz (infrasound)
Frekwensi ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran bangunan maupun truk mobil. Vibrasi yang ditimbulkan oleh truk mobil biasanya mempunyai frekswensi sekitar 0 – 16 Hz. Frekwensi lebih kecil dari 16 Hz akan menyebabkan perasaan yang kurang nyaman (discomfort), kelesuan (fatique), kadang-kadang menimbulkan perubahan pada penglihatan. Apabila vibrasi bunyi dengan frekwensi infra yang mengenai tubuh akan menyebabkan resonansi dan akan terasa pada beberapa bagian tubuh.
b. Frekwensi antara 16 – 20.000 Hz (frekwensi pendengaran).
Dari hasil percobaan diperoleh kepekaan telinga terhadap frekwensi bunyi antara 16 – 4. 000 Hz. Nilai ambang rata-rata secara internasional terletak di daerah 1.000 Hz. Arti dari nilai ambang yaitu frekwensi yang berkaitan dengan nineau bunyi (dB) yang dapat didengar, misalnya pada frekwensi 30 Hz nineau bunyi harus 60 Hz dB (yaitu 10 6 x 10 -2 W/m2); untuk mendengar bunyi tersebut (60 dB) berarti telinga seseorang harus 10 6 x lebih kuat pada nada 1.000 Hz baru dapat mendengar bunyi tersebut dan berarti pula tekanan bunyinya harus 103 x lebih besar.
Pada usia lanjut misalnya 60 tahun, nilai ambang pendengaran bagi 4.000 Hz terletak ± 40 dB lebih tinggi dari pada usia muda (20 tahun). Gejala naiknya nilai ambang karena usia tersebut dinamakan presbikusis (kurang pendengaran oleh karena umur semakin tua ).
c. Frekwensi diatas 20.000 Hz
Frekwensi ini disebut ultrasonic/bunyi ultra. Frekwensi ini dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan, destruktif/penghacuran dan diagnosis. Hal ini dapat terjadi oleh karena frekwensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup besar.

6. INTENSITAS BUNYI
Untuk menghitung intensitas bunyi perlu mengetahui energi yang dibawa oleh gelombang bunyi. Energi bunyi ada 2 yaitu energi potensial dan energi kinetik. Intensitas gelombang bunyi (I) yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2. Apabila dinyatakan dalam rumus maka
ρ = Masa jenis medium (Kg/m )
v = Kecepatan bunyi (m/detik)
ρv = Z = Impedansi akustik
A = Maksimum amplitude atom-atom/molekul.
F = Frekwensi
W = 2πf = frekwensi sudut

Intensitas (I) dapat pula dinyatakan sebagai berikut :

Po = Perubahan tekanan maksimum (N/m ).

7. SKALA DESIBEL (NINEAU BUNYI)
Alexander Graham Bell (1847 – 1922) guru besar Fisiologi di Boston, adalah penemu telpon tahun 1876, melakukan penelitian terhadap suara dan pendengaran, beliau mengatakan satu bel; (nineau suara) = apabila diperoleh intensitas suatu bunyi adalah 10 kali intensitas yang lainnya maka . Intensitas yang lainnya maka .
Oleh karena bell merupakan unit yang besar sehingga dipakai decibel (dB). Hubungan bell dengan decibel dinyatakan 1 bell = 10 dB. Telah diketahui bahwa intensitas (I) berbanding langsung dengan P maka perbandingan antara tekanan dari dua bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut :

10 Log = 20 Log
Rumus ini menunjukkan nilai decibel (dB) yang dipergunakan untuk membandingkan dua tekanan bunyi dalam medium yang sama.

8. KEKERASAN BUNYI / NYARING BUNYI
Kekerasan bunyi merupakan bagian dari ukuran bunyi yang merupakan perbandingan kasar dari logaritma intensitas efketifnya jarak penekanan bunyi yang mengakibatkan respon pendengaran. Kenyaringan bunyi tidak berkaitan dengan frekwensi ; kenyaraan 30 Hz mempunyai kekerasan sama dengan 4. 000 Hz bahkan mempunyai perbedaan intensitas dengan faktor 1.000.000 atau 6 dB.

9. SIFAT GELOMBANG BUNYI
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan / ditransmisi ke dalam tubuh. Mula-mula gelombang bunyi dengan amplitudo tertentu mengenai dinding, gelombang bunyi tersebut dipantulkan (R).pantulan tesebut tergantung pada impedansi akustik. Pernyataan itu ditulis sebagai berikut :

= Impedansi akustik (V) dari kedua media.
Telah diketahui bahwa gelombang bunyi sebagian akan diteruskan (T); besarnya T dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


Pada hukum geometri diketahui bahwa cahaya bisa refleksi (pantul) dan refraksi (patah). Demikian pula pada gelombang bunyi dapat dipatah (direfraksi) dan gelombang bunyi yang masuk ke dalam jaringan akan mengakibatkan berkurangnya amplitude gelombang bunyi.
Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus :

A = Amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm
Ao= Amplitudo bunyi mula-mula
ά= Koefisien absorpsi jaringan (cm )
x = Tebal jaringan (cm).

Hal yang sama dapat pula diketahui berupa nilai intensitas bunyi yang menetap pada jaringan yaitu :


Io = Intensitas mula-mula
I = Intensitas bunyi yang menetap pada jaringan
ά = Koefisien absorpsi

Dengan mempergunakan rumus-rumus tersebut dapat menghitung nilai absorpsi jaringan terhadap gelombang bunyi.

Koefisien absorpsi dan nilai paruh ketebalan jaringan
Bahan Frekwensi α
Nilai paruh ketebalan jaringan (cm)
Otot 1 0,13 2,7
Lemak 0,8 0,05 6,9
Otak 1 0,11 1,2
Tulang 0,6 0,4 6,95
Air 1 2,5 x 10
14 x 10


10. AZAS DOPPLER
Pada tahun 1800 ahli fisika telah membuktikan bahwa sumber bunyi berfrekwensi fo mempunyai derajat tinggi apabila sumber bunyi bergerak mendekati pendengaran; apabila sumber bunyi bergerak menjauh pendengar akan terdapat frekwwensi dengan derajat rendah. Demikian pula apabila pendengar mendekati sumber bunyi akan memperoleh frekwensi bunyi dengan derajat tinggi. Percobaan frekwensi ini disebut Doppler Shift. Sedang efek yang timbul akibat bergeraknya sumber bunyi atau bergeraknya pendengar disebut efek Doppler.
Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh misalnya darah. Berkas ultrasonic/bunyi ultra uynag mengenai darah (darah bergerak menjauhi bunyi) darah akan memantulkan bunyi ekho dan diterima oleh detector .

B. ULTRASONIK DALM BIDANG KEDOKTERAN

1. PENDAHULUAN
Ultrasonic / bunyi ultra dihasilkan oleh magnet listrik dan “Kristal Piezo Electric” dengan frekwensi di atas 20.000 Hz.
a. Magnet listrik
Batang ferromagnet diletakkan pada medan magnet listrik maka akan timbul gelombang bunyi ultra pada ujung ferromagnet. Demikian pula apabila batang ferromagnet dilingkari dengan kawat kemudian dialiri listrik akan timbul gelombang ultrasonic pada ujung batang ferromagnet.
b. Piezo electric
Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekwensi ultra; demikian pula vibrasi kristal akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat itu maka kristal electric dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi.

2. DAYA ULTRASONIK
Frekwensi dan daya ultrasonic yang dipakai dalam kedokteran menurut kebutuhan; apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic maka frekwensi yang digunakan sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm . Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W / cm akan dipakai sebagai pengobatan, sedangkan untuk merusakkan jaringan kanker dipakai daya 10 W/cm .

3. PRINSIP PENGGUNAAN ULTRASONIK
Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonic yaitu terjadi perubahan frekwensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh objek itu sendiri.

Efek gelombang ultrasonic
Ultrasonic sama dengan gelombang bunyi hanya saja frekwensi yang sangat tinggi dan mempunyai efek :
o Mekanik
Yaitu membentuk emulsi asap / awan dan disintegrasi beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.
o Panas
Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonic mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
o Kimia
Gelombang ultrasonic menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan polyester.
o Efek biologis
Efek yang ditimbulkan ultrasonic ini merupakan gabungan dari berbagai efek misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu ultrasonic menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Van’t Hoff (menimbulkan panas) otot mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia apabila daya ultrasonic ditingkatkan.

4. PENGGUNAAN DALAM BIDANG KEDOKTERAN
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonic dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonic dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
a. Ultrasonik sebagai pelengkap diagnosis
Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonic mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut pula. Transduser yang menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (ossiloskop).
Gambaran yang diperoleh CRT tergantung tehnik yang dipergunakan. Ada 3 macam metade dalam memperoleh gambaran yaitu :

o A Skanning
Disini yang akan dicari adalah besar amplitude sehingga di sebut A Skanning. Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan mencapai dinding B kemudian dipantulkan ke dinding A dan diterima oleh transduser.
o B Skanning
B Skanning disebut pula Bright Scanning. Metode skanning ini banyak dipakai di klinik oleh karena ini bisa memperoleh pandangan / gambaran dua dimensi dari bagian tubuh. Prinsip B Skanning sama dengan A Skanning. Hanya saja pada B Skanning transdusernya digerakkan (moving) sedangkan pada A Skanning transdusernya tidak digerakkan.
Gerakan transduser mula-mula akan menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kea rah lain menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.
Pada B Skanning ini, operator boleh meilih dua mode control pada alat elektronik; untuk mencapai nilai ambang agar memperoleh gambaran yang dikehendakinya maka dipakai alat control leading edge display.
Untuk mengatur cahaya benderang pada layer TV (=CRT = Tabung sinar katode) yang sebanding dengan besarnya echo / gema yang dihasilkan oleh transduser ultrasonic naka dipakai alat gray scale display.
o M Skanning
M Skanning atau Modulation scanning ini merupakan dua metode yang digunakan dalam kaitan untuk memperoleh informasi gerakan alat-alat dengan mempergunakan ultrasonic. Misalnya hal mempelajari gerakan jantung dan gerakan vulva, atau tehnik Doppler yang dipergunakan untuk mengukur aliran darah.
Pada M Skanning dimana A akan dalam keadaan stationer sedangkang echo yang terjadi berupa dot dari B skan.
b. Hal-hal yang didiagnosis dengan ultrasonic
Sesuai dengan metode skanning yang dipakai maka ultrasonic dapat dipergunakan untuk diagnosis :
o A Skanning
Mendiagnosis tumor otak ( echo encephalo graphy), memberi informasi tentang penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor-tumor retina.
o B Skanning
- Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin.
- Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus / kandung peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus (abortus yang sdang berlangsung).
- Lebih banyak memberi informasi daripada X-Ray dan sedikit resiko yang terjadi. Misalnya X-Ray hanya dapat mendeteksi kista yang radiopaque sedangkan B Skanning lebih banyak memberi petunjuk tentang yipe berbagai kista.
o M Skanning
- Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (timbunan zat cair dalam kantong jantung)
- M Skanning mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan berlangsung untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.
c. Penggunaan ultrasonic dalam pengobatan
Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonic mempunyai efek kimia dan biologi maka ultrasonic dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonic memberi efek kenaikan temperature dan peningkatan tekanan; efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan demikian ultrasonic dipakai sebagai diatermi/ pemanasan. Daya ultrasonic yang dipakai sebesar beberapa W/cm dilakukan dalam 3 – 10 menit, dua kali sehari, seminggu dilakukan 3 kali. Gelombang ultrasonic berbeda dengan gelombang elektromagnetik dan panas yang ditimbulkan oleh ultrasonic sangat berbeda dengan microwave diathermi.
Ultrasonic sebagai diathermi, intensitas yang dipakai 1 – 10 W / cm dengan frekwensi sebesar 1 MHz pemindahan amplitude sebesar 10 W/cm ke dalam jaringan ± 10 cm, maksimum tekanan 5 atm. Tekanan mula-mula maksimum, berubah menjadi minimum dengan panjang gelombang ½ λ; untuk 1 MHz gelombang ke dalam jaringan sebesar ½ λ = 0,7 mm.
Selain itu ultrasonic dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan pertumbuhan ; masih diselidiki lebih lanjut.
Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonic dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan keseimbangan, apabila diobati dengan ultrasonic dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonic menghansurkan jaringan dekat telinga tengah.

5. PENGGUNAAN ULTRASONOGRAFI DALAM PEMERIKSAAN JANIN
Perkembangan teknologi dan pengalaman penggunaan Ultrasonografi (USG) dalam bidang kedokteran sejak tahun 1952-an, memyebabkan USG pada saat ini mampu memberikan berbagai informasi yang sangat penting mengenai janin bukan saja dimensi / ukurannya, melainkan juga morfologi, fisiologi dan patofisiologinya.
Lebih lanjut, perkembangan teknologi USG pada saat ini telah jauh melampaui kemampuannya yang dahulu yaitu hanya sebagai alat Bantu diagnostic saja, tetapi juga telah menjadi alat Bantu terapi. Misalnya , janin yang anemia akibat penyakit aloimun dapat diperpanjang hidupnya dengan pemberian transfusi darah intra uterin dengan bantuan USG.
Pada tahun 1986, AIUM (The American Institute of Ultrasound in Medicine) telah menetapkan batasan minimal yang merupakan tujuan pemeriksaan USG di bidang Obstetri, yaitu untuk menentukan :
a. Pada trimester pertama :
Lokasi kantong janin, janin dan ukuran Crown Rump Length (CRL-nya)
Janin hidup atau mati
Jumlah janin
 Keadaan rahim dan adneksa
b. Pada trimester kedua dan ketiga, tujuannya adalah untuk menentukan :
Apakah janin hidup atau mati, jumlah dan presentasinya.
Jumlah cairan ketuban (normal, sedikit atau berlebihan)
 Morfologi plasenta dan lokasinya terhadap ostium uteri internum
 Umur kehamilan ditentukan dengan kombinasi pemeriksaan Biparietal Diameter (BPD), Head Circumference (HC) dan Femur Length (FL). Pemantauan pertumbuhan janin dinilai dengan melibatkan pemeriksaan AC.
Evaluasi keadaan rahim dan adneksanya
Pemeriksaan anatomi janin, setidaknya meliputi pemeriksaan : hemisfer otak, tulang belakang, lambung, kandung kemih, insersi tali pusat ke dinding perut janin dan ginjal janin.

