MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era global ini dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu keperawatan di Indonesia pada saat ini dan di masa akan datang perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan mengelola perubahan yang terjadi di Indonesia secara profesional.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.pelayanan keperawatan melalui pelaksana fungsi perncanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999), sedangkan menurut Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di Bangsal Marternitas Kenanga RSUD Wates berdasarkan metode primer modifikasi yang mana metode ini merupakan modifikasi dari metode primer, sekelompok pasien dirawat oleh sekelompok perawat selama dirawat di RS yang terdiri dari perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA).
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di lapangan.Mahasiswa Program Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Yogyakarta melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di Bangsal Matrenitas RSUD Wates untuk mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan arahan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktek mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan dilaksanakan di ruang berlangsung mulai tanggal 4 Januari 2010 sampai dengan 30 Januari 2010.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu di ruang mahasiswa mampu mengelola asuhan keperawatan dan bimbingan praktik klinik keperawatan di ruang rawat inap dengan menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas pelayanan profesional yang berkualitas tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah dalam pengorganisasian asuhan keperawatan
b. Mengorganisasaikan pelaksanaan kegiatan keperawatan
c. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan
d. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan
e. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan
f. Mengidentifikasi masalah yang terjadi
g. Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah
h. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer keperawatan
i. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah

D. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan, inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat dan keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan, dan inventaris ruangan.


4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional.

E. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes ’Aisyiyah Yogyakarta dengan anggota :
1. Doddy Yumam Prasetyo, S. Kep
2. Nur’ainun Yani Siregar, S. Kep
3. Irfan Bahtiar Isnaeni, S. Kep
4. Anisa Paramita, S. Kep
5. Rentika Devintan Puspitalia, S. Kep
6. Wiwik Lukita Dwiyani, S. Kep
7. Dewi Aprilia Lestari, S. Kep
8. Anantusia Fitriana, S. Kep
9. Kurniah, S. Kep


BAB II
TINJAUAN TEORI DAN HASIL PENGKAJIAN

I. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN RUANG
A. Gambaran Rumah Sakit
1. Sejarah Rumah Sakit
Menurut sejarahnya adalah peninggalan jaman Belanda. Terletak di sebelah alun-alun Wates. Setelah merdeka, keberadaannya tetap dilestarikan hingga tahun 1963. Kemudian karena tuntutan masyarakat berupaya mengembangkan diri dengan cara pindah lokasi baru di dusun Beji, Kecamatan Wates Jl. Tentara Pelajar Km 1 No. 5. Pada tanggal 26 Februari 1983, RSUD Wates berstatus RS tipe D. Kemudian pada tahun 1994 sampai sekarang menjadi RS tipe C, dan menjadi RS swadana pada tahun 2001.
2. Visi dan Misi
- Visi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo :
Terwujudnya RS Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo yang unggulan dalam pelayanan yang bermutu, dan memberikan kepuasan.
Pelanggan :
Keunggulan-keunggulan yang dimaksud :
a. SDM yang profesional
b. Kualitas dan kuantitas SDM yang memadai
c. SDM yang bertanggung jawab
d. SDM yang sejahtera
e. Sarana dan prasarana yang memadai
f. Lingkungan yang mendukung (aman, nyaman, bersih)
g. Pelayanan cepat sesuai standar pelayanan
h. Kepastian biaya
i. Tarif terjangkau
j. Kepuasan pelayanan
- Misi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo :
a. Menempatkan kemampuan dan komitmen karyawan
b. Menempatkan manajemen RS yang lebih efektif dan efisien
c. Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan
d. Melaksanakan kegiatan klinik secara profesional
e. Meningkatkan citra RS melalui upaya promosi dan pemasaran
f. Meningkatkan pengembangan karier SDM dan kesejahteraan karyawan
3. Tujuan Rumah Sakit
RSUD Wates mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan pelayanan rujukan.
- Meningkatkan pembelajaran dan pengembangan SDM
- Meningkatkan kualitas manajemen operasional
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
- Meningkatkan kemandirian keuangan RS
4. Fasilitas Pelayanan
a. Fasilitas pelayanan rawat jalan
Terdiri dari Poliklinik fisioterapi, kebidanan, gizi, penyakit anak, penyakit bedah, penyakit dalam, penyakit gigi dan mulut jiwa, penyakit jiwa, penyakit kulit dan kelamin, penyakit mata, THT, syaraf, dan UGD 24 jam.
b. Fasilitas pelayanan rawat inap
Terdiri dari perawatan NICU, penyakit anak, bedah, dalam, obsgin, dan syaraf.
c. Fasilitas penunjang
Terdiri dari pelayanan administrasi, ambulance, IBS, instalasi farmasi, gizi, laboratorium klinik, informasi, instalasi radiologi, keuangan, dan pemulasaran jenazah, SKPPS.
5. Jumlah Kunjungan (Triwulan Juli-September 2009)
Jumlah keseluruhan rawat jalan sebanyak 20.042 pasien, dengan rata-rata hari buka 74 pasien. Untuk kunjungan poliklinik obsgin 1.268 pasien.
Jumlah keseluruhan rawat inap sebanyak 185 tempat tidur dengan total pasien masuk 2.672 pasien, dengan jumlah BOR rata-rata 64,07%, LOS sejumlah 9.675, TOI 2 hari, BTO 16 kali. Sedangkan untuk rawat inap khusus obsgyn dengan 25 tempat tidur jumlah pasien masuk 488, LOS sejumlah 1.305, BOR rata-rata 62,44%, TOI 2 hari, BTO 19 kali.
6. Jumlah 10 Penyakit Terbesar
a. Diare Gastroenteritis
b. Tanda dan gejala penemuan klinik dan lab tidak normal lainnya, YTK di tempat lain
c. Infark serebral
d. Gagal jantung
e. DM tidak tergantung insulin
f. DBD
g. Kejang
h. Hipertensi
i. Demam dengue
j. Bronkitis empisema dan PPOK
Sumber : Data dari rekam medis
B. Gambaran ruang Kenanga
Ruang maternitas RSUD Kulon Progo merupakan unit rawat inap khusus ibu prenatal, antenatal dan postnatal kelas dua dan tiga, dengan jumlah ruang sebanyak 19 ruangan yang terdiri dari 14 kelas tiga, 4 ruang kelas dua, 1 ruang isolasi, 1 ruang jaga perawat, 1 ruang administrasi, 1 ruang kepala ruang, 1 kamar ganti pakaian perawat, 8 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang memandikan bayi, 1 ruang tindakan, dan 2 tempat cuci tangan, 1 gudang. Di ruang nifas ini dipimpin seorang kepala ruang, 2 orang bidan primer (BP), 12 bidan associated (BA), 1 orang magang, 1 orang tenaga administrasi. Dalam usaha meningkakan pelayanannya ruang Kenanga mempunyai karakteristik managemen sebagai berikut :
1. Visi ruangan belum ada
2. Misi ruangan belum ada
3. Motto ruangan belum ada
4. Budaya Kerja
a. Kejujuran
b. Keadilan
c. Keterbukaan (Transparan)
d. Kerjasama (Team Work)
e. Costumer service
f. Professionalisme.
5. Letak ruang Kenanga Perbatasan :
• Utara : Ruang Kenanga (VK)
• Timur : Ruang Bougenvil A dan Cempaka
• Barat : Ruang NICU
• Selatan : Ruang Flamboyan
6. Fasilitas untuk pasien
a. Tempat tidur pasien
b. Kasur busa, satu bantal dan selimut
c. Meja dan lemari
d. Kursi
e. Kursi Roda
f. Kipas Angin
g. Kamar mandi pasien / keluarga
Dalam ruangan ini fasilitas pasien antara kelas II dan kelas III tidak dibedakan.
7. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Ruang jaga perawat
b. Kamar mandi
c. Lemari penyimpanan alat
d. Locker pribadi perawat
e. Komputer
f. Kulkas
g. Dapur
h. Dispenser
i. Kamar ganti
8. Struktur organisasi : belum ada
9. Denah ruangan : belum ada
B. Unsur-unsur Manajemen
1. Unsur Input.
a. Man / Manuasia
1) Pasien.
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis / keperawatan yang terganggu kondisi kesehatannya baik jasmani maupun rohani (WHO, 1990). Ruang Kenanga adalah ruang untuk paisen dengan post partum / nifas yang terdiri dari ruang kelas 2 dan kelas 3, serta isolasi. Karakteristik pasien yang dirawat disuatu ruangan berpengaruh dalam pemberian pelayanan keperawatan. Semakin banyak ragam kasus penyakit yang dirawat di ruangan menuntut semakin banyak pula pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan. Demikian juga perangkat lunak yang harus dimiliki ruangan seperti petunjuk teknis Standar Asuhan Kebidanan juga semakin banyak yang harus disediakan.
a. Gambaran BOR, LOS, TOI, BTO
Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan yaitu BOR, LOS, TOI, dan BTO.
Kajian data :
Gambaran rata-rata penggunaan tempat tibur (BOR) dan lama rawat inap klien LOS), waktu tempat tidur kosong (TOI) dan frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) dalam triwulan ketiga :
Tabel 1
Gambaran BOR, LOS, TOI, dan BTO
bulan Juli, Agustus, September 2009
N0. PERIODE B0R LOS TOI BTO
1 TRI WULAN KE III 62,44 % 2,68 hari 2 hari 19 hari
Sumber : Rekam Medis Tahun 2009
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 1 di atas yang didapatkan pada triwulan ke tiga (Juli, Agustus, September) didapatkan hasil BOR 62,44%, LOS 2,68 hari, TOI 2 hari, BTO 19 hari.
BOR : Jumlah pasien x 100% = 11 x 100% = 57,8%
Jumlah bed 19
dengan BOR 57,8% yang berarti dibawah standar nasional dengan normal 75-85%.
LOS : dengan LOS 2,68 hari yang berarti masih ideal dengan standar nasional 7-10 hari
TOI : 2 hari yang berarti sudah sesuai standar nasional 1-3 hari
BTO : 19 hari yang berarti baik dengan standar nasional 1-5 kali.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 4, 5, 6 Januari 2010 di ruang, didapatkan hasil rata-rata BOR/hari sebagai berikut :
1. Tanggal 4 Januari 2010
Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed BOR : 57,8%.
2. Tanggal 5 Januari 2010
Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed BOR : 57,8%.
3. Tanggal 6 Januari 2010
Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed
BOR : 57,8%.
Hasil pengkajian selama 3 hari tanggal 4-6 Januari 2009 didapatkan jumlah BOR rata-rata adalah 57,8% sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR masih dibawah standar.
b. Karakteristik pasien
Pasien yang dirawat di Ruang Kenanga adalah pasien dengan bermacam-macam kasus maternitas baik yang normal maupun dengan komplikasi. Trend kasus penyakit di ruang tergambar dalam tabel berikut ini :










Tabel 2
10 Besar Diagnosa Post SC
di Bangsal Kenanga RSUD Wates Periode Juli-November 2009
No Jenis Penyakit Jumlah Persentase

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. DKP
Presbo
Induksi gagal
Riwayat SC
Hidramnion
PEB
Janin besar
Gemelli
Plasenta previa totalis
Letak lintang
65
31
23
20
10
8
8
6
6
6
35.5
16,9
12,6
10,9
5,5
4,4
4,4
3,3
3,3
3,3
Jumlah 183 100
Sumber : Data Primer Bangsal Kenanga

Interpretasi :
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan DKP menjadi diagnosa pos sc terbanyak dengan persentase 35,5% dan jumlah terkecil gamelli, plasenta previa totalis dan letak lintang dengan persentase 3,3%.