Secara garis besar pemeriksaan janin dengan USG dapat dibedakan atas :
a. Pemeriksaan morfometri / biometri janin
Dengan pemeriksaan morfometri dapat ditentukan :
- Umur kehamilan
- Berat badan janin
- Pertumbuhan janin
b. Pemeriksaan kelainan congenital / morfologi janin dan tali pusat.
c. Pemantauan fungsi organ tubuh (fisiologi )janin.

PEMERIKSAAN MORFOMETRI / BIOMETRI JANIN
Penentuan umur kehamilan
Untuk menentukan umur kehamilan secara USG, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Ketepatan perkiraan umur kehamilan berbanding terbalik dengan usia janin.
b. Metode pengukuran yang optimal tergantung pada umur kehamilannya.
c. Masih terdapat kemungkinan kesalahan dalam tehnik pengukuran
d. Ketepatan diagnosis semakin meningkat dengan penggunaan beberapa metode pengukuran.
e. Pada kehamilan lanjut , ketepatan diagnosis semakin meningkat apabila dilakukan pemeriksaan serial.
Berbagai metode pengukuran morfometri yang ada saat ini adalah :
a. Kehamilan trimester I
• Crown Rump Length (CRL)
• Pengukuran dimensi lain dari janin pada kehamilan trimester I antara lain :
 Pengukuran volume kantong janin
Pengukuran tebalnya lapisan trofoblas
 Pengukuran diameter dan volume kantong kunir ( Yolk sac)
b. Kehamilan trimester II dan III
• Biparietal diameter (BPD)
• Panjang femur (FL = Femur Length)
• Lingkaran kepala (Head Circumference)
• Lingkaran perut (AC= abdominal circumference)
• Kombinasi beberapa pengukuran
• Parameter yang lain
 Fetal ocular biometry (jarak kedua mata janin)
Humerus length (panjang humerus)
Tibia and fibula length ( panjang tibia dan fibula)
 Ulna and radius length (panjang ulna dan radius)
Fetal Kidney bimetry (volume, ketebalan , panjang dan lebar)
Fetal adrenal biometry

Penaksiran berat badan janin
Penaksiran berat badan janin, seperti juga penentuan usia kehamilan sangat penting dalam penentuan jenis tindakan obstetric yang akan diambil oleh karena menyangkut prognosis janin atau neonatus yang akan dilahirkan.
Perlu disadari bahwa cara penentuan berat badan janin dengan USG yang dianut saat ini setidaknya mempunyai 2 kelemahan utama yang menjadi penyebab ketidaktepatan dalam penafsiran, yaitu :
a. Pengukuran volume janin sering ditentukan dengan pengukuran linier 1 dimensi atau 2 dimensi
Pengukuran BPD dan FL adalah cara pengukuran satu dimensi, pengukuran AC dan HC adalah 2 dimensi, sedangkan pengukuran TIUV dan volume janin adalah cara pengukuran 3 dimensi.
b. Menganggap bahwa densitas rata-rata semua janin adalah sama, sehingga perbedaan berat badannya hanya ditentukan oleh perbedaan volume tubuhnya.


Pemantauan pertumbuhan janin
Dengan melakukan pemeriksaan morfometrik dan berat badan janin secara serial, maka kita dapat membuat kurva pertumbuhannya yang dapat dibadingkan dengan kurva pertumbuhan normal.
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau IUGR (intra uterine growth retardation) didiagnosis apabila kurve pertumbuhan yang ditemukan berada pada atau di bawah garis 10 persentil dari kurve pertumbuhan normal.

Penentuan ada tidaknya kelainan congenital / kelainan morfologi
Penggunaan USG untuk mendeteksi kelainan congenital dalam kehamilan,pertama kali dilaporkan oleh Ian Donald tahun 1961 dan kemudian oleh Suden B tahun 1964. akan tetapi, laporan mengenai kelainan congenital yang terdeteksi dalam kehamilan yang mempengaruhi pengelolaan persalinannya baru dilaporkan oleh Campbell S dkk tahun 1972.
Nicolaids di King’s College Hospital, London melaporkan kemampuan USG yang tinggi untuk mendeteksi kelainan congenital dengan sensitifitas 84% dan spesifisitas 99,9%.
Robert CJ dkk mengemukakan bahwa dengan adanya alat USG yang semakin baik resolusinya di tangan operator yang berpengalaman, sensitivitasnya dalam mendiagnosis kelainan congenital meningkat dari 36% menjadi 80% dan nilai positif palsunya menurun dari 90% menjadi 20%.
Kelainan congenital pada umumnya akan terdeteksi secara USG apabila ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Hilangnya struktur anatomi yang normal
b. Terjadinya perubahan bentuk, tepi, lokasi atau ukuran dari struktur anatomi yang normal.
c. Adanya struktur yang abnormal
d. Kelainan biometri janin
e. Adanya gerakan janin yang abnormal.
Kemampuan USG untuk mendiagnosis kelainan congenital secara USG juga tergantung pada :
a. Pengetahuan operator akan anatomi janin yang normal
b. Kemampuan resolusi alat USG
c. Embryologic time table, yaitu misalnya keadaan yang fisiologis pada trimester pertama bisa menjadi patologis bila menetap sampai trimester terakhir.
d. Natural history of the disease, misalnya diagnosis infantile polycystic kidney disease (IPKD) digambarkan apabila ditemukan tanda-tanda gagal ginjal inutero yaitu oligohidramnionn vesika urinaria yang kosong disertai dengan gambaran ginjal yang besar dan hiperekhogenic.
Mayden – Argo menganjurkan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan congenital apabila ditemukan keadaan-keadaan sebagai berikut :
a. Pasien dengan riwayat pernah melahirkan bayi dengan kelainan congenital yang terdiagnosis dengan USG
b. Janin yang sudah dicurigai mengalami kelainan congenital
c. Janin dengan riwayat kelainan kromosom yang berhubungan dengan kelainan structural.
d. Pada pemeriksaan USG rutin, dicurigai adanya kelainan janin
e. Adanya hidramnion atau oligohidramnion
f. Peningkatan kadar AFP (alfa feto protein)
g. Kehamilan dicurigai mengalami keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan cacat bawaan, misalnya radiasi, abortivum dan lain-lain.
h. Kehamilan dengan insuline-dependent DM
i. Hydrop foetalis
Pemantauan lingkungan dan keadaan fungsional / fisiologi janin
Dengan pemeriksaan USG bukan saja dapat diketahui keadaan morfologi dan ukuran dimensi janin, melainkan lebih penting lagi dapat diketahui keadaan kesejahteraan janin dengan cara mengevaluasi kelancaran proses fisiologi organ tubuh janin dan hasilnya. Tujuan pemeriksaan janin disini tidak terbatas untuk pemeriksaan diagnosis saja, melainkan juga untuk tujuan pengelolaan termasuk terapinya.
Keadaan gawat janin yang merupakan indikasi untuk mengakhiri suatu kehamilan , saat ini diketahui pada umumnya telah terjadi secara kronis dan perlangsungannya perlahan-lahan sehingga dapat memberikan kesempatan kepada janin untuk beradaptasi. Dengan mengetahui mekanisme dan patofisiologi terjadinya keadaan hipoksia dan gawat janin, serta mekanisme respon fisiologis janin, maka kita dapat memilih jenis pemeriksaan mana yang tepat untuk diambil.
Yang termasuk dalam pemeriksaan keadaan lingkungan dan fungsional janin adalah :
a. Volume cairan amnion
b. Kondisi biofisik (biophysical profile)
c. Aliran darah janin (fetal haemodynamic)
d. Tali pusat
e. Plasenta
f. Penilaian ketebalan lemak subkutan dan otot janin.

C. SUARA
1. PENDAHULUAN
Suara pada hakekatnya sama dengan bunyi. Hanya saja kata suara dipakai untuk makhluk hiduk atau benda yang dimakhlukkan, sedangkan kata bunyi dipakai untuk benda mati. Untuk jelasnya disajikan beberapa contoh :
- Suara burung
- Suara si slamet
- Suara mobil ; disini mobil dimakhlukkan
- Bunyi gaduh
- Bunyi daun gemersik
- Bunyi alarm
2. MEKANISME PEMBENTUKAN SUARA / UCAPAN
Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang mengalir keluar dari dalam tubuh. Untuk macam-macam suara, mulai dari paru-paru yang penuh dengan uap udara melalui pita suara (vocal cords) kadang-kadang disebut glottis dan beberapa ruang vocal, udara keluar melalui mulut dan sedikit melalui hidung. Pembentukan suara melalui mulut ini disebut bicara.
Beberapa bunyi yang dihasilkan melalui mulut tanpa mempergunakan pita suara disebut unvoiced sound. Misalnya p, t, k, s, f dan ch, kalau kita perincikan lagi maka :
- P,t dan k suara / bunyi letupan (plosive sound)
- S, f dan ch suara / bunyi frikatif (fricative sound)
- Ch kombinasi dari kedua tipe di atas.
Uncoiced sound merupan aliran udara melalui penciutan (contriction) atau dibentuk oleh lidah, gigi, bibir, dan langit-langit.
Frekwensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan pita suara . laki-laki mempunyai frekwensi suara 125 Hz sedangkan wanita 150 Hz. Frekwensi rendah yang dihasilkan penyanyi sekitar 64 Hz (C rendah) dan frekwensi tinggi (suara sopran) sekitar 2, 048 Hz.
Pada suatu studi mengenai ucapan huruf hidup dan mati diperoleh bahwa huruf hidup banyak mengandung tenaga daripada huruf mati; perbandingan tenaga antara huruf hidup dan huruf mati 68 : 1.

D. ALAT PENDENGARAN
1. PENDAHULUAN
Alat pendengaran yang dimaksud disini adalah telinga. Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara kemudian gelombang mekanik ini di ubah menjadi pulsa listrik dan diteruskan ke korteks pendengar melalui saraf pendengaran.
2. PEMBAGIAN ALAT PENDENGARAN
Telinga dibagi dalam 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telingan dalam.
a. Telinga bagian luar.
Terdiri dari daun telinga dank anal telinga, batas telinga luar yaitu dari daun telinga dampai dengan membran tympani.
Berbagai binatang daun telinga berfungsi sebagai pengumpul energi dan dikonsentrasikan pada membran tympani. Pada manusia hanya menangkap 6-8 dB, sedangkan telinga gajah hanya berfungsi sebagai pelepas panas.
Pada kanalis telinga terdapat malam (wax) yang berfungsi sebagai peningkatan kepekaan terhadap frekwensi suara 3.000 – 4.000 Hz, panjang kanalis 2,5 cm ( ), λ = 10 cm.
Membran tympani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm , mengalami vibrasi dan diteruskan ke telinga bagian tengah yaitu pada tulang telinga (incus, malleus dan stapes).
Sarjana Van Bekesey melakukan studi tentang vibrasi membran tympani pada telinga cadaver yang mati. Kemudian melalui tehnik fisika yang modern (mors bauer effect) diperoleh secara nyata gerakan dari membran tympani yaitu nilai ambang pendengar pada 3.000 Hz ≈ 10 cm.
Nilai ambang pendengar terendah yang dapat didengar ~ 20 Hz dan pada 160 dB membran tympani mengalami rupture/ pecah.
b. Telinga bagian tengah.
Batas telinga tengah mulai dari membran tympani sampai dengan tuba eustachius. Terdiri dari 3 buah tulang yaitu malleus, incus dan stapes. Suara yang masuk itu 99,9% mengalami refleksi dan hanya 0,1% saja yang ditransmisi diteruskan. Pada frekwensi kurang dari 400 Hz membran tympani bersifat “per” sedangkan pada frekwensi 4.000 Hz membran tympani akan menegang. Telinga bagian tengah ini memegang peranan proteksi. Hal ini dimungkinkan oleh karena adanya tuba eustacius yang mengatur tekanan di dalam telinga bagian tengah, dimana tuba eustachius mempunyai hubungan langsung dengan mulut. Pada beberapa penyebab sehingga terjadi perbedaan tekanan antara telinga bagian tengah dan dunia luar akan mengakibatkan penurunan sensitifitas tekanan (misalnya pada penderita influenza) ; pada tekanan 60 mm Hg yang mengenai membran tympani akan mengakibatkan perasaan nyeri.
c. Telinga bagian dalam.
Berada di belakang tulang tengkorak kepala terdiri dari cochlea dan oval window. Bagian ini mengandung struktur spiral yang dikenal sebagai cochlea, berisikan cairan. Ukuran cochlea sangat kecil berkisar 3 cm panjang, terdiri dari 3 ruangan yaitu : ruangan vestibular merupakan tempat berakhirnya oval window, ductus cochlearis dan ruangan tympani berhubungan dengan atap spiral. Pada cochlea terdapat 8.000 konduktor yang berhubungan dengan otak melalui saraf pendengaran.
Gelombang bunyi yang masuk melalui oval window menghasilkan gelombang bunyi yang berippel (bergerigi) mencapai membran basiler pada ductus cochlearis. Di sini gelombang tersebut di ubah menjadi gelombang sinyal listrik dan diteruskan ke otak lewat syaraf pendengaran.
Apabila bunyi yang didengar 10.000 Hz, syaraf yang terdapat pada organ corti tidak mengirim rangsangan 10.000 Hz ke otak melainkan mengirim rangsangan secara seri ke otak yang berupa gelombang bunyi yang sinusoidal.

3. SPESIALISASI DALAM PENDENGARAN TELINGA
Dalam bidang kedokteran dibagi dalam masing-masing bagian sesuai dengan keahlian.
- Otologist : seorang dokter yang ahli dalam hal telinga dan pendengaran.
- Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga dan operasi telinga.
- ENT Spesialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga hidung dan tenggorokan.
- Audiologist : seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, rehabilitasi yang berkaitan dengan hilangnya pendengaran.