Tabel 3
10 Besar Obstetri
di Bangsal Kenanga RSUD Wates periode Juli-November 2009
No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Ps. Normal
Ps. Induksi
Ps. Premature
Ps. Vacum extractie
Ketuban Pecah Dini
Ps. IUFD
Persalinan sungsang
BDP (belum dalam persalinan)
Retensi Plasenta
PEB 238
96
59
49
36
20
14
14
12
6 43,8
17,6
10,8
9
6,6
3,7
2,6
2,6
2,2
1,1
Jumlah 544 100
Sumber : Data Primer Bangsal Kenanga
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan jenis pelayanan obstetri terbanyak adalah persalinan normal dengan persentase 43,8% dan terkecil PEB dengan persentase 1,1%.


















Tabel 4
10 Besar Penyakit Gynekologi
di Bangsal Kenanga RSUD Wates Periode Juli-November 2009
No. Jenis penyakit Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Ab. Incomp
Ab. Imm
BO (blighted ovum)
Mioma uteri
Partus prematur immined
Hiperemesis gravidarum
Kistoma ovari
Mola hidatidosa
Death conseption
Meno Metrorhagie/PUD 62
42
28
24
24
17
14
12
12
8 25.5
17.3
11.5
9.9
9.9
6.9
5.8
4.9
4.9
3.3
Jumlah 243 100
Sumber : Data Primer Bangsal Kenanga
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat disimpulkan jenis penyakit gynekology terbanyak adalah Abortus incomplete dengan persentase 25,5% dan persentase terkecil 3,3% yaitu meno metrorhagie/PUD.













Tabel 5
10 Besar Diagnosa Penyakit
di Bangsal Kenanga RSUD Wates Periode Juli-November 2009
No. Kasus Tindakan Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Ps Normal
Ps. Induksi
DKP
Ab Incomplit
Ps Prematur
Ps VE
Ab Imm
Presbo
BO
Mioma uteri 238
96
65
62
59
49
42
33
28
24 34,2
13.8
9,3
8,9
8,5
7
6
4,7
4
3,5

Jumlah 696 100
Sumber : Data Primer Bangsal Kenanga
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 5 di atas jenis diagnosa penyakit terbesar adalah persalinan normal dengan persentase 34,2% dan terkecil Mioma Uteri dengan persentase 3,5%.

2. Mahasiswa
Sebagai profesi, bidan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan
meningkatkan kualitas bidan melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan tinggi. Mahasiswa yang menempuh pendidikan berhak mendapatkan
bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik pembimbing klinik maupun
pembimbing akademik.
Pada saat ini di ruang maternitas menjadi lahan praktik bagi beberapa institusi pendidikan kesehatan diantaranya :
1. Akademi Kebidanan Yogyakarta dengan jumlah 5 orang lama praktik 1 bulan.
2. Akademi Kebidanan ’Aisyiyah Yogyakarta dengan jumlah 6 orang lama praktik 1 bulan.
3. Akademi Kebidanan Karya Husada Yogyakarta dengan jumlah 6 orang lama praktik 5 hari.
4. Profesi Ners Keperawatan Stikes’Aisyiyah Yogyakarta Stase Manajemen dengan jumlah 9 orang lama praktik 1 bulan.
Analisa data :
Pelaksanaan praktik manajemen di bangsal Maternitas ruang Kenanga RSUD Wates sudah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan praktik klinik yang dibuat oleh bagian Diklat RSUD Wates yaitu mulai dari penandatanganan perjanjian antara kedua institusi, pemberian kerangka acuan oleh institusi pendidikan ke lahan praktik, penentuan lokasi praktik, perencanaan penerimaan orientasi dan penyiapan pembimbing klinik bagi mahasiswanya, dimana selain mahasiswa pembimbing lapangan juga sudah mendapatkan buku kerangka acuan dari institusi pendidikan.

Tabel 6
Evaluasi bimbingan praktik klinik kebidanan
Di ruang kenanga rsud wates, kulon progo
Tanggal 8 januari 2010.


No

Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
Jml % Jml %
1 Mahasiswa diorientasikan (ruang, alat,staf) sebelum memulai praktek oleh pembimbing klinik 10 100 0 0
2 Mahasiswa mengisi daftar hadir baik datang maupun pulang oleh pembimbing klinik 10 100 0 0
3 Mahasiswa mendapat tempat sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai 6 60 4 40
4 Mahasiswa mendapat jadwal praktik sesuai dgn kompetensinya 10 100 0 0
5 Dilaksanakan preconference untuk mahasiswa oleh pembimbing klinik 2 20 8 80
6 Mahasiswa mendapat pengarahan tentang askep oleh pembimbing klinik 10 100 0 0
7 Mahasiswa mendapat penjelasan dari pembimbing klinik tentang cara menggunakan alat alat yang dipergunakan untuk proses pembelajaran klinik 0 0 10 100
8 Pembimbing mempersiapkan pasien yang akan anda jadikan obyek pengalaman belajar 0 0 10 100
9 Mahasiswa mendapat bimbigan BST oleh pembimbing klinik 10 100 0 0
10 Mahasiswa mendapat bimbingan ronde kebidanan oleh pembimbing klinik 10 100 0 0
11 Mahasiswa mendapat motivasi dari pembimbing klinik untuk memacu semangat belajar 10 100 0 0
TOTAL 78 780 32 320
RATA-RATA PERSENTASE 780/11= 70,9 320/11=
29,1
Sumber data : primer
ANALISA DATA
Dari data table 6 diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi bimbingan klinik di ruang Kenanga nilai 70,9 % dapat diartikan baik, akan tetapi perlu diperbaiki pada point tentang penjelasan dari pembimbing klinik tentang cara menggunakan alat alat yang dipergunakan untuk proses pembelajaran klinik, pembimbing mempersiapkan pasien yang akan anda jadikan obyek pengalaman belajar, dan dilaksanakan preconference untuk mahasiswa oleh pembimbing klinik.
2) Tenaga keperawatan
a) Kuantitas .
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap shiftnya. Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Nifas sebanyak 12 orang perawat, yang terdiri dari 1 orang kepala ruang, 2 orang PN, dan 9 orang perawat pelaksana. Tenaga keperawatan bertanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan. Tugas – tugas penunjang lain dilakukan oleh petugas instalasi / unit lain yang berkaitan seperti, penyajian diet oleh petugas instalasi gizi, kebersihan lingkungan oleh petugas cleaning service.
Beberapa ahli telah mengembangkan beberapa formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini sesuai, kurang atau berlebih. Formula tersebut antara lain:
Formula Gillies (1982)
Menurut Gillies kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut :
A x B x 365
(365 – C) x jam kerja/hari
Keterangan :
A : Jam efektif /24 jam
B : BOR x jumlah tempat tidur
C : Jumlah hari libur
Kajian data
Berdasarkan rumus dengan menggunakan formula Gillies maka jumlah perawat di ruang dengan rata – rata BOR 57,8 % adalah:
3.5 x (57,8 % x 19) x 365 = 14029.505 = 8,1 = 8 orang
(365 – 78) x 6 1722
Dengan catatan:
- Jam kerja efektif 3.5 jam/hari.
- Libur hari minggu = 52 hari
- Cuti tahunan = 12 hari
- Libur Nasional = 14 hari
- Sehingga keseluruhan hari libur berjumlah 78 hari.
Jadi berdasarkan rumus Gillies maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Kenanga pada tanggal 4 Januari 2010 adalah 8 orang dengan kategori cukup.
Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan untuk setiap shift pasien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3).

Tabel 7
Jumlah Tenaga perawat Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien
Klasifikasi Faktor Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi Sore Malam
Minimal
Intermediate
Maksimal 0,17
0,27
0,36 0,14
0,15
0,30 0, 07
0, 10
0,20
Sumber : Douglas, 1984
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1 – 2 jam/24 jam, dengan kriteria :
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b. Makan dan minum dilakukan sendiri.
c. Ambulasi dengan pengawasan.
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Perawatan intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam dengan kriteria :
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
d. Folley catheter/intake output dicatat.
e. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam dengan kriteria :
a. Segalanya diberikan/dibantu.
b. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
c. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
d. Pemakaian suction.
e. Gelisah/disorientasi.
Tabel 8
Klasifikasi Derajat Ketergantungan Pasian Terhadap Keperawatan Berdasarkan Teori D. OREM : Self Care Defisit
No. Klasifikasi dan Kriteria
I Minimal Care
1. Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan :
a. Mampu naik turun tempat tidur.
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
c. Mampu makan dan minum sendiri.
d. Mampu mandi sendiri / mandi sebagian dengan bantuan.
e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri).
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan.
g. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan.
2. Status psikologis stabil.
3. Klien dirawat untuk prosedur diagnostic.
4. Operasi ringan.
II. Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian :
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun tempat tidur.
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi.
c. Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan.
d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi).
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan.
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK ( tempat tidur /kamar mandi)
2. Post op minor
3. Melewati fase akut dari post op mayor
4. Fase awal dari penyembuhan
5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
6. Gangguan emosional ringan
III. Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawatan yang lebih lama.
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong (kursi roda)
b. Membutuhkan latihan fisik
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena ( infuse)/ NGT
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensial, menggunakan kateter.
2. 24 jam post op mayor.
3. Pasien tidak sadar.
4. Keadaan tidak stabil.
5. Observasi TTV setiap kurang dari satu jam.
6. Perawatan luka bakar.
7. Perawatan kolostomi.
8. Menggunakan alat bantu pernapasan atau respirator.
9. Menggunakan WSD.
10. Irigasi kandung kemih secara terus mener.us
11. Menggunakan alat traksi ( skeletal traksi ).
12. Fraktur / pasca operasi tulang belakang atau leher.
13. Gangguan emosional berat, bingung dan orientasi.







Kajian data
Dengan menggunakan rumus Douglas maka kebutuhan perawat di ruang dengan jumlah pasien 11 adalah:
Tabel 9
Jumlah Pasien Berdasarkan Kriteria Ketergantungan
Ruang Kenanga 4 Januari 2010
No Kriteria Jumlah Presentase
1 Minimal care 11 57,8
2 Intermediate care - -
3 Total care - -
4 Bed kosong 8 42,2
Jumlah 19 100
Sumber: Data Primer Bangsal Kenanga
Berdasarkan tabel 9 diatas didapatkan 11 pasien dengan ketergantungan minimal care dan terdapat 8 bed kosong.

Tabel 10
Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Di Ruang
4 Januari 2010
Kebutuhan Perawat
Pagi Sore Malam
Minimal
Intermediate
Maksimal 11 x 0,17 = 1,87
-
- 11 x 0,14 = 1,54
-
- 11 x 0,07 =0,77
-
-
Jumlah 1,87 1,54 0,77
Sumber Data : Data Primer Bangsal Kenanga

Total kebutuhan tenaga perawat yaitu 1,87 + 1,54 + 0,77 = 4 orang
Perawat yang cuti adalah 1/3 x 4 = 1 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 4 + 1 + 1 kepala ruang = 6 orang.
Jadi berdasarkan rumus Douglas maka jumlah tenaga perawat yang ada di ruang Nifas pada tanggal 4 Januari 2010 lebih dari cukup.




Menurut Depkes 2002
Menurut Depkes model pendekatan yang dapat digunakan dalam penghitungan tenaga keperawatan di rumah sakit untuk rawat inap, yaitu berdasarkan klasifikasi pasien. Cara perhitungan berdasarkan :
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata-rata pasien perhari
c. Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam/hari
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan =


Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =


Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
Faktor Koreksi =


Kajian data
Dengan menggunakan rumus Depkes RI maka kebutuhan perawat adalah:
Dengan rata-rata 11 pasien.
Jumlah tenaga yang diperlukan :
TP = Jumlah Jam Perawatan Diruangan/hari
Jam Efektif Perawat
= 11 x 2 = 22 = 6,2
3,5 3,5
Faktor koreksi : 78 x 6,2 = 483,6 = 1,68
365-72 287
Tugas non keperawatan = ( 6,2 + 1,68 )25%= 1,97
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 6,2 + 1,68 + 1,97 = 9,85 = 10 + 1 kepala ruang = 11 orang.
Jadi berdasarkan rumus Depkes maka jumlah tenaga perawat yang ada di ruang pada tanggal 4 Januari 2010 kurang.
Analisa Data Perhitungan dari Beberapa Teori/Pendapat
Perhitungan tenaga perawat berdasarkan beberapa teori mendapat hasil
yang berbeda yaitu:
Tabel. 11
Hasil Perhitungan Tenaga Keperawatan
di Bangsal VIP Dahlia RSUD Wates
NO RUMUS PERHITUNGAN HASIL JUMLAH PEGAWAI
1 GILLIS 8 14
2 DOUGLAS 6 14
3 DEPKES 11 14
Sumber data : primer
Berdasarkan tabel 11 diatas perhitungan dengan rumus Gillies jumlah perawat yang di butuhkan 8 orang, Rumus Depkes diperoleh hasil 11 orang perawat dan dengan Rumus Douglas diperoleh 6 orang perawat. Jumlah perawat saat ini di ruang Kenanga sebanyak 14 orang. Perhitungan yang telah dilakukan ini berdasarkan pengamatan selama 3 hari sedangkan idealnya dilakukan selama 2 minggu – 1 bulan dan BOR yang digunakan merupakan BOR ruang Kenanga tiga bulan terakhir. Oleh karena itu hasil yang didapatkan seperti pada tabel belum dapat dijadikan wacana untuk pengambilan kebijakan mengenai unsur ketenagaan.
b). Kualitas tenaga keperawatan.
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan salah satu indikatornya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Sumber daya yang cukup, berkualitas dan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya sangat diperlukan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Menurut Djojodibroto (1997) konsep pengembangan SDM yang disebut Human Resource Development mempunyai tiga program yaitu
1) Trainning, yaitu aktifitas di mana proses belajar diarahkan kepada pekerjaan saat ini
2) Education, yaitu aktifitas di mana proses belajar diarahkan pada pekerjaan yang akan datang.
3) Development, yaitu aktifitas di mana proses belajar tidak diarahkan untuk pekerjaan pegawai yang bersangkutan secara langsung.
Bagi tenaga profesional di rumah sakit menurut Djojodibroto (1997) bahwa
pelatihan, kursus, dan lokakarya yang diperlukan untuk para medis adalah :
1) Etika komunikasi
2) Komunikasi terapeutik dalam perawatan
3) Etika Keperawatan
4) Manajemen keperawatan
5) Hospital managemen training
6) Audit medik
7) Pencegahan penyakit nosokomial
8) Sanitasi rumah sakit
Disamping itu, perlu juga direncanakan rotasi dan mutasi SDM untuk menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan, sehingga penyesuaian keahlian yang dibutuhkan dilakukan melalui pelatihan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Kajian data
Tabel 12
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Kesehatan
di Bangsal Kenanga RSUD Wates Tahun 2009
No Jenis pendidikan Jumlah Persentase
1.
2
SSiT.Spd
Am.Keb
AMK
DI Keb
SPK 1
10
1
1
1 7
72
7
7
7
Jumlah keseluruhan 14 100
Sumber : Data Primer Bangsal Kenanga
Interpretasi :
Dari tabel 12 di atas didapatkankuantitas dari ketenagaan diruang Kenanga terdiri dari 10 orang D III kebidanan, 1 orang D III keperawatan, 1 orang D4 Kebidanan dan hanya 1 orang lulusan SPK.

Tabel 13
Data Jumlah Dan Jenis Pelatihan Yang Diikuti Perawat Bidan Sampai Tahun 2009
No. Nama Jenis Pelatihan Tahun Pelatihan
1 Tatik Suminarti, A. M. Keb
NIP : 195809201981102001
Jabatan : Kepala Ruang 1.Hipnobrithing 2009
2 Erlinawati
NIP : 196609261986032009
Jabatan : Pelaksana Kebidanan
3 Urip Tugiyarti, S. Si. T, S. Pd
NIP : 196806221988022001
Jabatan : Pelaksana Kebidanan 1. Pelatihan APN
2. Pelatihan CI 2005
4 Sukati, A. M. Keb
NIP : 196804291088022002
Jabatan : PN I 1. Pelatihan hypnotherapy dan hipnobirting
2. Pelatihan manajemen kepala ruang
3. CI 2009
2008
5 Mursiyem, A. M. Keb
NIP : 196006211993032001
Jabatan : PN II 1. Pelatihan live support
2. Pelatihan PMKK 2006
2006
6 Wulandari, A. Md. Keb
NIP : 198407182006042006
Jabatan : Pelaksana Kebidanan 1. Pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD
2. Pelatihan pemasangan dan pencabutan Implant
3. Manajemen laktasi 2005
2005
2007
7 Tri Adhadiyanti, A. Md. Keb
NIP : 198010192006042014
Jabatan : Pelaksana Kebidanan




8 Tuti Kadarsih
NIP : 197807012006042007
Jabatan : Pelaksana Kebidanan
9 Ani Nur Fitriana, A. Md. Keb
NIP : 198108022007012004
Jabatan : Pelaksana Kebidanan
10 Listini, A. M. Keb
NIP : 196906071990032009
Jabatan : Pelaksana Kebidanan 1. Pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD
2. Pelatihan pemasangan dan pencabutan Implant 2007
2007
11 Sri Mujiastuti, A. M. Keb
NIP : 197501161994022001
Jabatan : Pelaksana Kebidanan 1. Pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD
2. Pelatihan pemasangan dan pencabutan Implant 2007
2007
12 C. Endang Wahyuni
NIP : 196810011988022001
Jabatan : Pelaksana Bidan 1. Pelatihan pemasangan dan pencabutan IUD
2. Pelatihan pemasangan dan penabutan Implant 2008
2008
13 Suwarniningsih, AMK
NIP : 197804301997032001
Jabatan : Pelaksana Keperawatan
14 Kasiyem
NIP : 195510231982032002
Jabatan : Pelaksana Perawat
Sumber Data : Data Primer Bangsal Kenanga

Analisis data
Dari tabel 13 diatas didapatkan data kualitas ketenagaan dari ruang Kenanga. Variasi pendidikan formal perawat di Ruang terdiri dari 1orang DIV Kebidanan, 10 orang berpendidikan D III Kebidanan, 1 orang D III Keperawatan, 1 orang DI Kebid, 1 orang SPK . Pada umumnya sudah memeliki keahlian yang didapat dari pendidikan nonformal yang berupa pelatihan, seminar, workshop dan lainnya. Melihat variasi ini, maka kualitas tenaga keperawatan cukup memadai
b. Mesin / peralatan
Mesin adalah peralatan yang digerakan oleh mesin maupun elektronik yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun keperawatan (Gillies, 1994) seprti EKG, suction, syring pump, defibrillator, dll
1) Alat medik dan keperawatan.
Jumlah fasilitas dan alat-alat medik dan keperawatan dipenuhi berdasarakan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.

Kajian data
Pengadaan mesin dibangsal kenanga disesuaikan dengan standar kebutuhan dan fasilitas di RSUD Wates Kulon Progo.
Fasilitas mesin yang ada di bangsal kenanga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 14
Fasilitas mesin dibangsal kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2009

No Nama Alat Rasio Jumlah Keterangan
1.Suction 1: Ruangan 1 Cukup
2.USG 1: Ruangan 1 Cukup
3.Vacum set 1: Ruangan 1 Cukup
Sumber Data : Data Primer Bangsal Kenanga

Analisis data
Dari fasilitas yang mesin yang ada di ruang Kenanga sudah disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sudah dianggap cukup tetapi dari mesin itu perlu sekali dilakukan pemeliharaan karena jumlah alat yang terbatas demi mempertahankan kualitas pelayanan seperti alat kontrol tentang kalibrasi alat, SOP pemakaian alat
2) Material
Dalam proses manajemen sangat diperlukan adanya pengelolaan fasilitas dan peralatan sebagai faktor pendukung/penunjang terlaksananya pelayanan kebidanan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan merupakan semua bentuk alat kesehatan / peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan kebidanan untuk memperlancar pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan yang efisien dan efektif.
Menurut Aswar A (1995) bahwa bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup /tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu dari pelaksanaan pelayanan. Jumlah fasilitas dan alat lat kedokteran maupun kebidanan dapat dipenuhi dengan standart yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang dibutuhkan, juga didasarkan atas pergroup bahan-bahan yang dipakai, disimpan maupun dicuci.
Kajian data
Penyedian bahan, alat dan obat-obatan diruang Kenanga sudah menggunakan pedoman buku standart fasilitas dan peralatan kebidanan, dan perencanaan pengadaan alat
dan bahan langsung dikelola oleh tingkat direksi, kepala ruang memberikan usulan untuk kebutuhan alat/bahan diruangan. Penyedian alat-alat ini meliputi : alat rumah tangga, alta pencatatan, dan pelaporan, alat tenun serta fasilitas untuk bidan.
Data berikut ini hasil dari pengkajian dan observasi alat-alat dan fasilitas yang terdapat di ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo.