4. TEST PENDENGARAN DAN HILANG PENDENGARAN
a. Hilang pendengaran.
Ada dua macam hilang pendengaran yaitu hilang pendengaran karena konduksi (tuli konduksi), hilang pendengaran karena syaraf (tuli syaraf/persepsi).
- Tuli konduksi
Dimana vibrasi suara tidak dapat mencapai telinga bagian tengah. Tuli semacam ini sifatnya hanya sementara oleh karena adanya malam/wax/serumen atau adanya cairan di dalam telinga tengah. Apabila tuli konduksi tidak pulih kembali dapat menggunakan hearing aid (alat pembantu pendengaran).
- Tuli persepsi
Bisa terjadi hanya sebagian kecil frekwensi saja atau seluruh frekwensi yang tidak dapat didengar. Tuli persepsi ini sampai sekarang belum bisa diobati.
b. Tes pendengaran
Untuk mengetahui tuli konduksi atau tuli syaraf dapat dilakukan test pendengaran dengan mempergunakan :
Test suara berbisik / noise box
Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan tone / nada rendah. Misalnya suara konsonan dan palatal : b, p, t, m n pada jarak 5 – 10 meter. Suara berbisik dengan nada tinggi misalnya suara desis / sibiland s, z, ch, sh shel pada jarak 20 meter.
Test garputala
Untuk mengetahui secara pasti apakah penderita tuli konduksi atau persepsi dapat mempergunakan garputala. Frekwensi garputala yang dipakai C 1 2 8, C 1024, dan C 2048. ada 3 macam tes yang mempergunakan garputala yaitu tes weber, tes Rinne dan tes Schwabach.
Tes Weber
Garputala C 128 digetarkan kemudian diletakkan pada verteks dahi/ puncak dahi verteks. Pada penderita tuli konduktif (disebabkan wax atau otitis media) akan terdengar terang / baik pada telinga yang sakit. Misalnya telinga kanan yang terdengar baik/ terang disebut Weber lateralisasi ke kanan. Pada penderita tuli persepsi, getaran garputala terdengar terang pada telinga normal.
Tes Rinne
Tes ini membandingkan antara konduksi melalui tulang dan udara. Garputala digetarkan (C 128) kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus (dibelakang telinga), setelah tidak mendengar getaran lagi garputala dipindahkan di depan liang telinga; tanyakan penderita apakah masih mendengarnya.
Normal :
Konduksi melalui udara 85 – 90 detik. Konduks imelalui tulang 45 detik.
Test Rinne positif (+) :
Pendengran penderita baik juga pada penderita tuli persepsi.
Test Rinne negatif (Rinne -)
Pada penderita tuli konduksi dimana jarak waktu konduksi tulang mungkin sama atau bahkan lebih panjang.
Tes Schwabach
Test ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui verteks atau prosesus mastoideus penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa.
Pada tuli konduksi :
Konduksi tulang penderita lebih panjang daripada si pemeriksa.
Pada tuli syaraf/persepsi :
Konduksi tulang sangat pendek.
Catatan :
Garputala C 2048 dipakai untuk memeriksa ketajaman pendengaran terhadap nada tinggi. Pada orang tua/lansia dan tuli persepsi akan kehilangan pendengaran terhadap nada tinggi.
Audiometer
Merupakan alat elektronik pembangkit bunyi yang dipergunakan untuk mengukur derajat ketulian. Alat elektronik ini dapat membangkitkan bunyi pada berbagai frekwensi dan dihubungkan dengan earphon. Pemeriksa menekan knop frekwensi tertentu sedangkan penderita mengacungkan tangan tanda mendengar. Pada saat ini pemeriksa memberi tanda pada sebuah kartu yang telah ada frekwensi tertentu .


E. BISING
1. PENDAHULUAN
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) dan buatan manusia (bunyi mesin).
Bunyi dinilai sebagai bising sangatlah relative sekali. Suatu contoh misalnya : musik tempat-tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidak merasa suatu kebisingan , tetapi bagi orang-orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang menganggu.
Profesor Phoan Way On (Singapura, 1975) mengatakan bahwa dinegara industri misalnya Amerika Serikat, peningkatan kebisingan setiap tahunnya diperkirakan 1 dB. Pada tahun 1990 diperkirakan tingkat kebisingan akan mencapai 100 kali lebih besar daripada tahun 1975.
2. PEMBAGIAN KEBISINGAN
Berdasarkan frekwensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising di bagi dalam 3 katagori :
Audio noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekwensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz.
Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik.
 Impuls noise ( Impact noise = bising impulsive)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam tembakan kecil.
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
Bising kontinyu dengan spectrum luas, misalnya bising karena mesin, kipas angina
Bising kontinyu dengan spectrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas.
Bising terputus-putus (intermittent) , misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang.
Bising sehari penuh (full time noise)
 Bising setengah hari (part time noise)

Bising terus menerus (steady noise)
Bising impulsive (impuls noise ataupun bising sesaat (letupan))

Berdasarkan dkala intensitas maka tingkat kebisingan dibagi dalam : sangat tenang, tenang, sedang, kuat, sangat hiruk pikuk dan menulikan. (Lihat daftar skala intensitas kebisingan).


3. PENGARUH BISING TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indera pendengar dan akibat ini telah diketahui dan diterima umum. Kerusakan atau gangguan system pendengaran dibagi atas :
Hilangnya pendengaran secara temporer/ sementara dan dapat pulih kembali apabila bising tersebut dapat dihindarkan.
Orang menjadi kebal atau imun terhadap bising.
 Telinga berdengung
Kehilangan pendengaran secara menetap dan tidak pulih kembali, biasanya dimulai pada frekwensi sekitar 4.000Hz, kemudian menghebat dan meluas pada frekwensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekwensi percakapan.
Selain pengaruh bising terhadap system pendengaran , dapat pula mengganggu konsentrasi, meningkatnya kelelahan : ini dapat terjadi pada kebisingan tingkat rendah sedangkan pada tingkat tinghgi kebisingan dapat menyebabkan salah tafsir pada saat bercakap-cakap. Apabila bising berinterferensi dengan frekwensi 300 – 3.000 Hz akan menyebabkan perasaan tidak enak dalam pekerjaan dan terhadap lingkungan sekitarnya akan menimbulkan reaksi masyarakat yaitu protes terhadap kebisingan.
Pada suatu penelitian di Jerman menunjukkan pekerja yang mengalami kebisingan dapat menyebabkan gangguan hormonal, system saraf dan merusak metabolisme.
Para ahli Rusia menemukan pekerja-pekerja di industri mengalami perubahan saluran darah dan timbul bradicardia, fisik lesu dan mudah terangsang.

4. PENCEGAHAN KETULIAN DARI PROSES BISING
Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara :
Mesin atau alat-alat yang menghasilkan bising diberikan cairan pelumas.
Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
Pekerja-pekerja diharapkan memakai pelindung telinga seperti ear muff / penutup telinga ; penutup telinga ini sangat baik, tetapi tidak nyaman dipakai oleh karena sangat kaku. Selain ear muff dapat pula memakai ear plug / penyumbat telinga, tetapi berefek terhadap bising yang tingkatnya rendah. Kadang-kadang dapat pula menggunakan woll-katun atau woll-sintetis untuk mencegah kebisingan, tetapi woll katun kurang bermamfaat untuk mencegah kebisingan daripada menggunakan woll sintetis.

5. PARAMETER KEBISINGAN
Dalam menentukan tipe/macam-macam bising mencakup parameter dasar dan turunan yaitu :
a. Parameter dasar
 Frekwensi, dinyatakan dalam hertz yaitu siklus perdetik.
Tenaga bunyi dinyatakan dalam watt yaitu energi pancaran bunyi total.
Tekanan bunyi, dinyatakan dalam mikropaskal (upa), yaitu intensitas sebagai akar dari kwadrat amplitude.
b. Parameter turunan
Tingkat tekanan bunyi ( sound pressure level)
Dinyatakan dalam dB yang mana menyatakan tingkat dalam frekwensi yang berkaitan dengan tekanan bunyi. Kegunaan : untuk mengukur / menentukan pita frekwensi. Hubungan antara tekanan bunyi dengan tingkat tekanan bunyi dapat dilihat dalam skala decibel (dB) yaitu logaritma dari tekanan bunyi :
Sound pressure level (dB) =
P1 = Tekanan bunyi (upa)
Po = Tekanan bunyi dasar = 20 upa (yaitu 0,002 Pa)

Tingkat bunyi
Sama dengan dB yang mana menunjukkan tingkat linieritas.
6. TAKARAN BISING (DOSE NOISE)
Yang dimaksud dengan takaran kebisingan adalah ekivalensi tingkat dB (dB equivanlent = dB Leq ) berkaitan dengan tingkat dB tetap yang dapat menghasilkan energi bunyi “A” lebih dari satu periode waktu.
Secara matematika tingkat bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Leq = 10 Log dt. dB

7. PERALATAN DAN METODOLOGI DALAM MENDETEKSI BISING
Peralatan dan metodologi yang dipergunakan dalam menetukan tingkat kebisingan sangat erat kaitannya. Untuk mencapai tujuan dan hasil yanh diharapkan perlu mengetahui peralatan yang berkaitan dalam menentukan kebisingan.
a. Peralatan.
Alat-alat yang dipakai dalam laboratorium dan kegunaan dalam survey kebisingan dapat dilihat daftar table dibawah ini .

Peralatan Penggunaan
Sound level meter dB ; dB and dB instantaneous fast (200 mm ) or slow (500 mm )

Sound level meter and octave band analysis As above with octave analysis 31,5 – 16 KHz
Impulse noise meter Peaks level as instantanous or average
Noise average meter Average noise for time specifield
Noise dose meter Noise dose relative to predetermined Leq dB

Tape recorder Recording of noise prior to analysis
Third octave analyzer Detailed analysis from meter or tape
Statistical distribution analyzer Divides noise into level classes
Real time analyzer Gives instantanous changes in spesies

b. Metodologi pengukuran bising
Maksud mengukur kebisingan adalah :
 Memperoleh data kebisingan dimana saja maupun diperusahaan.
Untuk memngurangi tingkat kebisingan agar tidak menimbulkan gangguan.
Sejalan dengan tujuan pengukuran maka perlu menggunakan metodologi serta peralatan yang tepat. Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level meter. Alat ini untuk mengukur kebisingan antara 30 – 130 dB dari frekwensi 20 – 20.000 Hz. Dalam kaitan analisa frekwensi dari suatu kebisingan biasanya dilakukan dengan alat “octave band analiser” untuk mengukur frekwensi menengah dari 31, 5, 63, 125, 250, 500, 1000, 2.000, 4.000, 8.000,16.000 dan 31.500 Hz. Informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran akan dipakai dalam estimasi tingkat bising dan menentukan bilakah menggunakan alat proteksi bising. Selain itu frekwensi analiser dipakai untuk estimasi pengukuran kebisingan. Untuk keperluan analisa akan distribusi bising, biasanya memakai “tape recorder”. Hasil rekaman kebisingan nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisa dengan menggunakan octave band analyzer seperti dB, dB (A), dB (A), leg ; dan data yang diperoleh akan dibuat distribusi statistic dengan menggunakan statistical distribution analyzer. Kadang kala data dari sound level meter tidak dapat diukur, untuk itu perlu dipikirkan suatu tehnik atau metode tertentu. Suatu contoh pengukuran kebisingan impulsive ; pengukuran bising ini sangat sulit oleh karena waktu kejadian sangat singkat. Untuk itu Bohs (1976) memberikan suatu analisa tehnik pengukuran sebagai berikut :


Catatan :
Penggunaan osciloskop sangat baik namun sangat sulit. Dalam melakukan survey kebisingan pada lingkungan pekerjaan, sering menggunakan tehnik medan. Ada 3 macam medan bumi yaitu :
Medan dekat
Medan bebas
Medan semigaduh
Hanya dalam medan bebas dapat menggunakan “Hukum kebalikan kwadrat dan tingkat bunyi berkaitan dengan sumber bunyi.” Pada medan dekat dan medan semigaduh banyak faktor ikut berperan pula misalnya : permukaan cekung memberi pantulan bunyi.

F. VIBRASI
1. BENTUK VIBRASI
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis : misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Oleh sebab itu vibrasi kita bedakan dalam 2 bentuk :
Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya terutama pada akustik
 Vibrasi karena getran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi / turut bergetarnya alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis pula.
Penjalaran vibrasi udara dan efek yang timbul
Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai telinga. Getaran dengan frekwensi 1- 20 Hz tidak akan terjadi gangguan pengurangan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibular yaitu gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga, nyeri dada dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh (Gierke dan Nixon, 1976)
Penjalaran vibrasi mekanik dan efek yang timbul
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan kontak dengan permukaan benda yang bergerak; sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi (tool-hand vibration) atau mengenai seluruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam proses pekerjaan.
Efek yang timbul :
Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh.
Pada frekuensi 3-9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.
6-10 Hz : Dengan intensitas 0,6 g. tekanan darah, denyut jantung, pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 g terlihat banyak perubahan system peredaran darah.
10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dantulang akan beresonansi.
13-15 Hz ; Tenggorokan akan mengalami resonansi.
Pada frekwensi kurang dari 20 Hz , tonus otot akan meningkat; akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekwensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi kendor dan frekwensi 30- 50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.

2. EFEK VIBRASI TERHADAP TANGAN
Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan. Getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan sebab di dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :
Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan fenomena Raynauld yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan. Pada saat anggota badan kedinginan , tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan tanpa kelainan-kelainan gizi. Fenomena Raynauld ini terjadi pada frekwensi 30 – 40 Hz.
Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang.

3. SIKAP TUBUH TERHADAP GERAKAN MEKANIS
Badan merupakan susunan elastis yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja otot. Kerangka, alat-alat, urat dan otot memiliki sifat elastis yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghaantar getaran. Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh.


ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIA
BY Doddy Yumam P SKep

PENGERTIAN
Merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

GINJAL

Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuknya seperti biji kacang , panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan),jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan. Setiap ginjal memiliki berat antara 125 – 175 gram pada laki-laki dan 115 – 155 gram pada perempuan. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Setiap ginjal diselubungi oleh tiga lapisan jaringan ikat yaitu :
Fasia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.
Lemak perirenal adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
Kapsul fibrosa adalah membran halus transparan yang lansung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah lepas.
STRUKTUR INTERNAL GINJAL
HILUS adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.
SINUS GINJAL adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlengketan untuk jalan masuk dan keluar ureter , vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.
PELVIS GINJAL adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang mejadi beberapa (8-18) kaliks minor.
 PARENKIM GINJAL adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi medulla dalam dan korteks luar.
o Medulla terdiri dari massa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida, papilla, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urine.
o Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit structural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida-piramida medulla yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.
Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan dan jaringan korteks yang melapisinya.
STRUKTUR NEFRON
Satu ginjal menmgandung 1 – 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapiler) dan satu komponen tubular.
 GLOMERULUS adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul Bowman. Glomerulus dan kapsul Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epithelium . sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapilar glomerular.
Lapisan parietal kapsul Bowman membentuk tepi terluar kospuskel ginjal.
TUBULUS KONTORTUS PROKSIMAL,panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
ANSA HENLE. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk kedalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan) dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
TUBULUS KONTORTUS DISTAL juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron. Disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel juztaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi rennin.
Macula densa, sel juztaglomerular dan sel mesangium saling bekerja sama untuk membentuk apparatus juxtaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.
TUBULUS DAN DUKTUS PENGUMPUL. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
SUPLAI DARAH
ARTERI RENALIS adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior. Cabang tersebut membentuk arteri-arteri interlobaris yang mengalir di antara piramida-piramida ginjal.
ARTERI ARKUATA berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medulla.
ARTERI INTERLOBULARIS merupakan percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan melewati korteks.
 ARTERIOL AFEREN berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapilar yang membentuk glomerulus.
ARTERIOL EFEREN meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jarring-jaring kapilar lain, kapilar peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk memberi nutrient pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi. Kapilar peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis.
Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jarring-jaring kapilar peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebut.
Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron juxtaglomerular memiliki perpanjangan pembuluh kapilar panjang yang lurus disebut vasa recta.
VENA ARKUATA menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.

URETER
Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisan tengah lapisan otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam vesika urinaria.
Ureter berjalan hampir vertical ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.

VESIKA URINARIA
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
Fundus yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian terpisah dari rectum oleh spatium rectovesicle yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
 Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, bagian yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding vesika urinaria terdiri dari :
Lapisan luar (peritoneum)
 Tunika muskularis (lapisan otot)
Tunika sub mukosa
Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).



URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa, yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari :
 Uretra prostatika
Uretra membranosa
Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari : lapisan mukosa, dan lapisan sub mukosa.
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas , panjangnya kurang lebih 3-4 cm.
Lapisan uretra wanita terdiri dari : tunika muskularis, lapisan spongiosa, dan lapisan mukosa.
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra disini hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
BY Doddy Yumam P SKep

PENGERTIAN
Dibandingkan dengan organ tubuh yang lain, organ dari sistem endokrin kecil-kecil dan tidak mengesankan. Tidak seperti kebanyakan sistem organ yang secara anatomis jelas terpisah pada tempat tertentu maka organ endokrin tersebar luas di tubuh.
Seperti diketahui, kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran keluar. Kelenjar-kelenjar ini membebaskan hormonnya langsung ke dalam darah atau limfe dan khas memiliki banyak pembuluh darah. Kebanyakan sel penghasil hormon tersusun berderet atau membentuk anyaman bercabang, sedemikian rupa sehingga memudahkan kelenjar ini kontak dengan kapiler-kapiler darah yang menampung sekretnya. Kelenjar endokrin tubuh terdiri atas hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal dan timus. Selain itu terdapat beberapa organ tubuh yang mengandung pulai-pulau langerhans endokrin, seperti pancreas dan gonad (testes dan ovarium).

FUNGSI
Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan –jeringan dalam tubuh tertentu.
 Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
Merangsang pertumbuhan jaringan
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, meniral dan air.

KELENJAR HIPOFISE


Hipofisis atau kelenjar pituitary terdapat di dalam sela tursika dari tulang sphenoid dan menghasilkan 9 hormon. Pada manusia, hipofisis terdiri dari dua bagian besar, yaitu neurohipofisis dan adenohipofisis. Neuro hipofisis berasal dari otak dan adenohipofisis berasal dari mukosa mulut (kantung Ratkhe). Hipofise berhubungan dengan hipotalamus melalui traktus hipotalamo-hipofisialis. Hipotalamus mensekresi hormon yang ditimbun di neurohipofise.

LOBUS ANTERIOR (ADENOHIPOFISE). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
 Hormon adenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
 Hormon gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormon (FSH), yang merangsang perkembangan folikel dee graaf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
Luteinizing hormone (LH), mengendalikan dekresi estrogen dan progesterone dalam ovarium dan testoteron dalam testis.

LOBUS POSTERIOR (NEURO HIPOFISE). Mengeluarkan dua jenis hormon :
Hormon anti diuretic (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal, membuat kontraksi otot polos.
Hormon oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.

KELENJAR TIROID

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak di sebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Hormon tiroid ada dua jenis yang mengandung yodium yaitu tiroksin atau T4 dan tirodotironin atau T3. hormon tiroid mempengaruhi hampir semua sel tubuh (kecuali otak, limpa, testes, uterus dan kelenjar tiroid sendiri), yaitu merangsang enzim yang berhubungan dengan aksidasi glukosa. Dengan demikian meningkatkan BMR dan produksi panas badan.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin : mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epithelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan cairan yang bersifat lekat yaitu koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Secret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid terdiri dari :
 Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
Mengatur penggunaan oksidasi
 Mengatur pengeluaran karbondioksida.
Metabolic dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

KELENJAR PARATIROID

Terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam tubuh.
PTH atau parathormon adalah hormon penting untuk mengendalikan keseimbangan kalsium darah. Bila kadar kalsium darah turun, maka PTH dikeluarkan , dan bila hiperkalsemia, ia dihambat.
PTH meningkatkan kalsium darah dengan merangsang tiga organ sasaran : kerangka, ginjal dan usus. Yaitu dengan :
1. Merangsang osteoklas “memakan” sebagian matriks tulang dan membebaskan ion ca dan PO4 ke dalam darah
2. Meningkatkan reabsorpsi ca oleh ginjal
3. Meningkatkan absorpsi Ca oleh sel-sel mukosa usus. Absorpsi Ca oleh usus secara tidak langsung ditingkatkan melalui aktivasi vitamin D (dari kulit) menjadi vitamin D3 (kalsiferol). Vitamin D3 inilah yang diperlukan agar absorpsi Ca makanan dapat terjadi.


KELENJAR TIMUS

Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum , kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun.
Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 labus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar timus :
 Mengaktifkan pertumbuhan badan
Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.

KELENJAR SUPRARENALIS/ ADRENAL
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Terbagi atas dua bagian :
 Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
Bagian medulla yang menghasilkan adrenalin dan noradrenalin.
Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock.
Nor adrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpetning yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteroid. Semuanya bertahan erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Fungsi kelenjar suprarenalis pada bagian korteks yaitu :
 Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid.

Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medulla yaitu :
Vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
Relaksasi bronkus
 Konstriksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.

KELENJAR PIENALIS (EPIFISE)
Kelenjar ini terdpat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Terletak dekat korpus.
Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dan kelenjar kelamin.

KELENJAR PANKREATIKA
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel beta menghasilkan hormon insulin.
Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pancreas dan terbanyak pada bagian kedua pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel di dalam pulai ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pancreas diturunkan pada bagian eksokrin pancreas.
Fungsi kepulauan langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatic nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida penkreas serta menghambat sekresi glikogen.

KELENJAR KELAMIN
Kelenjar testis terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testoteron. Fungsi hormon testoteron menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain. Juga menghasilkan mani (spermatozoa) serta mengontrol pekeerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovaium di samping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesterone dan estrogen , hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.


ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULO SKELETAL
BY Doddy Yumam P SKep



PENDAHULUAN

Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari :
Tulang kepala yang berbentuk tengkorak : 8 buah
Tulang wajah : 14 buah
Tulang telinga : 6 buah
 Tulang lidah : 1 buah
Tulang yang membentuk kerangka dada : 25 buah
 Tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul : 26 buah
 Tulang yang membentuk anggota gerak atas : 64 buah
Tulang yang membentuk anggota gerak bawah : 62 buah.

GUNA KERANGKA
Menahan seluruh bagian-bagian tubuh supaya jangan rubuh.
Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru.
Tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
Tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
Memberikan bentuk pada bangunan tubuh.

TULANG KEPALA / TENGKORAK
Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang picak yang bentuknya melengkung, satu sama lain berhubungan sangat erat sekali, terdiri atas dua bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah.

TENGKORAK OTAK
Terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura banyaknya 8 buah dan terdiri dari 3 bagian yaitu :
GUBAH TENGKORAK, yang terdiri dari tulang-tulang :
o Os frontal :tulang dahi yang terletak di bagian depan kepala
o Os parietal : tulang ubun-ubun terletak di tengah-tengah kepala
o Os oksipital : tulang kepala belakang terletak di belakang kepala.

DASAR TENGKORAK terdiri dari tulang-tulang :
o Os sfenoidal (tulang baji) : terdapat di tengah-tengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu mempunyai 3 pasang sayap, dibagian depan terdapat sebuah rongga yang disebut kavum sfenoidalis yang berhubungan dengan rongga hidung.
o Os etmoidali (tulang tapis), terletak di sebelah depan dari os sfenoidal, di antara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang tegak dan mendatar.

SAMPING TENGKORAK. Dibentuk oleh tulang pelipis (os temporal) dan sebagian dari tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji.
Tulang pelipis terdapat dibagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas tiga bagian yaitu :
Bagian tulang karang (skuamosa) yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan telinga dalam.
 Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang di sebut prosesus stiloid.
Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-luabng halus berisi udara dan mempunyai taju bentuknya seperti putting susu yang disebut prosesus mastoid.

TENGKORAK WAJAH
Bagian ini pada manusia bentuknya lebih kecil daripada aengkorak otak, di dalamnya terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut kavum oris, rongga hidung (kavum nasi) dan rongga mata orbita. Tengkorak wajah terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu :
Bagian hidung , terdiri dari :
o Os lakrimal : tulang mata terletak di sebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
o Os nasal : tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas.
o Os konka nasal : tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung bentuknya berlipat-lipat.
o Septum nasi : sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak.

Bagian rahang, terdiri dari :
o Os maksilaris (tulang rahang atas). Terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan menjadi satu di dalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang disebut sinus maksilaris yang berhubungan dengan rongga hidung.
o Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang disebut prosesus alveolaris.
o Os zigomatikum, tulang pipi. Terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
o Os palatum, tulang langit-langit, terdiri dari dua buah tulang kiri dan kanan. Di bagian tulang muka ini keras disebut palataum mole.
o Os mandibularis, tulang rahang bawah, banyaknya dua buah kiri dan kanan, dan menjadi satu di pertengahan dagu, bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut prosesus karakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi.
o Os hyoid, tulang lidah, letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat di pangkal leher di antara otot-otot leher.

KERANGKA DADA

Dibentuk oleh susunan tulang-tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari :
 Tulang dada (sternum)
Tulang iga (kosta)
Vertebra torakalis.

TULANG DADA
Menjadi tonggak dinding depan daripada toraks (rongga dada). Bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
Manubrium sterni
Korpus sterni
Prosesus xipoideus.

TULANG IGA
Tulang iga banyaknya 12 pasang (24 buah), kiri dan kanan, bagian depan berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
Bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas vertebra torakalis dengan perantaraan persendian. Perhubungan ini memungkinkan tulang-tulang iga dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernapasan.
Tulang iga dibagi 3 macam, yaitu :
Iga sejati (os costa vera). Banyaknya 7 pasang, berhubungan langsung dengan tulang dada, dengan perantaraan persendian.
Tulang iga tak sejati (os costa spuriae) banyaknya 3 pasang, berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan dari tulang iga sejati ke -7.
Tulang iga melayang (os costa fluitantes). Banyaknya 2 pasang, tidak mempunyai perhubungan dengan tulang dada.

RUAS-RUAS TULANG BELAKANG
Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama, hanya ada perbedaannya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri dari beebrapa bagian :
 Badan ruas. Merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuat terletak di sebelah depan.
Lengkung ruas. Bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang belakang, terletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat beberapa tonjolan, yaitu :
o Prosesus spinosus/taju duri, terdapat di tengah-tengah lengkung ruas, menonjol ke belakang.
o Prosesus tranversum/taju sayap, terdapat di samping kiri dan kanan lengkung ruas.
o Prosesus artukularis/taju penyendi, membentuk persendian dengan ruas tulang belakang.

Fungsi ruas tulang belakang :
Menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain
Melindungi alat halus yang ada di dalamnya (sumsum tulang)
Tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul
 Menentukan sikap tubuh.

Bagian-bagian dari ruas tulang belakang :
 Vertebra servikalis 7 ruas. Mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lalunya saraf yang disebut foramen transversalis. Ruas pertama tulang servikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut aksis yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ke-7 mempunyai taju yang disebut prosesus prominan.
 Vertebra torakalis terdiri dari 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya panjang dan melengkung. Pada bagian dataran sendi sebelah atas, bawah, kiri dan kanan membentuk persendian dengan tulang iga.
Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas. Badan ruasnya besar, tebal dan kuat, taju durinya agak picak. Bagian ruas ke-5 agak menonjol di sebut promontorium.
 Vertebra sakralis terdiri dari 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu, sehingga menyerupai sebuah tulang. Di samping kiri dan kanan terdapat lubang-lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis.
Vertebra koksigialis terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut juga os koksigialis.

TULANG PELVIS
Adalah penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tulang sacrum dan koksigis bersendi antara satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis.
Pelvis terbagi atas dua bagian :
Pelvis mayor atau rongga panggul besar
Pelvis minor atau rongga panggul kecil


KERANGKA ANGGOTA GERAK ATAS
Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari scapula dan klavicula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang bahu, scapula, klavicula, humerus, ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus.