Tabel 15
Inventaris alat rumahtangga
ruang kenanga bulan 2009
No Nama alat Standar Inventaris Keterangan
1 Almari linen 2 pintu 1 1
2 Almari obat 1 1
3 Almari es 1 1
4 Kompor gas 1 1
5 Ember sampah medis 2 2
6 Ember linen kotor 2 2
7 Ember sampah rumahtangga 2 2
8 Kursi pasien 19 19
9 Almari pasien 19 19
10 Daftar nama pasien 1 1

Sumber data inventaris alat dan observas














Tabel 16
Fasilitas/ alat ruang kenanga 2009
No Nama Alat Jumlah barang Keterangan
1 Animax 1
2 Baby tapel 1
3 Bak intrumen 9
4 Begkok 3
5 Kateter logam 4
6 Tenakulum/ korentang 14
7 Curet set 4
8 Dopler 1
9 Forcep 9
10 Gunting epis 7
11 Gunting lancip 2
12 Gunting tali pusat 5
13 Gunting verban 2
14 Gyn set 6
15 Insisi 1
16 Irigator 1
17 Iluminator -
18 Kaca mata APN 9
19 Klem kateter lurus 2
20 Klem koker 8
21 Klem lurus dan sedang 2
22 Korentang 3
23 Lampu operasi -
24 Lampu sorot 3
25 Monometer 6
26 Bed gym/ meja gym 4
27 Meja operasi -
28 Meteran bayi 1
29 Nold voder 2
30 Ovarium klem 10
31 Oxygen kecil 1
32 Partus 7
33 Deleveriy set 3
34 Pengait IUD 4
35 Suution pump 1
36 Pinset anatomi 23
37 Pincet cyrurgis 14
38 Pispot 8
39 Selang irrigator 1
40 Selang plastik dan canule 1
41 Sendok kuret tajam 4
42 Sendok kuret tumpul 1
43 Sonde uterus 2
44 Speculum bebek 20
45 Speculum gym 2
46 Standart infuse 23
47 Sterilisator 2
48 Stetoskop anak 1
49 Stetoskop biasa 4
50 Stetoskop dewasa 1
51 Stetoskop moral 2
52 Susuk 7
53 Tampontang 4
54 Tempat korentang 1
55 Tempat tidur 25
56 Tensi beroda 3
57 Termometer 4
58 Timbangan bayi 1
59 Timbangan dewasa 2
60 Toples 6
61 Troli oxygen kecil 1
62 Troli 6
63 Troli emergency 1
64 Troli oxygen 6
65 Tromol gas 2
66 UV lamp 1
67 Vacum set 1
68 Vacum ekstation manual 2
69 Waskom 30
70 Troli linen 1
71 Emergency lamp 1
72 Doek klem 5
73 Accesories vacum set 3
74 Cup set 3
75 Canule set 4
76 Abortus tang 2
77 Busi 1
78 USG 1
Sumber data primer


Table 17
Inventaris alat pencatatan dan pelaporan di ruang Kenanga 2009
No Nama alat Standart Inventaris Keterangan
1 Computer 1 1
2 Buku register 2 :1 tahun 1
3 Buku laporan 4 : 1 tim 2
4 Buku ekspedisi 4: 1 ruang 4
5 Kalkulator 1 : 1 ruang 1
6 Buku injeksi 1 : 1 tim 1
7 Buku vital sign 1 : 1 tim 1
8 Pensil merah biru 2 : ruang 2
9 Spidol white board 3 : ruang 3
10 Penghapus white board 1 : ruang 1
11 Penggaris 2 : ruang 1
12 Buku bon laboratorium 1: ruang 1
13 Blangko catatan implementasi 1 rim:ruang 1 rim
14 Blangko catatan vital sign 1 rim: ruang 1 rim
15 Blangko catatan dokter 1 rim:ruang 1 rim
16 Blangko pemeriksaan EKG 1rim:ruang 1 rim
17 Blangko catatan pemberian obat 1rim:ruang 1rim
18 Blangko lembar penolakan tindakan
1 rim:ruang 1 rim
19 Blangko bon permintaan barang 1buku:ruang 1
20 Blangko lembar persetujuan tindakan operasi dan pembiusan 1rim:ruang 1 rim
21 Balngko lembar konsultasi 1rim:ruang 1rim
22 Blangko transfusi darah 1 rim:ruang 1 rim
Sumber data : daftar inventaris ruang Kenanga
Analisis data
Dari table 15, 16, 17 dapat disimpulkan bahwa ada beberapa fasilitas di ruang Kenanga sudah memenuhi stanardari kuantitas, sedangkan dari segi kualitas masih layak pakai. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan kepala ruang didapatkan belum terlaksananya pencatatan inventaris alat-alat nonmedis, pencatatan belum dilaksanakan tiap bulan.




3) Alat tenun.
Jumlah alat tenun dipenuhi berdasarakan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Standar jumlah alat tenun didasarkan atas pertimbangan ketersedian alat tenun yang dipakai, alat tenun siap pakai di Ruang keperawatan, disimpan di unit linen dan alat tenun yang sedang dicuci. (Ratio 1 tempat tidur : 4 alat tenun)
Kajian data
Table 18
Inventaris alat tenun ruang Kenanga 2009

NO NAMA BARANG JUMLAH ANALISIS
1 SPREI 40 CUKUP
2 STIK LAKEN 40 CUKUP
3 SARUNG BANTAL 40 CUKUP
4 SELIMUT 45 CUKUP
5 TAPLAK 20 CUKUP
6 BANTAL 20 CUKUP
7 PERLAK 10 CUKUP
Sumber data : observasi ruang Kenanga

Analisis data
Dari table 18 diatas didapatkan bahwa alat tenun yang ada dilemari penyimpanan memenuhi standart dari segi kuantitas dan kualitas. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang dan observasi didatkan belum terlaksananya pencatan linen untuk keluar masuknya.
3) Fasilitas ruang rawat.
a) Tempat tidur dilengkapi kasur busa, dan 1 bantal.
b) Almari pakaian
c) Kursi tunggu
d) Kipas angin
e) Paket mandi
f) Kamar mandi dan closet (2 kamar mandi untuk 14 kamar)




II. MONEY / DANA
Salah satu fungsi Rumah sakit memberikan pelayanan kesahatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar rumah sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis dan jasa pemborong.
Sumber dana rumah sakit yaitu :

a. Daftar isian proyek pemerintah pusat dari APBN
b. Daftar isian kegiatan dari APBN
c. Pendapatan fungsional dan non fungsional dari pendapatan pelayanan rumah sakit yang digunakan dalam bentuk RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)
Sumber dana dan pengaturan keuangan dibangsal Kenanga telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk masalah pendanaan di bangsal Kenanga biasanya mengajukan proposal pada bagian administrasi dan kemudian akan dimasukkan dalam anggaran tahun depan.

III. Metode
1) Pedoman/ Standar/Protap Kebijakan.
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, atau memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang dapat digunakan sebagai pembanding (Marr dan Giebing, 2001). Berdasarkan clinical practice guideline, 1990 standar merupakan keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut juga sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima.
Standar diperlukan untuk memberi suatu indikasi kualitas yang diinginkan. Dengan kata lain standar digunakan untuk menilai mutu dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya peningkatan mutu sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai pedoman dalam kegiatan pelayanan keperawatan di Ruang terdapat protap / kebijakan yang telah ditetapkan oleh direktur.



a. Pedoman kerja perawat di Bangsal
1. Daftar Standar Operasional Prosedur (SOP)
a) PROTAP KEPERAWATAN
1. Protap pelayanan pasien rawat jalan RSUD Wates
2. Protap penerimaan pasien ICU /ICCU
3. Protap alur pasien masuk dan keluar perawatan intensif
4. Keterangan alur pasien masuk / keluar ICCU/ICU
5. Protap koreksi albumin
6. Protap koreksi kalium
7. Protap koreksi NA bikarbonat
8. Protap pemberian dopamine
9. Protap pelayanan penunjang lab dan radiologi
10. Protap penanganan dekubitus
11. Protap pemberian gliserin dengan spuit
12. Protap hugnah tinggi
13. Protap hugnah rendah
14. Protap bronchial washing
15. Protap fisioterapi dada
16. Protap pemeriksaan EKG
17. Protap terapi O2
18. Protap monitor saturasi O2
19. Protap sucsion
20. Protap menyikat gigi pasien
21. Protap membersihkan mulut pasien
22. Protap mengukur tekanan darah
23. Protap memeriksa nadi
24. Protap menilai pernafasan
25. Protap mengukur suhu
26. Protap memasang infuse
27. Protap memasang transfuse darah
28. Protap suntikan intra vena
29. Protap suntikan intramuscular
30. Protap suntikan intracutan
31. Protap suntikan subcutan
32. Protap pemasangan douwer cateter
33. Protap blader training
34. Protap membilas kandung kencing
35. Protap Pemasangan sonde lambung (NGT)
36. Protap memberikan nutrisi enteral
37. Protap uji air
38. Protap terapi inhalasi
39. Protap intubasi
40. Protap ektubasi
41. Protap perawatan balon (CUFF) dipatracea ETT
42. Protap pengatur posisi litotomi
43. Protap mengatur posisi SIM
44. Protap memakai dan melepas sarung tabgan steril
45. Protap memakai gaun operasi steril
46. Protap cuci tangan sebelum operasi
47. Protap mengelola sampah OK infeksius
48. Protap mengelola sampah benda tajam
49. Protap cuci tangan procedural
50. Protap perawatan pasien post op dengan anestesi
51. Protap perawatan pre op dengan anestesi
52. Protap perawatan pre op elektif
53. Protap pengelolaan instrument pasca pakai OK
54. Protap ruang isolasi
b) PROTAP MATERNAL
1. Protap penampisan kehamilan
2. Protap pencegahan kehamilan risiko tinggi
3. Protap antenatal
4. Protap pelaksanaan pemeriksaan kehamilan
5. Protap pemeriksaan detak jantung bayi
6. Protap pelaksanaan perawatan payudara masa hamil
7. Protap masuk kamar bersalin
8. Protap pelaksanaan tindakan penanganan persalinan normal
9. Protap perawatan tali pusat BBL
10. Protap penanganan BBL hidup
11. Protap memandikan bayi
12. Protap kebersihan di kamar bersalin
13. Protap penanggulangan pesalinan risiko tinggi
14. Protap penanggulangan partus lama
15. Protap penanganan ketuban pecah dini
16. Protap penanganan perdarahan antepartum
17. Protap sectio caecaria
18. Protap pre op section caecaria
19. Protap episiotomy dan jahitan luka episiotomy
20. Protap pelayanan obat, darah dan cairan
21. Protap pelayanan postnatal
22. Protap memandikan di tempat tidur
23. Protap perawatan payudara post partum
24. Protap pemeliharaan vulva
25. Protap melepas jahitan parineum
26. Protap perawatan luka post op
27. Protap membimbing ibu memandikan bayi
28. Protap kebijakan perawatan rawat gabung
29. Protap kebijakan pemindahan rawat gabung
30. Protap membimbing ibu menyusui bayi
c) PROTAP PERINATAL
1. Protap bayi masuk NICU/kamar bayi bermasalah
2. Protap pelayanan rujukan
3. Protap standar terapi perinatologi
4. Protap pencegahan hipotermi pada BBL
5. Protap perawatan BBLR
6. Protap perawatan bayi dengan terapi sinar
d) PROTAP KONTRASEPSI
1. Protap pelayanan KB pil di RJ kebidanan
2. Protap pelayanan KB suntik di RJ kebidanan
3. Protap pelayanan KB inplant di RJ kebidanan
4. Protap pelayanan KB cabut inplant di RJ kebidanan
5. Protap pelayanan KB IUD Cooper T 380 A di RJ kebidanan
6. Protap pelayanan KB pencabutan IUD di RJ kebidanan
7. Protap persiapan pasien menilap/sterilisasi

2.DAFTAR STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
a. Manajenen Kebidanan
b. Persalinan Normal
c. Standar Asuhan kebidanan Pada Pasien Persalinan Kala I
d. Standar Asuhan kebidanan Pada Pasien Persalinan Kala II
e. Standar Asuhan kebidanan Pada Pasien Persalinan Kala III
f. Standar Asuhan kebidanan Pada Pasien Persalinan Kala IV
g. Nifas Normal
h. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Nifas Normal
i. Abortus
j. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan Abortus Imminent
k. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan Abortus Incomplit
l. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
m. Hiperemesis Grafidarum
n. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan Hiperemesis Grafidarum
o. Pre Eklamsi Ringan Dan Berat
p. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan Pre Eklamsi Ringan
q. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan Pre Eklamsi Berat
r. Kehamilan Ektopik Terganggu
s. Standar Asuhan kebidanan Pada Ibu Dengan
b. Unsur Proses
Menurut Swansburg (1996) elemen primer manajemen pelayanan keperawatan adalah adanya sistem untuk mengevaluasi seluruh upaya, termasuk evaluasi proses manajemen, praktek keperawatan, dan seluruh pelayanan keperawatan. Evaluasi memerlukan standar yang dapat digunakan sebagai tolok ukur kualitas dan kuantitas pelayanan. Standar juga dapat digunakan sebagai alat bantu menentukan sasaran tiap divisi dalam keperawatan.
1. Proses asuhan kebidanan.
a) Penerapan SAK
Kajian Teori
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Proses akhir dari proses keperawatan bisa berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi risiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Proses keperawatan merupakan pemberian asuhan keperawatan yang logis, sistematis, dinamis dan teratur. Langkah-langkah proses keperawatan dilakukan secara berurutan meliputi:


(1).Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Asuhan keperawatan memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus-menerus guna menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau keperawatan yang dialami pasien. Tahap pengkajian data terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
(a) Pengumpulan data keperawatan
(b) Pengelompokkan data atau analisa data
(c) Perumusan diagnose
(2).Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang bidan melakukannya.
(3).Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan kebidanan yang akan menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan terdiri dari 3 kegiatan:
(a) Menetapkan urutan prioritas masalah
(b) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
(c) Menentukan rencana tindakan keperawatan
(4).Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Tindakan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, oleh bidan secara mandiri atau mungkin dilakukan secara bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain.
(5).Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana keperawatan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Kriteria evaluasi keperawatan meliputi:
(a) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
(b) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan tingkah laku pasien.
(c) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindaklanjuti
(d) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lain
(e) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin dicapai)
Kajian Data
Penerapan SAK dengan metode studi dokumentasi menggunakan instrument A.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap 11 dokumen asuhan keperawatan, adapun pasien yang dirawat minimal selama 3 hari perawatan di ruang Kenanga diperoleh data tentang pendokumentasian asuhan kebidanan sebagai berikut
Tabel 19
Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Kebidanan : Dokumentasi di Ruang Kenanga 4-6 Januari 2010 ( N=11)
No DATA KETERANGAN
A SUBYEKTIF
B OBYEKTIF
C ASSESMENT
D PLANNING
E INTERVENSI
F EVALUASI
Sumber data : Data Primer dokumentasi askep
Berdasarkan tabel diatas hasil evaluasi pedokumentasian asuhan kebidanan berbeda dengan penilaian Standar Asuhan Keperawatan sehingga tidak dapat dinilai. Pada palaksanaan pedokumentasian asuhan kenbidanan ditemukan beberapa hal yang tidak dituliskan secara lengkap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu tidak ditemukan nama terang setelah tanda tangan dari penulis dokumentasi.
b. Kepatuhan tenaga keperawatan terhadap SOP keperawatan
Menggunakan metode observasi dan wawancara terhadap tindakan.
Kajian Teori
Standar praktik kebidanan adalah tindakan mandiri bidan professional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Tujuan standar praktik kebidanan adalah untuk meningkatkan asuhan kebidanan, mengurangi biaya asuhan kebidanan, dan melindungi bidan dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.
Standar intervensi keperawatan di Rumah sakit yang mengacu pada teori kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Handerson, yaitu terdiri dari 14 kebutuan dasar manusia.
Kajian Data
Data mengenai kepatuhan perawat terhadap SOP keperawatan dapat didapatkan dengan observasi kepada 3 orang bidan saat melakukan tindakan kebidanan.

Tabel 20
Kepatuhan terhadap SOP Keperawatan (metode observasi)
Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo
4 Januari 2010
No Perasat F Nilai (%)
1 Mengganti cairan infus 3 85%
2 Injeksi intravena 3 89%
3 Mengukur tekanan darah 3 73%
4 Pemberian obat oral 3 60%
5 Mengganti alat tenun 3 35%
Rata-rata 68,4%
Sumber Data : observasi

Interpretasi :
Dari beberapa perasat yang telah di observasi yang tidak dilakukan dalam kegiatan :
- Mengganti infus : pengalas, pasien tidak diberi penjelasan, tidak mencatat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
- Memberikan obat melalui suntikan : penjelasan mengapus dengan kapas alcohol.
- Memberikan obar oral : menyiapkam air minum dan tempatnya tidak menunggu hingga obat ditelan habis.
- Mengganti alat tenun : tidak meyiapkan tempat tertutup untuk kain kotor, tidak memiringkan pasien kesisi miring tempat tidur, seprai kecil dan perlak tidak digulung ketengah sejauh mungkin.
Dari beberapa tindakan tersebut diatas, didapatkan beberapa hal yang tidak dilakukan sesuai dengan SOP sehingga nilai persentase tidak mencapai 100%.
2. Proses manajemen pelayanan kebidanan
a) Perencanaan.
Ruang perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan-kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata, dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat membantu dalam upaya melakukan perbaikan/improvisasi apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran yang tidak diharapkan. Dengan demikian perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan waktu dan efisiensi.
Perencanaan meliputi:
1) Jangka pendek (target waktu dalam minggu/bulan)
2) Jangka menengah (periode dalam satu tahun)
3) Jangka panjang (untuk tahun mendatang)
Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS (1999) tugas kepala ruang dalam perencanaan (P1) meliputi :
1) Menyusun rencana kerja kepala ruang
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan Kepala Perawat Instalasi/Ka Instalasi
Kajian data
Perencanaan jangka panjang melalui pengembangan SDM terutama bidan dengan member kesempatan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau dengan pelatihan-pelatihan yang diusulkan oleh kepala ruang dengan ketentuan yang telah ditetapkan prosedur tetap (masa kerja, minat dan bakat, mempunyai kemampuan, berstatus PNS, kinerja dan etika ) dan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Kepala ruang setiap tahun juga melakukan evaluasi kegiatan dan kebutuhan (alat/tenaga) diruangan untuk membuat rencana kebutuhan tahun berikutnya
Perencanaan jangka menengah dengan pengaturan dinas yang dijadwalkan oleh kepala ruang, dimana setiap pegawai diberikan kesempatan mengajukan pesanan jadwal dinas / cuti yang disesuaikan dengan keadaan ruangan. Untuk perlengkapan rutin atau barang habis pakai diajukan/, rumah tangga, farmasi.
Setiap bulan Kepala Ruangan telah membuat perencanaan bulanan seperti rapat bulanan di ruangan.
Sedangkan untuk jangka pendek perubahan jadwal dilakukan antar pegawai yang bersangkutan. Jadwal I kepala ruang, BN, BA, dinas sore dan malam terdiri dari 2 BA. Untuk perbaikan fasilitas akibat kerusakan yang tidak dapat diperkirakan seperti telepon mati, tensi rusak, dan lain-lain dengan melaporkan langsung kebaian teknik atau apbila prosesnya lama maka ruangan melaporkan pada penyelia.
Analisis
Perencanaan kegiatan diruang Kenanga sudah sesuai dengan prosedur yaitu dengan melakukan koordinasi dengan unit pelayanan yang terkait serta melibatkan staf.
b) Pengorganisasian.
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang ada dalam suatu sistem , orang , modal dan peralatan dalam kegiatan menuju pencapaian tujuan. Keinginan seorang kepala ruang adalah memasukan semua unsur manusia dan situasi kedalam suatu sistem yang akan mengemban suatu tujuan tertentu dan mengatur mreka sedemikian rupa sehingga kelompok dapat bekerja bersama kearah pencapaian tujuan (Monica, 1998).
Menurut Nursalam 2002, pengorganisasian meliputi :
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
7) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
8) Memberi wewenang kepada TU untuk mengurus administrasi pasien
9) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya.
10) Identifikasi masalah dan cara penganan.
Metode penugasan pemberian asuhan kebidanan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan/care delivery system, ada beberapa teori mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gilles, 1989 metode asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:


a) Metode kasus (Total Care Method)
Metode ini dimana seorang pasien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan.
b) Metode fungsional
Dimana perawat berlisensi dan perawat tak berlisensi melaksanakan tugas spesifik untuk jumlah pasien yang besar.
c) Metode Tim
Sekelompok perawat yang dipimpin oleh ketua tim memberikan asuhan kepada sekelompok pasien Ketua tim bertanggung jawab kepada kepala ruang.
d) Metode modular
Unit dibagi menjadi beberapa modul kemudian ditunjuk tim yang idealnya tiap modul terdiri dari satu RN satu LPN dan satu pembantu perawat.
e) Metode primer/primary nursing.
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam suatu agency (perwakilan) dengan semua staff keperawatan yang professional. Pada metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung jawab secara menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Penanggung jawab adalah perawat primer (Primary Nurse/PN). Setiap PN merawat 4 – 6 pasien dan bertanggung jawab terhadap pasien selama 24 jam dari pasien masuk sampai pasien pulang. Ada kontinuitas asuhan keperawtan yang bersifat komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam satu tim PN mempunyai beberapa AN dan bila PN tidak ada, perawatan dilanjutkan oleh Assosiate Nurse (AN).
f) Metode case management ( Nursing Case Management)
Adalah suatu kumpulan aktifitas yang dijalankan oleh seorang perawat untuk mengerahkan, memantau dan mengevaluasi semua sumber yang digunakan oleh seorang pasien secara total selama sakit (Zander, 1988., cit Gillies 1989). Nursing Case Management, di mana karakteristik Zander merupakan generasi kedua primary nursing, sebagai suatu metode yang ditekankan pada keseimbangan biaya perawatan kesehatan dan kualitas pelayanan.
Selain metode-metode diatas di Indonesia banyak dikembangkan metode modifikasi tim primer. Pada metode ini digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S Sudarsono (2000) penetapan sistem metode Primer modifikasi ini didasarkan pada beberapa alasan:
a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
b) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
c) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu karena saat ini jenis pendidikan perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari PN dan AN menurut Nursalam (2002) dan dikutip dari Pedoman Kebijakan Pengelolaan Tenaga Keperawatan di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tugas Primary Nurse
a) Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pada formulir rekam keperawatan untuk digunakan sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih lanjut
b) Membuat rencana askep berdasarkan diagnosa keperawatan dan rencana terapi yang ditetapkan oleh dokter
c) Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan serta membuat rencana pulang (resume)
d) Membagi tugas kepada semua AN yang menjadi anggota timnya dengan mempertimbangkan kemampuan AN dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
e) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga sesuai kebutuhan klien
f) Mengadakan serah terima tugas kepada AN yang jaga sore dan menerima laporan tugas dari AN jaga malam
g) Memberikan bimbingan kepada AN yang jadi anggota tim primer dan melakukan evaluasi hasil kerja AN.
h) Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan keperawatan berdasar laporan AN sebagai masukan untuk membuat laporan kerja Kepala Ruang
i) Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas kasus-kasus dalam rangka meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan
j) Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama AN dan dokter dan tim kesehatan lain untuk mengetahui keadaan pasien dalam rangka memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan
k) Memberikan bimbingan kepada siswa/mahasiswa praktek yang ada di dalam tim dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek keperawatan
l) Mengadakan konferensi keperawatan dengan AN untuk mengetahui masalah dalam tim primer keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan perawatan klien berjalan sesuai dengan tujuan.
m) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan
Tanggung jawab Primary Nurse
a) Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan
b) Kebenaran kajian data keperawatan
c) Kebenaran diagnosis
d) Keb3enaran rencana tindakan keperawatan
e) Kebenaran layanan asuhan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan keperawatan
g) Kebenaran evaluasi
h) Kebenaran kesimpulan
i) Kebenaran dan kelengkapan laporan dalam dokumen asuhan keperawatan
j) Kebenaran arahan kepada anggota tim primer keperawatan dan siswa/mahasiswa.
Wewenang Primary Nurse
a) Mengatur dan membimbing AN, siswa/mahasiswa dalam tim keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
b) Meminta bahan dan perangkat kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan asuhan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien
c) Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan penanggung jawab ruang.