GELANG BAHU
Yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka.
Dibentuk oleh dua buah tulang yaitu scapula dan klavicula.
Scapula (tulang belikat). Terdapat di bagian punggung sebelah luar atas mempunyai tulang iga 1 sampai iga 8, bentuknya hampir segitiga di sebelah atasnya mempunyai bagian yang disebut spina scapula. Sebelah atas dan bawahnya dari spina scapula terdapat dataran yang melekuk yang disebut fosa supra scapula. Ujung dari spina scapula di bagian bahu membentuk taju yang disebut akromion dan berhubungan dengan klavicula dengan perantaraan persendian.
Klavicula (tulang selangka). Bentuknya panjang, sedikit bengkok hampir menyerupai huruf S. bagian yang berhubungan dengan sternum disebut ekstrimitas sternalis dan bagian yang berhubungan dengan akromion disebut ekstrimitas akrominalis.

HUMERUS
Mempunyai tulang panjang seperti tongkat, bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi disebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor dan minor. Disebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang disebut kolumna humeri.

ULNA
Yaitu tulang bawah yang lengkungnya sejajar dengan tulang jari kelingking. Arah ke siku mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani gunanya ialah tempat melekatnya otot dan menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.

RADIUS
Letaknya bagian lateral, sejajar dengan ibu jari. Dibagian yang berhubungan dengan humerus dataran densinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah dapat berputar atau telungkup.

KARPALIA
Terdiri dari 8 tulang tersusun dalam dua baris :
Bagian proksimal meliputi : os navicular, os lunatum, os triquetrum, os fisiformis.
Bagian distal meliputi : os multangulum mavus, os multangulum minus, os kapitatum, os hamatum.

METAKARPALIA
Terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang mempunyai du ujung yang bersendi dengan tulang karpalia dan bersendi dengan falangus .

FALANGUS
Terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah, dibentuk dalam 5 bagian tulang yang berhubungan dengan metakarpalia perantaraan persendian.

KERANGKA ANGGOTA GERAK BAWAH
Tulang ekstremitas bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul terdiri dari 31 pasang tulang : os koksa, femur, tibia, fibula, patella, tarsalia, metatarsalia dan falangus.

OS KOKSA
Os coksa turut membentuk gelang panggul . letaknya di setiap sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis dan membentuk sebagian besar tulang pelvis. Tulang koksa terdiri atas os ilium, os pubis dan os iski.

OS ILIUM
Banyaknya 2 buah. Kiri dan kanan, bentuknya lebar dan gepeng serta melengkung menghadap ke perut. Bagian yang melekuk di sebut fosa iliaka, bagian tepi disebut Krista iliaka dan bagian ujung yang menonjol disebut spina iliaka.
Pada os ilium ini terdapat sebuah lubang mangkok sendi tempat letaknya kepala sendi dari tulang paha disebut acetabulum.

OS ISKI
Bentuknya setengah lingkaran menghadap ke atas, mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut tuber iskiadium.

OS PUBIS
Tulang bercabang dua, yang satu menuju ke samping atas dan satu lagi menuju ke samping bawah. Banyaknya 2 buah kiri dan kanan yang satu sama lain dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut simfisis pubis.

OS FEMUR
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris.
Di sebelah atas dan bawah kolumna femoris terdapat taju yang disebut trakanter mayor dan minor.

OS TIBIA DAN FIBULA
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut dengan os femur. Pada bagian ujungnya terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis. Os tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus medialis.




OS TARSALIA
Dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki. Terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 buah, yaitu : talus, kalkaneus, navicular, kuboideum dan kunaiform (lateralis, intermedialis dan medialis).

METATARSALIA
Terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah, yang masing-masing berhubungan dengan tarsus dan falangus dengan perantaraan persendian.

FALANGUS
Merupakan tulang-tulang pipa pendek yang masing-masing terdiri dari 3 ruas kecuali ibu jari banyaknya 2 ruas. Pada metatarsalia bagian ibu jari terdapat dua buah tulang kecil bentuknya bundar yang disebut tulang sesamoid.

LENGKUNG KAKI
Pada kaki terdapat 4 lengkungan , lengkung medial terbentuk dari belakang ke depan kalkaneus. Lengkung lateralis yang dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dan 2 tulang metatarsal.

PERSAMBUNGAN TULANG ATAU SENDI

Persambungan tulang sendi adalah pertemuan 2 buah tulang atau beberapa tulang dari kerangka.
Sendi utama terdiri dari :
Sendi fibrus atau sinartrosis, ialah sendi yang tidak dapat bergerak, misalnya persambungan tulang bergigi (sutura) yang terdapat pada kepala.
Sendi sindesmosis, permukaan sendi dihubungkan oleh membran pada sendi tibia dan fibula inferior.
 Sendi tulang rawan (amfiartrosis) adalah sendi dengan gerakan sedikit, permukaan dipisahkan oleh bahan antara yang memungkinkan sedikit gerakan. Misalnya sendi pada simfisis pubis dipisahkan oleh tulang rawan.
Sendi antara manubrium sterni dan korpus sterni. Sendi pada tulang rawan primer di jumpai pada epifisis dan diafisis tulang pipa.
Sendi sinovial/ diartrosis, persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya dan semua mempunyai ciri-ciri yang sama.

Sendi sinovial terdiri dari :
Sendi putar, bongkol sendi tepat masuk dalam mangkuk sendi yang dapat memberikan seluruh arah misalnya sendi panggul dan sendi peluru yang terdapat di bahu.
Sendi engsel, satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi siku dan sendi lutut.
 Sendi kondiloid, seperti sendi engsel tapi dapat bergerak dalam dua bidang dan empat arah. Lateral ke depan dan ke belakang, misalnya pergelangan tangan.
 Sendi berporos, atau sendi putar, pergerakan sendi memutar seperti kepala sendi di mana atlas berbentuk cincin berputar di sekitar prosesus odontoid.
 Sendi pelana, mislanya sendi rahang dan tulang metacarpal pertama yang dapat memberikan banyak kebebasan untuk bergerak, ibu jari dapat berhadapan dengan jari lainnya.

OTOT KERANGKA
Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, ini adalah suatu sifat penting bagi organisme.

OTOT KEPALA
Otot kepala dibagi menjadi 5 bagian :
 Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk galea aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, sibagin menjadi dua bagian :
o Muskulus frontalis fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata.
o Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang.

 Otot wajah terbagi atas :
o Otot mata muskulus rektus okuli, otot bola mata sebanyak 4 buah.
o Muskulus oblikus okuli sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
o Muskulus orbikularis okuli terdapat di sekeliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.
o Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata.

Otot mulut/bibir, terbagi atas :
o Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
o Muskulus quadratus labii superior, mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
o Muskulus quadratus labii inferior, fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimic muka ke bawah.
o Muskuluas buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
o Muskulus zigomatikus, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu tersenyum.

Otot pengunyah yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :
o Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka.
o Muskulus temporalis, fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang.
o Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan.

 Otot lidah sangat berguna dalam membantu untuk mengunyah, terdiri atas :
o Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
o Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.

OTOT LEHER
Dibagi menjadi 3 bagian :
Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibbir ke bawah dan mengerutkan kulit bibbir.
Muskulus sternokleidomastoideus, di samping kiri dan kanan leher ada suatu tendo sangat besar. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan.
Muskulus longisimus kapitits, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya menarik kepala ke belakang dan menggelengkan kepala.

OTOT BAHU
Hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
Muskulus deltoid, fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
Muskulus subskapularis, fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
Muskulus supraspinatus, fungsinya mengangkat lengan.
Muskulus infraspinatus, fungsinya memutar lengan ke luar.
Muskulus teres mayor, fungsinya memutar lengan ke dalam.
Muskulus teres minor, fungsinya memutar lengan ke luar.

OTOT DADA
Terdiri dari :
Muskulus pektoralis mayor, fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan , menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
Muskulus pektoralis minor, fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.
Muskulus subclavicula, fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
Muskulus seratus anterior, berpangkal di iga ke-1 sampai ke-9 dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela iga dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas. Terdiri dari :
o Muskulus interkostalis eksternus dan internus terdapat di antara tulang-tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas.
o Muskulus diafragmatikus, fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut.

OTOT PERUT
Terdiri dari :
 Muskulus abdominis internus, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
Muskulus obliqus eksternus abdominis, berpangkal pada iga V sampai iga yang bawah sekali.
Muskulus obliqus internus abdominis, serabut menuju miring ke atas dan ke tengah.
Muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari tulang rawan iga yang III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat yang melintang.
 Muskulus transverses abdominis, merupakan xipoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis.
Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah mediastinum.
Muskulus iliakus, terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang, berfungsi menopang seikum dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.

OTOT PUNGGUNG
Terbagi menjadi tiga bagian :
 Otot yang ikut menggerakkan lengan
o Muskulus trapezius, fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
o Muskulus latisimus dorsi, fungsinya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
o Muskulus rhomboid, fungsinya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.

Otot antara ruas tulang belakang dan iga.
o Muskulus seratus posterior inferior, fungsinya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
o Muskulus seratus posterior superior, fungsinya menarik tulang iga ke atas waktu bernapas.

Otot punggung sejati
o Muskulus inter spinalis transverse dan semispinalis. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
o Muskulus sakro spinalis, fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang.
o Muskulus quadratus lumborum, terletak antara Krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan.

OTOT PANGKAL LENGAN ATAS
Terdiri dari :
 Otot ketul (fleksor)
o Muskulus biseps braki, fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
o Muskulus brakialis, fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
o Muskulus korakobrakialis, fungsinya mengangkat lengan.

Otot kedang (ekstensor)
o Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
o Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
o Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.


OTOT LENGAN BAWAH
Terdiri dari :
Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan dan sendi-sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta.
o Muskulus ekstensor karpi radialis longus.
o Muskulus ekstensor karpi radialis brevis
o Muskulus ekstensor karpi ulnaris, ketiga otot ini berfungsi dalam ekstensi lengan.
o Digitorum karpi radialis, fungsinya ekstensi dari jari tangan kecuali ibu jari.
o Muskulus ekstensor policis longus, fungsinya ekstensor dari ibu jari.

 Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot ini terkumpul sebagai berikut :
o Otot-otot di sebelah telapak tangan. Otot ini ada 4 lapis, fungsinya dapat membengkokkan jari tangan.
Muskulus pronator teres, berfungsi mengerjakan silang tulang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.
Muskulus palmaris ulnaris, berfungsi membengkokkan lengan
Muskulus palmaris longus, muskulus fleksor karpii radialis, muskulus fleksor digitor sublimes, fungsinya fleksi jari ke dua dan kelingking
Muskulus fleksor digitorum profundus, fungsinya fleksi jari 1,2,3,4
Muskulus fleksor policis longus, fungsinya fleksi ibu jari.
 Muskulus pronator teres equadratus , fungsinya pronasi tangan.
 Muskulus supinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan.
o Otot-otot di sebelah tulang pengumpil, berfungsi membengkokkan lengan di siku, mengerjakan rata hasta, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta.
o Otot-otot di sebelah punggung atas.

Otot-otot tangan. Di tangan terdapat otot-otot tangan pendek terdapat di antara tulang-tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipothernal).

OTOT SEKITAR PANGGUL
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha.
Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
o Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transverse lumbalis menuju trokanter minor dan iliakus.
o Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor.
o Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini juga di sebut otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar.

 Sebelah belakang bagian luar, terdapat :
o Muskulus gluteus maksimus, merupakan otot terbesar yang terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi , fleksi dan endorotasi femur.
o Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat di bagian belakang dari sendi panggul di bawah gluteus maksimus. Fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur.

OTOT TUNGKAI ATAS
Mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan di sebut fasialata yang terbagi atas 3 bagian, yaitu :
Otot abductor terdiri dari :
o Muskulus abductor maldanus sebelah dalam
o Muskulus abductor brevis sebelah tengah
o Muskulus abdukto longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu dan di sebut muskulus abductor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan pergerakan abduksi dari femur.
Muskulus ekstensor, otot ini merupakan otot yang terbesar, terdiri dari :
o Muskulus rektus femoris
o Muskulus vastus lateralis eksternal
o Muskulus vastus medialis internal
o Muskulus vastus intermedial

Otot fleksor femoris, terdapat di bagian belakang paha, terdiri dari :
o Biseps femoris, fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah
o Muskulus semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
o Muskulus semi tendinosus, fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam.
o Muskulur sartorius, fungsinya eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan ke luar.

OTOT TUNGKAI BAWAH
Terdiri dari :
 Muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
Muskulus ekstensor talangus longus, fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari manis dan kelingking kaki.
 Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.
Urat akiles (tendon achilles), fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus).
Muskulus falangus longus, fungsinya membengkokkan empu kaki.
Muskulus tibialis posterior, fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam.
Muskulus ekstensor falangus, letaknya di punggung kaki, fungsinya meluruskan jari kaki.

REFERENSI
1. Sloane Ethel, 2004, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Edisi I, EGC, Jakarta.
2. Syaifudin, H, B.Ac, Drs,1997, Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC, Jakarta


ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
BY Doddy Yumam P SKep

I. SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI

SKROTUM
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.
Dua kantong scrotal, setiap scrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.
Otot Dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

TESTIS
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
Tubulus seminiferus , tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma yang sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi endokrin.

EPIDIDIMIS
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk mendorong sperma kedalam duktus deferen.

DUKTUS DEFEREN
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator.

DUKTUS EJAKULATOR
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.

URETRA
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian :
Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi sfingter uretra eksternal.
Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons (kospus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.

VESIKA SEMINALIS
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).

KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 – 6,5.
Kelenjar prostat membesar pada saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu perkemihan.

KELENJAR BULBOURETRAL
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.

PENIS
Penis terdiri dari 3 bagian : akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan semen serta sebagai organ korpulasi.
Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris ; dua korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.
Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.