Tugas Assosiate Nurse (AN)
a) Melaksanakan rencana keperawatan yang sudah dibuat oleh penanggung jawab tim primer (PN). Dalam keadaan insidentil membuat pengkajian, diagnose dan perencanaan keperawatan yang kemudian disahkan oleh penanggung jawab tim primer (PN).
b) Memberikan perawatan paripurna pada sejumlah pasien yang sudah didelegasikan oleh penanggung jawab (PN)
c) Melakukan kerjasama dan berkonsultasi kepada penanggung jawab/PN bila terjadi masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
d) Mengambil keputusan bila terjadi masalah-masalah yang berhubungan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada waktu dinas sore, malam dan hari libur dan melaporkan pada PPJR
e) Menata ruangan perawatan dengan mengawasi kebersihan, kelengkapan peralatan dan mebelair untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan pasien
f) Memberikan bimbingan pada pasien atau keluarga tentang penggunaan obat, kebersihan perorangan, makanan dan cara hidup sehat serta memberi motivasi dalam rangka memberikan pelayanan pada pasien
g) Menghadiri konferensi keperawatan, tim kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas kasus-kasus untuk mendapatkan cara pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pada pasien
h) Mengikuti serah terima tugas yang dipimpin oleh penanggung jawab/PN
i) Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh Kepala Ruang /PN.
j) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan dengan mengikuti pertemuan ilmiah atau rapat-rapat khusus
k) Melakukan kegiatan penunjang sesuai dengan juknis jabatan fungsional keperawatan
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam hal yang berkaitan deang kelancaran pelaksanaan kegiatan diruang keperawatan.



Tanggung jawab Assosiate Nurse AN
a) Kebenaran asuhan keperawatan meliputi kajian diagnosis, rencana tindakan keperawatan.
b) Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi tindakan dan evaluasi keperawatan.
c) Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan.
d) Kebersihan pasien dan alat-alat keperawatan
e) Kebenaran isian rekam keperawatan.
f) Kebenaran bimbingan kepada pasien/keluarga
Wewenang Assosiate Nurse AN
a) Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat
b) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas
c) Menyusun proses asuhan keperawatan bagi pasien baru pada sore, malam dan hari libur
d) Melaksanakan askep pasien
e) Melaporkan asuhan keperawatan pasien ke PN
3). Sistem dokumentasi asuhan keperawatan.
a) Model catatan berorientasi pada sumber (Source Oriented Record).
Model ini menempatkan catatan atas dasar sumber pencatat. Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponen:
1) Lembar penerimaan berisi biodata.
2) Lembar order dokter.
3) Lembar riwayat medik / penyakit.
4) Catatan perawat.
5) Catatan dan laporan khusus.
Keuntungan sistem ini yaitu data berurutan dan mudah diidentifikasi, memudahkan perawat secara bebas membuat catatan perawatan. Adapun kerugiannya adalah pengumpulan data terfragmentasi karena tidak berdasarkan urutan waktu, kesulitan mencari data sebelumnya, memerlukan waktu yang banyak dalam melaksanakan proses keperawatan dan perkembangan pasien sulit dimonitor.