II. SISTEM REPRODUKSI PEREMPUAN

OVARIUM
Panjang 3 – 5 cm, lebar 2 – 3 cm, dan tebal 1 cm. berbentuk seperti kacang kenari.
Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam.
Medulla ovarium adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel ovarian , yaitu unit fungsionalpada ovarium.

TUBA FALLOPI
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan mentransport oosit ke uterus setelah ovulasi.
Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligament besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis.
Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong (ostium) pada tuba uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.
Ampula adalah bagian tengah segmen tuba.
Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.
Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun secara longitudinal.
Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.

UTERUS
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti buah pear terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm ( 3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung kemih.
Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis.
Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium); bagian tengah miometrium (lapisan otot polos) dan bagian terdalam lapisan endometrium. Endometrium menjalani perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi omplantasi untuk ovum yang dibuahi. Endometrium tersusun oleh dua lapisan :
Lapisan superficial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan runtuh saat menstruasi.
Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus berlangsung.
Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin.
Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.
Serviks adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam vagina; os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur di antara dua mulut.
Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan adalah forniks anterior, posterior dan lateral (forniks singular).

VAGINA
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi perempuan.
Vagina panjangnya sekitar 8 – 10 cm. organ ini dari vestibula genitaliamenghadap uterus pada sudut sekitar 45 eksternal dan terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.
Dinding vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium skuamosa bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.
Sebelum pubertas dan setelah menopause , jika konsentrasi estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.
Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal tergantung pada kadar estrogen.

MONS PUBIS
Adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas.

LABIA MAYORA
Adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.

LABIA MINORA
Adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.
Prepusium klitoris adalah pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris.
Frenulum adalah area lipatan di bawah klitoris.

KLITORIS
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut uretra.
Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.
Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.

VESTIBULA
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).
Kelenjar bartolini homolog dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.
Bulba vestibular adalah massa jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora spongiosum penis.

ORIFISIUM URETRA
Adalah jalur keluar urine dari kandung kemih. Tepi lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar para uretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki.

MULUT VAGINA
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara), suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.

PERINEUM
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.


BIO OPTIK DALAM KEPERAWATAN
By Doddy Yumam Prasetyo SKep

A. PENDAHULUAN
Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berrpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini didukung oleh Plato (429 – 348 ) dan Euclides (287 – 212 SM) oleh karena pada mata binatang di malam hari tampak bersinar.
Pendapat di atas di tentang oleh Aristoteles (384 – 322 SM) karena pada kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat benda.
Pada abad pertengahan Alhazan (965 – 1038) seorang Mesir di Iskandria berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata . teori ini akhirnya di terima sampai abad ke 20 ini.

B. OPTIK GEOMETRI DAN OPTIK FISIKA

1. OPTIK GEOMETRI
Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus, berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa :
f = focus = titik api
b = jarak benda
v = jarak bayangan

Hukum Willebrord Snelius (1581 -1626) :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias (refraksi)

2. OPTIK FISIK
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di jelaskan malui metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
Sir Isaac Newton (1642-1727), cahaya itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu. Dengan menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.
Thomas Young (1773-1829) dan August Fresnel (1788-1827), dapat menjelaskan bahwa cahaya dapat melentur berinterferensi. James Clark Mexwell (1831-1879) berkebangsaan Skotlandia, dari hasil percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat rambat cahaya (3 X 10 m/detik) sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Huygens ( 1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahaya dari satu medium ke medium lainnya.
Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam di sinari dengan cahaya akan memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetic.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat materi (partikel) dan sifat gelombang.

C. HUBUNGAN ANTARA ENDEKS BIAS DAN KECEPATAN RAMBAT
Indeks bias dari suatu benda didefinisikan sebagai :
n
i = sudut datang
r = sudut bias
ini dapat pula didefinisikan sebagai berikut : kecepatan rambat cahaya dalam ruang hampa dibandingkan dengan kecepatan rambat cahaya dalam medium. Dengan demikian bila cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa C dan di dalam medium C maka :
D. LENSA
Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua :
Lensa yang mempunyai permukaan sferis
Lensa yang mempunyai permukaan silindris.
Permukaan sferis ada dua macam pula yaitu :
Lensa konvergen / konveks
Yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul menjadi bayangan nyata, juga di sebut lensa positif atau lensa cembung.
Lensa divergen / konkaf
Yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar , lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung.
Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa silindris. Lensa ini mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus negatif.

KESESATAN LENSA
Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan , jarak focus, radius kelengkungan lensa seerta sinar-sinar yang dating paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa). Aberasi ini ada bermacam-macam :
a. Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa).
Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di P’. aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
b. Koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
c. Astigmatisma
Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.
d. Kelengkungan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.
e. Distorsi
Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.
f. Aberasi kromatis
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa.
Ada dua macam aberasi kromatis yaitu :
Aberasi kromatis aksial/longitudinal : perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks bias.
 Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.
Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut “ Achromatic double lens”.

E. MATA
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :
Mata memfokuskan bayangan pada retina
 System syaraf mata yang memberi informasi ke otak
Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut.

1. ALAT OPTIK MATA
Bagian-bagian pada mata terdiri dari :
Retina
Terdapat ros batang dank ones/kerucut, fungsi rod untuk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus.
Fovea sentralis
Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).
Kornea dan lensa
Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak.
Pupil
Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya.

Sistem optic mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena :
a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar
b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi
c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm
d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1
e. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris
f. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi
g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmHg
h. Tiap mata dilindungi oleh tulang
i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak
j. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata (m=muskulus = otot).
 M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam
M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping
M. rektus superior = menarik bola mata ke atas
M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah
M. obligus inferior = memutar ke samping atas
M. obligus superior = memutar ke samping dalam.
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus (mata juling). Ada tiga macam strabismus yaitu strabismus horizontal, vertical dan torsional.

2. DAYA AKOMODASI
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 – 23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang.

Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada “titik dekat” punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi.
Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :
A = lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal.
Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri
L = umur dalam tahun
Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbyop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata demikian disebut mata afasia.

3. PENYIMPANGAN PENGLIHATAN
Mata yang mempunyai titik jauh/punktum remotum terhingga akan memberi bayangan benda secara tajam pada selaput retina. Dikatakan mata emetropia. Sedangkan mata yang mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga , mata demikian disebut mata ametropia.
Mata emetropia mempunyai punktum proksimum sekitar 25 cm, disebut mata normal. Sedangkan mata emetropia yang mempunyai punktum proksimum lebih dari 25 cm di sebut mata presbiopia.
Mata ametropia mempunyai dua bentuk :
 Myopia (penglihatan dekat)
Hipermetropia(penglihatan jauh)

MIOPIA
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu kecil di sebut mata myopia. Mata myopia ini bentuk mata terlalu lonjong maka benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Mata seperti ini dapat melihat tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi. Dengan akomodasi kuat akan terlihat benda yang lebih dekat lagi.

HIPERMETROPIA
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu besar dikatakan hipermetropia. Kalau diperhatikan bola mata hipermetropia maka akan terlihat bola mata yang agak gepeng dari normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di belakang retina, tetapi kadang kala dengan akomodasi akan terlihat benda-benda yang jauh tak terhingga secara tajam bahkan dapat melihat benda-benda berada dekat di depan mata.
Baik myopia maupun hipermetropia kelainannya terletak pada poros yang di sebut ametropia poros.
Selain myopia dan hipermetropia, ada salah satu kelainan pada lensa mata yaitu astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen system lensa menjadi bentuk telur daripada sferis. Tambahan pula kornea atau lensa kristaline menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian radius kurvatura menjadi lebih besar pada arah memanjang. Sebagai konsekwensi berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang panjang akan difokuskan dibelakang retina sedangkan berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang pendek difokuskan di depan retina. Dengan perkataan lain mata tersebut mempunyai pandangan jauh terhadap beberapa berkas cahaya dan berpandangan dekat terhadap sisa cahaya. Dengan demikian mata seseorang yang menderita astigmatisma tidak dapat memfokuskan setiap objek dengan jelas.

4. TEHNIK KOREKSI
Setelah melalui pemeriksaan dokter mata dengan seksama maka ditentukan apakah penderita menderita presbiopia, hipermetropia, myopia, astigmatisma atau campuran (presbiopia dan myopia).
a. Mata presbiopia
Pada mata presbiopia tidak ada masalah untuk melihat jauh. Yang menjadi masalah adalah melihat dekat, untuk itu penderita dianjurkan memakai kacamata positif.
b. Mata hipermetropia
Mata demikian kemampuan melihat jauh dan dekat terganggu dimana punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu jauh sehingga dianjurkan memakai kacamata positif.
c. Mata myopia
Pada mata myopia , kemampuan melihat dekat dan jauh tergganggu oleh karena letak punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat sehingga dianjurkan memakai kacamata negatif.
d. Mata astigmatisma
Penderita yang mengalami mata astigmatisma akan terganggu penglihatannya tidak dalam segala arah, sehingga penderita ini dianjurkan memakai kacamata silindris atau kaca mata toroidal. Penderita astigmatisma dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea rah yang berlawanan.
e. Campuan
 Ada penderita yang matanya sekaligus mangalami presbipoi dan myopia, maka mempunyai punktum proksimum yang letaknya terlalu jauh dan punktum remotum terlalu kecil, penderita demikian memakai kacamata rangkap yaitu kacamata bifocal (negatif diatas, positif di bawah)
Ada penderita yang hanya menderita presbiopia, myopia atau hipermetropia tanpa astigmatisma hanya memakai kacamata berlensa sferis.

Contoh 1:
Dokter dalam memeriksa penderita yang titik dekat matanya 0,5 meter dan penderita ingin membaca pada jarak 0,25 meter.
Pertanyaan :
a. Berapakah daya akomodasinya ?
b. Berapakah kekuatan lensa agar pemderita dapat membaca pada jarak 0,25 m ?

Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diketahui bahwa objek yang terjadi pada retina dibentuk oleh kornea dan lensa mata yang merupakan lensa gabung dan jarak kornea retina secara pendekatan adalah 2 cm = 0,02 meter. Daya akomodasi mata dihitung dalam dioptri (D) dimana selisih antara kekuatan lensa mata untuk melihat pada titik/jarak tertentu dengan daya kekuatan lensa mata pada waktu melihat benda pada jarak jauh tak terduga. Maka penyelesaian soal di atas sebagai berikut :
a. Kekuatan focus mata normal :

Kalau mata orang tersebut difokuskan pada jarak 0,5 meter maka focus matanya

Daya akomodasi sebesar
b. Untuk melihat benda pada jarak 0,25 meter maka kekuatan matanya :
Penderita tersebut harus memakai kacamata dengan kekuatan :
54 D – 52 D = 2 D
Contoh 2 :
Penderita dengan titik dekat 2,0 meter. Berapa dioptrikah apabila penderita membaca pada jarak 0, 25 meter ?
Focus mata yang normal pada jarak 0,25 meter :
Focus mata pada jarak 2 meter :

Mata penderita ini perlu dikoreksi dengan lensa :
54 D – 50,5 D = 3,5 D
Pada penulisan resep bagi penderita yang memerlukan lensa kacamata dapat di lihat sebagai berikut :
Sferis Silinder Aksis Penambahan
OD - 1,25 - 1,25 180 + 1,25
OS - 1,75 - 1,75 103 + 1,25
Penambahan 1,25 kacamata bertujuan untuk koreksi kacamata silinder tersebut.

5. KETAJAMAN PENGLIHATAN
Ketajaman penglihatan dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata , di klinik dikenal dengan nama visus. Tapi bagi seorang ajli fisika ketajaman penglihatan ini disebut resolusi mata.
Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhannya. Oleh karena itu definisi visus adalah : nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan.
Pada penentuan visus, para ahli mempergunakan kartu Snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah ditentukan. Misalnya mata normal pada waktu diperiksa diperoleh 20/40 berarti penderita dapat membaca hurup pada 20 ft sedangkan bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft (20 ft = 4 meter).


Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus :

Keterangan :
d = Jarak yang di lihat oleh penderita
D = Jarak yang dapat di lihat oleh mata normal.
Penggunaan kartu snellen ini, kualitasnya kadang-kadang meragukan oleh karena huruf yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran yang berbeda, demikian pula huruf dengan ukuran berbeda kadang-kadang tidak sama bentuknya. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan itu telah diciptakan “kartu cincin Landolt”.
Kartu ini mempunyai sejumlah cincin berlubang, diatur berderet yang sama besar, dengan lubang yang arahnya ke atas, ke bawah, ke kiri dank e kanan.
Dari atas ke bawah cincin itu di atur agar lubangnya mengecil secara berangsur-angsur. Penderita di suruh menunjukkan deretan cincin tersebut hingga cincin terkecil tanpa salah. Angka visus ini didapat dengan menghitung sudut dimana cincin Landolt itu diamati. Misalnya penderita menunjukkan cincin landolt tanpa salah pada 0,8 mm jarak 4 meter.
Pemeriksaan visus seseorang selain disebut di atas dapat pula dengan cara menghitung jari, gerakan tangan dan sebagainya.
Berarti penderita dapat menghitung jari tangan pada jarak 1 meter.
Hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter
= Hanya bisa membedakan gelap terang
Kalau seseorang penderita terjadi penurunan visus tanpa kelainan organis disebut “Amblyopia”.

6. MEDAN PENGLIHATAN
Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan “alat perimeter”.
Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertical ± 130°; sedangkan medan penglihatan horizontal ± 155°.

7. TANGGAP CAHAYA
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan Cone(kerucut).
Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf.
Distribusi Rod dan Kone pada retina
a. Kone (kerucut)
Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari disebut “fotopik”.
Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna, tetapi kone tidak sensitive terhadap semua warna, ia hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Kone terdapat terutama pada fovea sentralis.
b. Rod (batang).
Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke samping. Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20° terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510 nm).
Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 – 700 nm), tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan dengan Rod.