b) Model catatan berorientasi pada masalah (Problem Oriented Record/POR)
Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kepada klien. Model dokumentasi terdiri dari empat komponen yaitu; data dasar, daftar masalah, daftar awal rencana asuhan keperawatan, dan catatan perkembangan.
Keuntungan model ini yaitu kontinuitas catatan asuhan keperawatan lebih terjaga, catatan evaluasi dan penyelesaian masalah disusun berdasar masalah yang spesifik sehingga catatan dapat memberikan informasi yang sangat jelas. Kerugian model ini yaitu karena penekanan hanya pada masalah maka ketidakmampuan menyusun masalah secara baik dapat mengakibatkan pendekatan pengobatan yang negatif, perawatan rutin mungkin terabaikan karena flowsheet untuk pencatatan tidak tersedia, dan terdapat beberapa pengulangan catatan sehingga memakan waktu yang banyak serta tidak efesien.
c) Model catatan Identifikasi masalah, intervensi dan evaluasi (Problem Intervention & Evaluation / PIE).
Sistem dokumentasi ini adalah suatu pendekatan orientasi – proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk. Data masalah dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu lama dengan masalah yang kronis. Intervensi rutin dicatat dalam flowsheet. Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I” (intervensi) dan nomor masalah, dan keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (Evaluasi) dan nomor masalah.
Keuntungan dari model ini adalah memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang kontinyu karena secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan, serta perkembangan klien mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan mudah digambarkan. Kerugian model ini yaitu tidak dapat dipergunakan pencatatan bagi semua disiplin ilmu yang terlibat dalam pelayanan dan pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan.
d) Model catatan proses – orientasi dan klien bersifat fokus (Proses Oriented System / Focus).
Model ini lebih dikenal dengan DAR sebab pencatatan perkembangan pada model ini menggunakan formar DAR (Data Action Response). Data berisi tentang data subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi fokus. Action merupakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan klien. Respon berisi catatan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau keperawatan.
Keuntungan model ini adalah waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada format, dan mudah dimengerti oleh tenaga kesehatan lainnya karena menggunakan istilah yang umum. Kerugiannya adalah pencatatan aktion membingungkan karena tidak menggambarkan apakah tindakan akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan, dan penggunaan FOCUS pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana tindakan keperawatan.
e) Model catatan singkat dan jelas dalam bentuk pemetaan. (Charting By Exception / CBE).
Model pencatatan ini merupakan dokumentasi dan komunikasi tertulis, faktual, akurat, singkat dan jelas dari suatu kejadian dan situasi yang berhubungan dengan klien tertentu (Alfaro, 1998). Model dokumentasi ini hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari keadaan normal (Nursalam, 2001).
CBE mengintegrasikan dua komponen kunci yaitu:
1) Flowsheet berupa kesimpulan penemuan penting dan menjabarkan indikator pengkajian, rencana keperawatan, catatan pendidikan dan pencatatan pemulangan klien.
2) Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan sehingga mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulangkali. Oleh karena daftar isian diagnosa dan rencana keperawatan tersedia untuk semua diagnosa keperawatan.
Keuntungan model ini adalah tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi keperawatan, menghemat waktu dan efesien karena duplikasi catatan dapat dikurangi. Kerugian model ini adalah penacatatan terbatas karena tergantung pada “checklist”, dan tidak mengakomodasi pencatatan disiplin ilmu lain yang terlibat dalam pelayanan klien.
Kajian data
Penerapan MPKP di RSUD Wates Kulon Progo
Penerapan MPKP di RSUD Wates Kulon Progo adalah modifikasi atau gabungan dari model keperawatan tim dan primer yang disebut Metode Primer Modifikasi (MPM).
Penilaian mengenai pemahaman bidan terhadap metode asuhan pasien di Ruang Kenanga dilakukan melalui observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tersebut dan analisisnya terdapat pada tabel dibawah ini dengan kategori (Azwar, 2005) :
1) Kategori baik nilai prosentase 76-100
2) Kategori cukup nilai prosentase 56-75
3) Kategori kurang nilai prosentase 40-55
4) Kategori tidak baik nilai prosentase <40 Dalam pengorganisasian pemberian asuhan kebidanan menggunakan metode primer modifikasi. Pengorganisasian ini mengacu pada struktur organisasi ruangan yang ada sesuai dengan surat keputusan direktur RSUD Wates Kulon Progo. Kepala ruang dibantu oleh 2 Bidan Primer, masing-masing bidan primer membawahi 5-6 bidan pelaksanan. Untuk tim 1 terdiri dari 6 bidan pelaksana menangani 6 pasien kelas 3, dan 4 pasien kelas 2 serta 1 pasien isolasi, sedangkan untuk tim 2 terdiri dari 5 bidan pelaksana, menangani 8 pasien kelas 3 Sewaktu kepala ruang berhalangan , tugas harian di ruang Kenanga diserahkan kepada PJ Tim primer Modifikasi (PPJR). Tabel 21 Tugas Kepala Ruang Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Tanggal 8 Januari 2010 No. Uraian tugas Observasi SL SR KD TP (3) (2) (1) (0) 1 Membagi staf ke dalam group MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja √ 2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √ 3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada hari tersebut termaduk pelaporan permasalahan dinas malam. √ 4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindak lanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa. √ 5 Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja. √ 6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan AN √ 7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal √ 8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk pada saat mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi √ 9 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui angket seiap pasien akan pulang √ 10 Mendelegasikan tugas kepada PJTJ pada jaga sore, malam, libur √ 11 Berperan sebagai konsultan √ 12 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir yang ada di ruangan √ 13 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga √ 14 Mengadakan CME (Continuing Nursing Education) tiap bulan sekali √ Jumlah 6 10 3 0 Total (%) 45% Tabel 22 Tugas PN 1 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO Uraian tugas OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Bertugas pada pagi hari Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang tugas malam Bersama AN melakukan konfirmasi/superfisi tentang kondisi pasien segera setelah operan tugas jaga malam Bersama AN melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga malam Melakukan pre conference dengan semua AN yang ada dalam groupnya tiap awal dinas pagi. Membagi tugas atau pasien kepada AN sesuai kemampuan dan beban kerja Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan. Memonitor dan membimbing tugas AN . Membantu tugas AN untuk kelancaran asuhan keperawatan pasien Mengoreksi , merevisi dan melengkapi asuhan keperawtan yang dilakukan oleh AN yang ada di bawah tanggung jawabnya Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya Mendampingi AN dalam operan tugas jaga kepada AN yang tugas berikutnya Memperkenalkan AN yang ada dalam 1 group atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien atau keluarga baru Mendelegasikan tugas pada AN pada sore/malam/libur Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap minggu Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruang minimal sebulan sekali Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada AN minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side teaching) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 12 12 10 Total (%) 56% Tabel 23 Tugas PN 2 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO. Uraian tugas OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Bertugas pada pagi hari Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang tugas malam Bersama AN melakukan konfirmasi/superfisi tentang kondisi pasien segera setelah operan tugas jaga malam Bersama AN melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga malam Melakukan pre conference dengan semua AN yang ada dalam groupnya tiap awal dinas pagi. Membagi tugas atau pasien kepada AN sesuai kemampuan dan beban kerja Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan. Memonitor dan membimbing tugas AN . Membantu tugas AN untuk kelancaran asuhan keperawatan pasien Mengoreksi , merevisi dan melengkapi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh AN yang ada di bawah tanggung jawabnya Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya Mendampingi AN dalam operan tugas jaga kepada AN yang tugas berikutnya Memperkenalkan AN yang ada dalam 1 group atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien atau keluarga baru Mendelegasikan tugas pada AN pada sore/malam/libur Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap minggu Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruang minimal sebulan sekali Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada AN minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side teaching) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 12 11 0 Total (%) 48,3% Tabel 24 Tugas AN 1 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 25 Tugas AN 2 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 26 Tugas AN 3Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 27 Tugas AN 4 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tangg9ung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 28 Tugas AN 5 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 29 Tugas AN 6 Dalam Melaksanakan Tugas Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Uraian tugas Observasi SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur ada masalah pasien pada sore malam libur Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 15 14 6 0 Total (%) 61% Tabel 30 Hubungan Profesional Antara Staff Keperawatan Dengan Pasien Atau Keluarga Di Ruang Kenangan RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO Uraian tugas OBSERVASI SL (3) SR (2) KD (1) TP (0) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada diruangan setiap awal tugas PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnya segera setelah menerima operan tugas setiap pasien PN menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru PN memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan mrawat selama pasien di RS PN atau AN melakukan visit atau monitoring pasien untuk mengetahui perkembangan atau kondisi pasien. PN memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau program pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PN atau AN memberikan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga Kesediaan PN atau AN untuk menerima konsultasi atau keluhan pasien atau keluarga dan berupaya mengatasinya Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau perawat yang bertanggung jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama pasien PN atau AN memberi tahu dan mempersiapkan pasien yang akan pulang. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 3 4 5 0 Total (%) 40% Tabel 31 Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO Variabel yang dinilai OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Penanggung jawab pelayanan mengadakan pertemuan rutin Ka.Ru minimal 1x/minggu Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh staf keperawatan minimal 1bulan sekali Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan PN minimal 1x/minggu PN mengadakan pre dan post conference pada setiap awal dan akhir jaga pagi PN menerima serah terima dari AN yang tugas jaga sebelumnya PN mendampingi serah terima tugas jaga antara AN pada tugas jaga berikutnya. AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelumnya dan kepada tugas jaga berikutnya PN melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama dalam pengkajian, menetapkan diagnose dan menyusun rencana keperawatan AN melakukan dokumentasi asuhan keparawatan terutama dalam hal pelaksanaan dan evaluasi keperawatan PN membuat laporan tugas pada PJRuKep setiap akhir tugas terutama keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada PN melakukan motivasi/bimbingn/reinforcement dengan AN setiap hari AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada PJTJ menggantikan tugas PN pada tugas sore, malam, libur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 6 8 Total (%) = 51% Tabel 32 Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan /Kemitraan Antara Staf Keperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO Variabel yang dinilai OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 PN atau AN melakukan visit bersama dengan dokter/tim kesehatan lain yang merawat PN melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan min. 1x/minggu Hubungan professional/kemitraan dengan dokter/tim kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medic PN atau AN dapat segera memberikan data pasien yang akurat dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim kesehatan lain bila dibutuhkan PN atau AN menggunakan rekam medic sebagai sarana hubungan professional dalam rangka pelaksanaan program kolaborasi Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam keperawatan sebagai sarana hubungan professional dalam rangka program kolaborasi Dokter/tim kesehatan lain mengetahui setiap pasien siapa PNnya PN memfasilitasi pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 9 8 1 Total (%) 75% Tabel 33 Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Dengan Peserta Didik Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO Variabel yang nilai OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kepala ruang menerima dan mengarahkan peserta didik Pembimbing klinik mengorientasikan peserta didik Pembimbing klinik membagi pasien kelolaan peserta didik Pembimbing klinik mengikutkan peserta didik dalam kegiatan keperawatan Pembimbing klinik/perawat memfasilitasi kelengkapan dan bahan yang akan digunakan peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan Peserta didik mengkomunikasikan kepada pembimbing klinik sesuai kompetensi yang akan dicapai Pembimbing klinik mebimbing peserta didik dengan metode pre – post conference Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan metode ronde keperawatan Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan metode bed side teaching Pembimbing klinik memantau pelaksanaan praktik klinik peserta didik Pembimbing klinik mengecek dokumentasi rekam medic pasien yang menjadi kelolaan peserta didik Pembimbing klinik mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka pencapaian target kompetensi yang diharapkan Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan kemampuan peserta didik Pembimbing klinik/perawat memantau kedisiplinan peserta didik Pembimbing klinik mengesahkan pencapaian kompetensi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 18 12 2 0 Total (%) 71% Tabel 34 Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (operan) Perawat Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Variabel yang dinilai Observasi SL SR KD TP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas jaga Serah terima tugas jaga diikuti Ka.Ru, PN, AN Didahului dengan doa bersama Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan didepan pintu denga suara perlahan/tidak ribut Menyebutkan identitas pasien, diagnose medis, diagnose keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang belum dilakukan Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan selama shift Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift Menginformasikan kepada pasienkeluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas Memberi salam kepada pasien, keluarga, serta mengobservasi keadaan pasien, menanyakan keluhan – keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 12 12 2 0 Total (%) 66,7% Tabel 35 Pelaksanaan Meeting MorningDi Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No. Variable yang di nilai OBSERVASI SL 3 SR 2 KD 1 TP 0 1 2 3 4 5 6 7 Ka. Ru menyiapkan tempat untuk melakukan meeting morning Ka. Ru memberikan arahan kepada staf dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya Ka. Ru melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat di tempuh Ka. Ru memberi motivasi dan reinforcement kepada staf Meeting morning diikuti oleh seluruh staf √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 6 2 Total (%) = 66% Tabel 36 Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No. VARIABEL YANG DINILAI Orientasi SL (3) SR (2) KD (1) TP (0) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Menyiapkan ruang/tempat Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi tanggung jawabnya Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference Memandu pelaksanaan pre conference Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/tindakan Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan Mengklarisifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya Memberikan reinforcement positif pada AN Menyimpulkan hasil pre conference √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 12 8 3 Total (%) = 69% Tabel 37 Evaluasi Pelaksanaan Post Conference Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No. Variabel yang dinilai Orientasi SL (3) SR (2) KD (1) TP (0) 1 2 3 4 5 6 7 8 Menyiapkan ruang/tempat Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi tanggung jawabnya Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya Memberi reinforcement pada PA Menyimpulkan hasil post conference Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde keperawatan) √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 9 3 0 Total (%) 50% Tabel 38 Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No Komponen Pelaksanan Ya Tidak a. b. c. d. Tahap pra interaksi Mengumpulkan data tentang pasien Menyiapkan alat Mencuci tangan Tahap Orientasi Memberikan salam dan tersenyum pada pasien Lakukan Validasi Memperkenalkan nama perawat Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien Menjelaskan tugas tangguang jawab perawat Menjelaskan peran perawat Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Menjelaskan tujuan Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan kegiatan Menjelaskan kerahasiaan Tahap Kerja Memberi kesempatan pasien untuk bertanya Menanyakan keluhan pasien Memulai kegiatan dengan cara yang baik Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana Tahap Terminasi Menyimpulkan hasil kegiatan Memberikan reinforcement positif Membuat kontrak pertemuanselanjutnya Mengakhiri kegiatan dengan baik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Total 9 12 Presentase 42% 58% Tabel 39 Pelaksanaan Informasi Pasien Baru Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 No. Variabel yang dinilai Orientasi SL (3) SR (2) KD (1) TP (0) 1) Persiapan : a. Menyiapkan ruang khusus yang rapi dan tenang untuk memberikan informasi bagi pasien baru/keluarga b. Menyiapkan pedoman informasi pasien baru 2 buah c. Mengajak pasien/keluarga ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk mendapatkan informasi d. Mempersiapkan pasien keluarga duduk berhadapan dengan perawat 2) Pelaksanaan: a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan, pemberian informasi pasien baru b. Menyerahkan satu berkas pedoman informasi pasien baru kepada pasien/keluarga untuk dibaca bersama c. Menjelaskan informasi secara urut, sesuai pedoman d. Mempersilahkan keluarga membaca informasi mengenai hak dan kewajiban pasien e. Meminta pasien/keluarga bertanya jika ada hal yang belum jelas f. Ka. Ru/PN memberikan informasi menandatangani pernyataan yang sudah dibuat pasien/keluraga g. Menyiapkan bukti pemberian informasi pada tempat yang sudah ditentukan 3) Pendokumentasian : a. Membina pasien/keluarga untuk mengisi formulir pernyataan menerima informasi dan menandatanganinya b. Menandatangani pernyataan yang sudah dibuat pasien/keluarga c. Menyiapkan bukti pemberian informasi pada tempat yang sudah ditentukan 4) Pemberian informasi berkelanjutan : a. Memberika penjelasan kepada pasien/keluarga mengenai perkembangan setiap hari b. Mencatat informasi yang diberikan di rekam perawatan pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 8 8 Total (%) 46% Tabel 40 Hasil Evaluasi Total Penerapan MPKP Di ruang kenanga RSUD Wates Kulon Progo Tanggal 8 Januari 2010 NO VARIABEL YANG DINILAI Hasil Prosentase Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tugas Ka. Ru Tugas PN Tugas AN Hubungan Profesional Staf Keperawatan dengan Pasien/Keluarga Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan yang mendukung MPM Hubungan Profesional Antar Staff Keperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Dengan Peserta Didik Serah Terima Tugas Jaga Pelaksanaan Meeting Morning Pelaksanaan Pre Conference Pelaksanan Post Conference Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pelaksanaan Informasi Pasien Baru Pelaksanaan Universal Precaution • Protap cuci tangan • Pengelolaan sampah • Memasang sarung tangan • Melepaskan sarung tangan 19 34 35 12 20 18 32 26 14 23 12 9 22 13 19 7 9 45 56 61 40 51 75 71 66,7 66 69 50 40 46 59 63,3 38,3 64,2 Kurang Cukup Cukup Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Tidak baik cukup Hasil persentase rata-rata (%) 56,55% cukup Análisis data Bedasarkan hasil wawancara dan observasi diatas didapatkan hasil hubungan pelaksanaan MPM di ruang Kenanga adalah 56, 55 % termasuk dalam kategori cukup. Ada beberapa hal dalam kategori kurang yaitu tugas Karu, hubungan profesional staf dengan pasien/keluarga, hubungan antar staf yang mendukung MPM, pelaksanaan post confrence, komunikasi terpeutik, pelaksanaan informasi pasien baru, ada 1 hal yang belum optimal kategori tidak baik yaitu pemakai sarung tangan. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan kebidanan dengan menggunakan metode MPM di ruang Kenanga masih belum menampakkan secara jelas sebagai metode primer modifikasi sebagaimana ketentuan dari RSUD Wates. c) Menggerakkan atau Actuating Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-masing dengan baik (Adikusuma,1994). Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di Rumah Sakit tugas penanggung jawab ruangan/kepala ruangan sebagai penggerak dan pelaksanaan (P2) terdiri dari : 1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya. 2) Menyusun jadual/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di RS. 3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat 4) Memberikan orientasi kepada siswa / mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek. 5) Memberi orientasi kepada pasien / keluarganya meliputi : penjelasan tentang peraturan RS, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari 6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan / asuhan keperawatan sesuai standar 7) Mengadakan pertemuan berkala / sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya. 8) Memberi kesempatan / ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah / penataran dengan koordinasi kepala instalasi / kepala bidang perawatan 9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijaksanaan RS 10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai 11) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien 12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan 13) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar, hal ini penting untuk tindakan keperawatan. 14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan di ruang rawat. 15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat 16) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan macam dan jenis makan pasien. 17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan program dietnya. 18) Menyiapkan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke bagian medical record bila pasien pulang/keluar dari ruang rawat tersebut. 19) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasannya. 20) Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek. 21) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya. 22) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas. Kajian data Pergerakan dan pelaksanaan sudah dlakukan oleh kepala ruang di ruang Kenanga dengan memberikan arahan dan bimbingan kepada seluruh staf dengan baik dan asertif serta kemampuan individu. Pengarahan dilakukan setiap saat sesuai dengan kondisi, selain itu pada saat pertemuan ruangan senantiasa kepala ruang mengingatkan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan pasien dan didokumentasikan di buku notulen rapat ruangan. Analisis data Fungsi kepala ruang dalam mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsinya masing-masing sudah dilakukan dengan baik diruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo. 4). Pengawasan atau Controlling Nursalam (2002) Pengawasan melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien. Melalui supervisi: a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga. b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas. c) Evaluasi d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim. e) Audit keperawatan Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS, tugas kepala ruang sebagai controlling / pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi: a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan. b) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan. c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya. d) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan. e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan keperawatan. Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu : a) Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian ini dipusatkan pada permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanankeperawatan, baik sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana. b) Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan berlangsung guna memastikan sasaran tercapai. c) Feedback kontrol. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada penyimpangan akan merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan datang. Kajian data Pengawasan dilakukan baik langsung maupun tidak langsung oleh kepala ruang dan dibantu bidan primer. Untuk pelayanan, penaggung jawab ruangan melibatkan bidan primer untuk ikut mengontrol jalannya pelayanan asuhan kebidanan. Pengawasan langsung dilakukan dengan supervise pada staf saat melaksanakan tugas, sedang pengawasan tidak langsung dengan mendengrkan masukan atau laporan dari penanggungjawab tim dan staf. Hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa masih ada staf yang masih perlu bimbingan dalam tugasnya. Análisis Secara umum berdasarkan wawancara dan observasi fungsi pengawasan telah dilakukan oleh kepala ruang dan bidan primer, dimana kepala ruang dan bidan primer melakukan pengawasan, pengendaliandan penilaian terhadap seluruh staf dan pelayanan pada pasien. Namun masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanannya terutama pada reward dan punisment terhadap staf. 5) Proses management bimbingan praktek klinik Bimbingan klienik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang dilaksanakan oleh pembimbing klinik untuk memberikan pengetahuan nyata secara optimal dan membantu peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan dari bimbingan klinik adalah membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan lingkungan praktik, memberikan kesempatan pada peserta didik untukmendapatkan pengalanan kerja professional, membantu peserta didik mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dilahan praktek dan membantu peserta didik mencapai tujuan praktek klinik. Kajian data Sebelum mahasiswa melaksanakan praktek diruangan , pihak insitusi pendidikan mengirimkan permohonan praktek Di RSUD Wates Kulon Progo. Sebelum mulai praktek mahasiswa diterima oleh pihak rumah sakit dan diorentasikan. Orentasi khusus dilaksanakan diruangan masing-masing yang dilakukan oleh kepala ruang / pembimbing klinik. Evaluasi praktek klinik diruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo dapat dilihat dalam table 41 dibawah ini : Tabel 41 Evaluasi bimbingan praktek klinik kebidanan Di ruang kenanga RSUD Wates, Kulon Progo Tanggal 8 januari 2010. No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jml % Jml % 1 Mahasiswa diorientasikan (ruang, alat,staf) sebelum memulai praktek oleh pembimbing klinik 10 100 0 0 2 Mahasiswa mengisi daftar hadir baik datang maupun pulang oleh pembimbing klinik 10 100 0 0 3 Mahasiswa mendapat tempat sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai 6 60 4 40 4 Mahasiswa mendapat jadwal praktik sesuai dgn kopetensinya 10 100 0 0 5 Dilaksanakan preconferen untuk mahasiswa oleh pembimbing klinik 2 20 8 80 6 Mahasiswa mendapat pengarahan tentang askep oleh pembimbing klinik 10 100 0 0 7 Mahasiswa mendapat penjelasan dari pembimbing klinik tentang cara menggunakan alat alat yang dipergunakan untuk proses pembelajaran klinik 0 0 10 100 8 Pembimbing mempersiapkan pasien yang akan anda jadikan obyek pengalaman belajar 0 0 10 100 9 Mahasiswa mendapat bimbigan BST olehpembimbing klinik 10 100 0 0 10 Mahasiswa mendapat bimbingan ronde kebidanan oleh pembimbing klinik 10 100 0 0 11 Mahasiswa mendapat motivasi dari pembimbing klinik untuk memacu semangat belajar 10 100 0 0 TOTAL 78 780 32 320 RATA-RATA PERSENTASE 780/11= 70,9 320/11= 29,1 ANALISA DATA Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa evaluasi bimbingan klinik di ruang Kenanga nilai 70,9 % dapat diartikan BAIK, akan tetapi perlu diperbaiki pada point tentang penjelasan dari pembimbing klinik tentang cara menggunakan alat alat yang dipergunakan untuk proses pembelajaran klinik, pembimbing mempersiapkan pasien yang akan anda jadikan obyek pengalaman belajar, dan dilaksanakan preconferen untuk mahasiswa oleh pembimbing klinik. 3. Unsur Output. a. Efesiensi ruang rawat. Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan kesehatan yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO. 1) BOR (Bed Occupancy Rate), menunjukkan sampai seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, bila nilai ini mendekati 100 % berarti ideal. Standar nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah: 75 - 85 %. 2) LOS (Length of Stay) menunjukkan lama waktu perawatan setiap pasien. Lama waktu rawat yang baik maksimum 12 hari, standar Nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 7-10 hari. 3) TOI (Turn Over Interval) menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk RSU dalam satu tahun. 4) BTO (Bed Turn Over) menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit satu satuan waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat pemakaian tempat tidur. Standar 4-45 kali untuk RSU dalam satu tahun, sedangkan yang baik lebih dari 40 kali (Djojodibroto, 1997). Tabel 42 Gambaran BOR, LOS, TOI, dan BTO bulan Juli, Agustus, September 2009 N0. PERIODE B0R LOS TOI BTO 1 TRI WULAN KE III 62,44 % 2,68 hari 2 hari 19 hari Sumber : Rekam Medis Tahun 2009 Interpretasi : Berdasarkan tabel di atas yang didapatkan pada triwulan ke tiga (Juli, Agustus, September) didapatkan hasil BOR 62,44%, LOS 2,68 hari, TOI 2 hari, BTO 19 hari. BOR : Jumlah pasien x 100% = 11 x 100% = 57,8% Jumlah bed 19 dengan BOR 57,8% yang berarti dibawah standar nasional dengan normal 75-85% LOS : dengan LOS 2,68 hari yang berarti masih ideal dengan standar nasional 7-10 hari TOI : 2 hari yang berarti sudah sesuai standar nasional 1-3 hari BTO : 19 hari yang berarti baik dengan standar nasional 1-5 kali. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 4, 5, 6 Januari 2010 di ruang, didapatkan hasil rata-rata BOR/hari sebagai berikut : 1. Tanggal 4 Januari 2010 Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed BOR : 57,8% 2. Tanggal 5 Januari 2010 Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed BOR : 57,8 % 3. Tanggal 6 Januari 2010 Jumlah tempat tidur yang ditempati pasien 11 bed, tempat tidur kosong 8 bed BOR : 57,8% b. Mutu Penerapan Standar Asuhan Kebidanan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan standar asuhan keperawatan perlu dilakukan penilaian dengan menggunakan metode dan instrumen penilaian yang baku. Instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan terdiri dari: 1) Pedoman study dokumentasi asuhan keperawatan (Instrumen A) 2) Angket persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan (Instrumen B). 3) Pedoman observasi pelaksanaan tindakan keperawatan (Instrumen C). Bila pelayanan sudah mengikuti dan sesuai dengan persyaratan – persyaratan maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan paling sedikit sudah dapat dipertanggungjawabkan, ini berarti bahwa mutu pelayanan dianggap baik. Instrumen B (Persepsi Pasien Terhadap Asuhan Keperawatan) Tabel 43 Distribusi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n=11) No Jenis Pendidikan Jumlah % Jenis Pekerjaan Jumlah % 1 SD 2 18,2 PNS 0 0,00 2 SLTP 2 18,2 ABRI/POLRI 0 0,00 3 SLTA 7 63,6 Swasta 2 18,2 4 Perguruan Tinggi 0 0,00 Lain-lain 9 81,8 Total 11 11 Persentase (%) 100 100 Sumber Data : Data Primer Dari Pasien Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi pada SLTA dengan jumlah 7 orang dan terendah dengan pendidian SD 2 orang. Dari data ini bisa dikatakan bahwa rata-rata pendidikan pasien sudah tinggi sehingga untuk masalah persepsi terhadap asuhan lebih bisa memilih bukan karena keterpaksaan Sedangkan pada distribusi pekerjaan sebagian besar lain-lain hal ini disebabkan karena pasien hanya menjadi ibu rumah tangga, yang bekerja sebagian besar suaminya, mengisi jenis pekerjaan pada kuesioner adalah pasien sendiri. Tabel 44 Data Hari Perawatan Pasien Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n=11) No Lamanya dirawat (hari) Jumlah Persentase (%) 1. 3 – 7 hari 11 100 2. > 7 hari 0 0
Total 11 100
Sumber Data : Data Primer Dari Rekam Medis Pasien
Interpretasi :
Berdasarkan tabel diatas perawatan pada 11 pasien rata-rata 3-7 hari, hal ini sudah sesuai dengan harapan dari pengisian kuesioner yaitu pasien minimal rawat inap 3 hari sehingga bisa dikatakan sudah valid.