8. PENYESUAIAN TERHADAP TERANG DAN GELAP
Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami kesulitan dalam penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke dalam ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian. Pendapat ini telah lama diketahui orang.
Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan merangsang rod secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah, ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayangan yang benderang yang merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objekpun yang terlihat. Perubahan sensitifitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fenomena penyesuaian terang dan gelap.

a. Mekanisme penyesuaian terang (cahaya)
Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energi sinar yang disebut foto kimia. Di bawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin akan pecah, masuk ke dalam retine dan skotopsine. Retine akan tereduksi menjadi vitamin A di bawah pengaruh enzyme alcohol dehydrogenase dan koenzym DPN – H + H (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa versa)
Rushton (1955) telah membuktikan adanya rhodopsin dalam retina mata manusia, ternyata konsentrasi rhodopsin sesuai dengan distribusi rod.
Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan dilakukan secara terus menerus konsentrasi rhodopsin di dalam rod akan sangat menurun sehingga kepekaan retina terhadap cahaya akan menurun.

b. Mekanisme penyesuaian gelap
Seseorang masuk ke dalam ruangan gelap yang tadinya beradadi ruangan terang, jumlah rhodopsin di dalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang tersebut tidak dapat melihat apa-apa di dalam ruangan gelap. Selama berada di ruangan gelap, pembentukan rhodopsin di dalam rod sangatlah perlahan-lahan, konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup dalam beberapa menit berikutnya sehingga akhirnya rod akan terangsang oleh cahaya dalam waktu singkat.
Selama penyesuaian gelap kepekaan retina akan meningkat mencapai nilai 1.000 hanya dalam waktu beberapa menit saja, kepekaan retina mencapai nilai 100.000 waktu yang diperlukan 1 jam.
Sedangkan kepekaan retina akan menurun dari nilai 100.000 apabila seseorang dari ruangan gelap ke ruangan terang. Proses penurunanan kepekaan retina hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit.
Penyesuaian gelap ini ternyata kone lebih cepat daripada rod. Dalam waktu kira-kira 5 menit fovea sentralis telah mencapai tingkat kepekaan. Kemudian dilanjutkan penyesuaian gelap oleh rod sekitar 30 – 60 menit, rata-rata terjadi pada 15 menit pertama. Sebelum masuk ke kamar gelap (misalnya ruang Rontgen) biasanya dianjurkan memakai kacamata merah atau salah satu mata dipejamkan dalam beberapa saat (± 15 menit).

9. TANGGAP WARNA
Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun mekanisme tanggap warna tersebut belum diketahui secara jelas. Denganvmenggunakan pengamatan skotopik pada intensitas cahaya yang lemah, tidak ada respon terhadap warna. Tetapi dengan menggunakan pengamatan fotopik dapat melihata warna namun tidak bisa membedakan warna pada objek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan.

a. Teori tanggap warna
Kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu kone memberi jawaban yang selektif terhadap warna, kurang sensitive terhadap cahaya dan mempunyai hubungan dengan otak dalam kaitan ketajaman penglihatan dibandingkan dengan rod. Ahli faal Lamonov, Young Helmholpz berpendapat ada 3 tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna poko yaitu biru, hijau dan merah.
Kone biru
Mempunyai kemampuan tanggap gelombang frekwensi cahaya antara 400 dan 500 milimikron. Berarti konne biru dapat menerima cahaya , ungu, biru dan hijau.
Kone hijau
Berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan frekwensi antara 450 dan 675 milimikron. Ini berarti kone hijau dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Kone merah
Dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi respon terhadap cahaya orange kemerahan sangat kuat daripada warna-warna lainnya.
Ketiga warna pokok disebut trikhromatik. Teori yang diajukan oleh Lamonov, Young Helmholpz mengenai trikhromatik sukar untuk dimengerti bagaimana kone dapat mendeteksi warna menengah (warna intermediate) dari tiga warna pokok. Oleh sebab itu timbul teori tiga tipe dikromat yaitu suatu warna menengah terpraoduksi oleh karena dua tipe kone yang terangsang. Sebagai contoh, kone hijau dan merah terangsang bersamaan tetapi kone hijau terangsang lebih kuat daripada kone merah maka warna yang terproduksi adalah kuning kehijauan. Apabila kone hijau dank one biru terangsang, warna yang ditampilkan sebagai warna biru hijau. Jika intensitas rangsangan terhadap kone hijau lebih besar daripada kone biru, warna yang ditampilkan lebih hijau dan biru.
Pada suatu percobaan dimana mata disinari dengan spectrum cahaya kemudian dibuat kurva respon dari pigmen peka cahaya akan tampak tiga warna pigmen peka cahaya yang serupa dengan kurva sensitive untuk ketiga tipe kone.

b. Buta warna
Jika seseorang tidak mempunyai kone merah ia masih dapat melihat warna hijau, kuning, orange dan warna merah dengan menggunakan kone hijau tetapi tidak dapat membedakan secra tepat antara masing-masing warna tersebut oleh karena tidak mempunyai kone merah untuk kontras / membandingkan dengan kone hijau. Demikian pula jika seseorang kekurangan kone hijau, ia masih dapat melihata seluruh warna tetapi tidak dapat membedakan antara warna hijau, kuning, orange dan merah. Hal ini disebabkan kone hijau yang sedikit itdak mampu mengkontraskan dengan kone merah. Jadi tidak adanya kone merah atau hijau akan timbul kesukaran atau ketidakmampuan untuk membedakan warna antara keadaan ini di sebut buta warna merah hijau kasus yang jarang sekali, tetapi bisa terjadi seseorang kekurangan kone biru, maka orang tersebut sukar membedakan warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut kelemahan biru ( blue weakness). Pada suatu penelitian diperoleh 8% laki-laki buta warna, sedangkan 0,5 % terdapat pada wanita dan dikatakan buta warna ini diturunkan oleh wanita. Adapula orang buta terhadap warna merah disebut protanopia, buta terhadap warna hijau disebut deuteranopia dan buta terhadap warna biru disebut tritanopia.

10. PERALATAN DALAM PEMERIKSAAN MATA
Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan dibahas dalam kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaaan mata bagian dalam, pengukuran daya focus mata, penmgukuran kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa ada 6 macam yaitu :
Opthalmoskop
Retinoskop
Keratometer
 Tonometer dari schiotz
Pupilometer
Lensometer

OPTHALMOSKOP
Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya). Ada dua prinsip kerja opthalmoskop yaitu :
 Pencerminan mata secara langsung
Fundus okuli penderita disinari dengan lampu, apabila mata penderita emetropia dan tidak melakukan akomodasi maka sebagian cahaya akan dipantulkan dan keluar dari lensa mata penderita dalam keadaan sejajar dan terkumpul menjadi gambar tajam pada selaput jaringan mata pemeriksa (dokter) yang juga tidak terakomodasi. Pada jaringan mata dokter terbentuk gambar terbalik dan sama besar dengan fundus penderita.
 Pencerminan mata secara tak langsung
Cahaya melalui lensa condenser diproyeksi ke dalam mata penderita dengan bantuan cermin datar kemudian melalui retina mata penderita dipantulkan keluar dan difokuskan pada mata sipemeriksa (dokter). Dengan mempergunakan opthalmoskop dapat mengamati permasalahan mata yang berkaitan dengan tumor otak.


RETINOSKOP
Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata penderita tanpa aktivitas penderita, meskipun demikian mata penderita perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa. Cahaya lampu diproyeksi ke dalam mata penderita dimana mata penderita tanpa akomodasi. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan dari retina dan berfungsi sebagai sumber cahaya bagi sipemeriksa.
Fungsi retinoskop dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya) berada di titik jauh mata akan difokuskan pada retina. Cahaya yang dipantulkan retina akan menghasilkan bayanagan focus pada titik jauh pula. Oleh karena itu pada waktu pemeriksa mengamati mata penderita melalui retionoskop ,lensa posistif atau negatif diletakkan di depan mata penderita sesuai dengan keperluan agar bayangan (cahaya) yang dibentuk oleg retina penderita difokuskan pada mata pemeriksa. Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar pengfokusan bayangan dari retina penderita terhadap pemeriksa tepat adanya. Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5 D.

KERATOMETER
Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan. Ada dua lensa kontak yaitu :
a. Hard contact lens
Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm. sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma.

b. Soft contact lens
Adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat mengoreksi astigmatisma.

Dasar kerja keratometer :
Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung dengan jarak diketahui akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak ½ r. dengan demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung.
Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer ,kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek. Pemeriksa mengatur focus agar memperoleh jarak dari kornea.
Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan mengatur sudut prisma agar menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma setelah diatur akan dikaliberasi dengan daya focus kornea ( dalam dioptri). Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata radius kelengkungan kornea 7,7 mm. penderita dengan astigmastisma , biasanya dalam pengukuran bayangan dibuat arah vertical dan horizontal.

TONOMETER
Pada tahun 1900, Schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk mengukur tekanan intraocular yang dikenal dengan nama Tono meter dari Schiotz.
Tehnik dasar :
Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat ( Plug) diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut. Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0 dan 15,0 gram. Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 gmaka berat total tonometer =
= Berat plug + alat pemberat
= 11 gram + 5,5 gram
= 16,5 gram.
16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg. Pemeriksaan tekanan di dalam bola mata (intraokuli) untuk mengetahui apakah penderita menderita glaucoma atau tidak. Pada penderita glaucoma tekanan intraokuli mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan intraokuli berkisar antara 20 – 25 mmHg dengan rata-rata produksi dan pengeluaran cairan humor aqueous 5 ml/hari.
Tahun 1950 Tonometer Schiotz dimadifikasi dengan kemudahan dalam pembacaan secara elektronik dan dapat direkam di sebut tonograf. Goldmann (1955) mengembangkan tonometer yang disebut tono meter Goldmann Aplanation ; pengukuran dengan memakai alat ini penderita dalam posisi duduk.

PUPILOMETER DARI EINDHOVEN
Diameter pupil dapat diukur dengan menggunakan pupilometer dari eindhoven. Yaitu lempengan kertas terdiri dari sejumlah lubang kecil dengan jarak tertentu. Apabila melihat melalui lubang-lubang ini dengan latar belakang dan tanpa akomodasi maka diperoleh perjalanan sinar sebagai berikut :
Lingkaran yang terproyeksi pada jaringan retina saling menyentuh berarti garis 1 dan 2 adalah sejajar. Garis 1 dan 2 inilah garis terluar yang masih dapat masuk melalui pupil, sehingga deperoleh jarak d, jarak ini adalah diameter pupil. Pada penentuan besar pupil, jarak antara lubang dan mata tidak menjadi masalah.

LENSOMETER
Suatu alat yang dipakai untuk emngukur kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut. Prinsip dasar :
Menentukan focus lensa positif sangat mudah , dapat dengan cara :
Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak terhingga misalnya (matahari)
 Memfokuskan bayangan dari suatu objek yang telah diketahui jaraknya.

Tehnik di atas ini tidak dapat diterapkan pada lensa negatif namun dapat dilakukan sedikit modifikasi yaitu : mengkombinasikan lensa negatif dengan lensa positif kuat yang telah ditentukan dioptrinya, dengan demikian dapat ditulis rumus sebagai berikut :

Dengan memakai lensometer, benda penyinaran digerakkan sehingga diperoleh bayangan tajam melalui pengamatan lensa.


DAFTAR PUSTAKA
1. J.F. Gabriel,2003, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta
2. Ganong, W.F, 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.


KONSEP DASAR OKSIGENASI
BY Doddy Yumam P SKep

A. PENGERTIAN PERNAPASAN
Secara umum bernapas diartikan menghirup udara (luar tubuh) dan menghembuskan udara dari paru-paru (Yoseph Tueng, Anatomi dan Fisiologi, 1987 hal 79). Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi. (Drs.H.Syafyddin.B.Ac, Anatomi Fisiologi, 1997 hal 87).
Secara fisiologi pernapasan terbagi atas :

1. Pernafasan luar (respirasi eksternal)
Adalah proses pertukaran O2 (oksigen) dari udara dengan CO2 (karbondioksida) dari pembuluh darah yang terjadi di alveolus.
2. Pernafasan dalam (respirasi internal)
Adalah proses bertukarnya O2 (oksigen) dari darah dengan CO2 (karbondioksida) dari jaringan O2 (oksigen) dikeluarkan dari darah untuk keperluan jaringan dan CO2 (karbondioksida) dipungut oleh darah dari jaringan untuk dibawa ke alveoli di paru-paru.

B. GUNA PERNAPASAN

Guna pernafasan antara lain :
1. Mengambil O2 (oksigen).
2. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sisa pembakaran.
3. Meningkatkan dan melembabkan udara.
4. Melindungi sistem pernafasan dan jaringan lain dari serangan patogenik.
5. Untuk pembentukan komunikasi seperti berbicara, bernyanyi, berteriak dan menghasilkan suara.


C. ORGAN-ORGAN PERNAPASAN

1. Hidung (nasal)
Hidung mempunyai 2 (dua) rongga yang dibagi oleh suatu sekat yang disebut septumnasi. Dinding bagian dalam rongga hidung (capum nasi) terdiri dari selaput lendir yang berfungsi menetralisir suhu dan kelembaban udara yang masuk sehingga tidak berbeda dengan suhu tubuh. Dibagian dalam rongga hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring debu/ kotoran yang masuk kedalam hidung pada saat bernapas.

2. Tekak (faring)
Merupakan suatu rongga yang menyambung antara cavumnasi dengan laring. Faring terletak dibelakan rongga hidung, rongga mulut dan didepan kerongkongan bagian atas. Tekak terbagi atas 3 (tiga) bagian:
a. Bagian atas disebut nasofaring.
b. Bagian tengah disebut orofaring.
c. Bagian bawah disebut laringo faring.

3. Pangkal tenggorokan (laring)
Laring terletak dibawah epiglotis hingga dibawah jakun. Bentuknya seperti pipa bulat, terdiri dari kepingan-kepingan tulang rawan yang diikat oleh pigmen dan membran. Pada bagian ini terdapat pita suara. Dinding laring bagian dalam terdiri dari selaput lendir yang berguna untuk menyesuaikan suhu dan kelembaban udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh.
Laring terdiri dari 5 (lima) tulang rawan, sebagai berikut:
a. Kartilago tiroid (1 buah) dengan jakun.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).

4. Batang tenggorokan (trachea)
Bentuknya seperti pipa, terletak dari faring hingga sebatas vertebralis thorakalis ke 5. Tersusun dari 16 hingga 20 buah cincin tulang rawan yang bagian belakangnya diikat oleh jaringan fibrosa dan otot. Bagian dalamnya dilapisi oleh selaput lendir, yang berguna untuk menyesuaikan udara yang masuk. Pada trachea terdapat sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.

5. Cabang trachea (bronkus)
Ada 2 buah bronkus yaitu bagian kiri dan kanan. Bronkhus kanan lebih pendek dari bronchus kiri. Bronkhus bercabang lagi menjadi bronchus paru-paru yaitu bronchus paru atas, bronchus paru tengah dan bronchus paru bawah. Cabang bronchus yang besar disebut segmenlobus dan cabang selanjutnya disebut segmen bronchus.

6. Cabang bronkus (bronkhiolus) terdapat didalam paru-paru.
Cabang bronkhiolus banyak sekali dengan garis tengah 1 mm. Diujung bronkhiolus terdapat suaru kantong udara yang disebut alveoli.

7. Kantong udara (alveoli) merupakan akhir dari bronkhiolus.
Alveoli membentuk kelompok-kelompok yang disebut asinus, yang merupakan unit fungsional paru-paru. Disini terjadi pertukaran oksigen dari udara dan karbondioksida dari darah. Alveoli dikelilingi pembuluh darah atau kapiler.

8. Paru-paru.
Bentuknya seperti kerucut, berada didalam rongga thorak yang diselaputi oleh pleural.
Diantara paru kanan dan kiri terdapat jantung. Paru-paru terdapat atas bagian-bagian oleh celah-celah yang disebut lobus.
a. Paru-paru kanan terdiri atas lobus superior, lobus medius dan lobus inferior.
b. Paru-paru kiri terdiri atas lobus superior dan lobus inferior.
Setiap lobus terdiri dari lobula-lobula yaitu kumpulan dari alveoli.


Kapasitas paru-paru
Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Waktu ekspirasi udara di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter, sedangkan pada waktu pernapasan tertinggal ± 2 ½ liter.

D. PROSES TERJADINYA PERNAPASAN
Refleks bernapas diatur oleh pusat pernapasan medulla oblongata.
Inspirasi terjadi jika :
Nervus prenikus Rangsangan


Muskulus diafragma mengkerut datar


Jarak stratum vertebra semakin lusa dan melebar


Rongga dada membesar sehingga pleura tertarik



Tekanan udara berkurang sehingga udara masuk

Ekspirasi terjadi jika :
Otot relaksasi


Rongga dada menjadi kecil


Udara di dorong keluar.

E. MACAM-MACAM PERNAPASAN
1. Pernapasan dada
Pada saat bernapas, rangka terbesar bergerak. Ini terjadi pada rangka lunak yaitu pada orang-orang muda dan perempuan.

2. Pernapasan perut
Pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka biasanya terjadi pada orang tua. Jika tulang rawannya tidak begitu lembek yang disebabkan banyak zat kapur mengendap di dalamnya dan ini banyak kelihatan pada pria.

F. FISIOLOGI PERNAPASAN
1. Pengendalian pernapasan
Proses pernapasan dikendalikan oleh kimiawi dan syaraf. Pada proses kimiawi, karbondioksida merangsang saraf di medulla oblongata dan disalurkan lewat saraf phrenikus dan saraf interkostalis yang selanjutnya menuju otot-otot pernapasan (otot diafragma atau interkostalis). Otot ini berkontraksi sehingga terjadilah pernapasan.

2. Kecepatan pernapasan
Napas wanita lebih cepat dari pria. Patokan normalnya sebagai berikut (sumber Fundamental Of Nursing, Lilis Taylor, Lippincott, 1997) :
a. Bayi usia< 1 tahun : 30 – 60 X/Menit.
b. Anak usia 1-5 tahun : 20 – 40 X/Menit
c. Anak usia 6 – 12 tahun : 15 – 25 X/Menit
d. Dewasa : !6 – 20 X/Menit.

3. Kebutuhan tubuh akan oksigen
Oksigen diperlukan oleh tubuh pada tingkat metabolisme sel. Sel tubuh yang tidak memperoleh oksigen akan mengalami kerusakan dan mati. Bila seseorang kekurangan oksigen akan terlihat kebiru-biruan pada ujung telunjuk tangan, bibir serta ujung telinga.




NUTRISI UNTUK BALITA
By Doddy Yumam P SKep

TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI
Tujuan pemberian makan pada anak adalah :
Memberikan nutrient yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang dimamfaatkan untuk tumbuh kembang yang optimal, pelaksanaan pelbagai aktivitas dan pemulihan kesehatan setelah sakit.
Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS NUTRISI UNTUK BALITA
SERAT MAKANAN
Banyaknya serat sayuran yang tidak tercerna dalam makanan sehari-hari berkisar antara 170 – 300 mg/Kg/hari. saat ini kebutuhan serat secara tepat pada anak belum dapat ditentukan. Sebagian besar anak yang diberi makanan berimbang, biasanya akan mendapatkan pula serat ini dalam jumlah yang cukup. Serat mempunyai sifat mengikat air, membentuk gel, dan meningkatkan pertukaran kation, seperti Ca++ dan Fe++. Untuk berlangsungnya fungsi pencernaan dengan baik, diperlukan adanya serat dalam jumlah yang memadai, jumlah serat yang tidak sesuai dapat mengakibatkan beberapa kelainan. Bahan makanan yang digiling atau di poles terlampau halus dan bersih mengandung serat dengan kadar rendah, yang dapat disertai dengan meningkatnya kejadian konstipasi, apendisitis, divertikulitis atau gangguan intestinal lainnya. Sebaliknya, masukan serat sayuran yang berlebihan dapat mengakibatkan menurunnya absorpsi Zn atau nutrient lainnya.

KEMUDAHAN CERNA
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrient yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat mempengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan. Missal, susunya menjadi lebih kecil; buah yang dikupas atau disimpan terlalu lama akan kehilangan vitamin C; absorpsi besi akan meningkat bila diperlukan vitamin C dan merendah bila ada susu atau teh.

RASA KENYANG
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhinya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur dan buah mempunyai nilai yang rendah. Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain yang banyak dikonsumsi di Indonesia, akan menyebabkan bertambahnya sekresi getah lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga akan menambah rasa kenyang.

SUMBER MAKANAN
Di Indonesia tersedianya sumber makanan di berbagai daerah tidak merata, sehingga untuk mencegah terjadinya penyakit gizi yang khusus timbul di daerah itu, diperlukan adanya sistem transportasi yang memungkinkan pertukaran bahan makanan dari satu pulau ke pulau lain. Selain itu, kemiskinan, ketidaktahuan, tingkat pendidikan yang rendah, dan keadaan sosial budaya lainnya merupakan faktor terjadinya penyakit kurang gizi. Hidangan makanan dalam keluarga yang kurang mampu biasanya terdiri atas makanan yang bersifat monoton, kurang bervariasi serta kualitasnya yang kurang memadai. Di samping upaya untuk swasembada pangan, masyarakat awam perlu dibekali pengetahuan mengenai susunan nutrient dalam berbagai bahan makanan lokal, yang tidak lain berupa terjemahan dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral menjadi makanan yang akan dikonsumsi berupa sereal, bahan makanan hewani dan nabati, sayur dan buah. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan biaya murah dapat diperoleh hidangan yang memadai dengan bersumber kepada bahan makanan yang tersedia setempat.

AUTOSINTESIS VITAMIN
Pada spesies tertentu, di antaranya manusia, beberapa jenis vitamin ternyata dapat dibentuk dalam tubuh individu sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan asam pantotenat hanya mungkin berlangsung bila terdapat bakteri flora usus. Tetapi belum diketahui dengan pasti mekanisme pembentukan vitamin ini dikaitkan dengan jumlah kebutuhan tubuh sendiri. Jenis makanan atau keadaan flora usus tertentu dapat mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti kejadian beri-beri pada beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai akibat adanya bakteri usus jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.

PENGARUH OBAT
Beberapa jenis antimikroba dapat mempengaruhi status gizi anak, walaupun tidak sampai tahap MEP. Perubahan status gizi ini biasanya terjadi melalui mekanisme adanya kelainan dasar berupa kelainan struktur saluran cerna, misalnya hipertropi mikrovilus atau stomatitis, yang kemudian dapat mengakibatkan malabsorbsi, nafsu makan berkurang atau diare. Secara umum telah dikenal bahwa pemberian antibiotic berspektrum luas untuk waktu yang cukup lama dapat menyebabkan stomatitis, diare, atau berkurangnya sintesis vitamin K (Derivat ampisillin, Kloramfenikol). Pemberian INH dapat menimbulkan gejala defisiensi piridoksin.

FAKTOR ENDOKRIN
Beberapa jenis bahan makanan diketahui mengandung bahan antitiroid yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan yodium, misalnya lobak, kubis, kacang kedele. Demikian pula pemberian kortikosteroid untuk jangka waktu lama memerlukan penambahan masukan protein, kalium dan kalsium, serta pengurangan natrium.

FAKTOR EMOSIONAL
Dengan berubahnya keadaan sosial masyarakat, sering dijumpai keluhan seorang ibu mengenai kesulitan dalam pemberian makan pada anak, terutama bila keluarga sangat disibukkan oleh berbagai masalah di luar dugaan. Dalam hal ini ibu di hadapkan kepada persoalan yang serba salah, bingung, khawatir anaknya menjadi kurus, sehingga akhirnya anak dipaksakan bahkan ditakut-takuti untuk makan makanan yang mungkin kurang disukainya. Tindakan paksaan ini sebenarnya telah menyimpang dari prinsip pendidikan anak, meskipun sasaran utama berupa status gizi anak yang optimal mungkin bisa tercapai. Nasihat kepada ibu yang demikian hendaknya diberikan dengan berdasarkan informasi yang menjadi latara belakang timbulnya kesulitan makan tersebut.

PREMATURITAS
Kebutuhan nutrient pada bayi BBLR lebih tinggi daripada bayi cukup bulan. Bila hanya berdasarkan masukan secara peroral, kebutuhan tersebut biasanya tidak akan terpenuhi pada hari-hari pertama kelahiran, karena kapasitas lambung yang masih terbatas.

KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI BALITA
PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL
Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir
Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BAYI
KALORI
Kalori merupakan satuan panas dalam proses metabolisme dan dipakai untuk menyatakan besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu laju pertumbuhan menurun pada masa balita kebutuhan kalori per Kg tidak setinggi pada waktu masa bayi dan nafsu makannya juga menurun.
Kebutuhan kalori anak balita adalah 90 – 100 kkal/Kg BB/Hari.

PROTEIN
Keperluan protein untuk anak balita adalah 1,5 g/ Kg BB / Hari.
Sumber makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air tawar, udang, susu, keju, sereal, kadcang-kacangan, kacang tanah, kacang kedele, tahu, tempe, jagung, beras, gandum.

KARBOHIDRAT
Kebutuhan makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat.
Sumbernya makanannya : susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal, beras, jagung, gandum, buah, jajanan, sirop, kue, sayur.
LEMAK
Kebutuhan makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak.
Sumber makanannya : susu, keju, kuning telur, mentega, margarine, minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.

CAIRAN
Keperluan cairan anak balita berkisar antara 100 – 125 ml / Kg BB/ Hari atau sebanyak 1150 – 1800 ml/hari.

VITAMIN A / RETINOL
Kebutuhan vitamin A anak balita adalah 500 – 600 µg RE/ hari.
Sumber makanan : hati, minyak ikan, susu, produk lemak susu, ikan air tawar, kuning telur, mentega, sayur dan buah berwarna hijau, kuning dan merah.

TIAMIN
Kebutuhan tiamin anak balita adalah 0,5 – 0,6 mg /hari.
Sumber makanan : hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras,setengah giling, gandum, kacang-kacangan dan sayuran.

RIBOFLAVIN
Kebutuhan riboflavin anak balita adalah 0,6 – 0,8 mg/hari.
Sumber makanan : susu, keju, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur berdaun hijau.

NIASIN
Kebutuhan niasin anak balita adalah 8 – 10 mg/hari.
Sumber makanan : daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berdaun hijau dan kacang tanah.

PIRIDOKSIN
Kebutuhan piridoksin untuk anak balita adalah 0,9 – 1,3 mg/hari.
Sumber makanan : susu, daging, hati, ginjal, ikan, sereal dan kacang tanah.

FOLASIN / ASAM FOLINAT
Kebutuhan folasin anak balita adalah 100 – 200 µg/hari.
Sumber makanan : hati , sayuran berdaun hijau, sereal, kacang-kacangan dan keju.

VITAMIN B 12 / CIANOCOBALAMIN
Kebutuhan vitamin B 12 anak balita adalah 2,0 – 2,5 µg/hari.
Sumber makanan : daging, jeroan, ikan, telur ,susu dan keju.

VITAMIN C
Kebutuhan vitamin C anak balita adalah 20 mg/hari.
Sumber makanan : buah rasa asam, tomat, arbei, jeruk, kubis, semangka, blewah, sayuran berwarna hijau.

VITAMIN D
Kebutuhan vitamin D anak balita adalah 10 µg/hari.
Sumber makanan : kuning telur, margarine, minyak ikan, paparan cahaya matahari.

KALSIUM
Kebutuhan kalsium anak balita adalah 500 mg/hari.
Sumber makanan : susu, keju, sayuran berdaun hijau, sardiri, kerang/remis.

FERRUM / BESI
Kebutuhan besi anak balita adalah 10 – 15 mg/hari.
Sumber makanan : hati, jeroan, daging, kuning telur, sayur hijau, kacang polong dan kacang tanah.

YODIUM
Kebutuhan yodium anak balita adalah 70 – 90 µg/hari.
Sumber makanan : garam beryodium, makanan laut, tumbuh-tumbuhan dari area non goiter.

ZINC
Kebutuhan zinc anak balita adalah 10 mg/hari.
Sumber makanan : daging, keju, kacang tanah dan serealia.