Tabel 45
Persepsi pasien terhadap Mutu Asuhan Keperawatan
Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n = 11)
No. Kriteria Ya Tidak
N % N %
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 2 18,18 9 81,81
2 Apakah perawat melarang anda/ pengunjung merokok di ruangan 8 72,72 3 27,27
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaiman nafsu makan Anda/Keluarga 4 36,36 7 64,64
4 Apakah Perawat menyakan pantangan dalam hal makanan Anda/Keluarga 2 81,81 2 18,18
5 Apakah perawat menayakan/memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa Anda?keluarga anda habiskan 3 27,27 8 72,72
6 Apabila anada/keluarga tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya 4 36,36 7 64,64
7 Pada saat Anda/keluarga anda dipasang infus, apakah perawat 9 81,81 2 18,18
8 Apabila Anda/Keluarga Anda mengalami kesulitan buang air besar apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup, banyak bergerak 8 72,72 3 27,27
9 Pada saat perawat membantu Anda/Keluarga Anda membuang air besar-buang air kecil, apakah perawat memasang sampiran/selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan 5 45,45 6 54,54
10 Apakah ruangan tidur Anda/Keluarga Anda selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari 11 100 0 0
11 Apakah lantai kamar mandi/WC selalu bersih, tidak licin, tidak berbau dan cukup terang 11 100 0 0
12 Selam Anda/keluarga anda belum mandi (dalam keadaan istirahat total) 2 18,2 9 81,8
13 Aapakah Anda/keluarga Anda dibantu jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut 4 36,36 7 63,63
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut ddll, diganti setiap kotor 10 90,9 1 9
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang gerak, berbaring terlalu lama 8 72,7 3 27,7
16 Pada saat Anda/Keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya, peraturan, tata tertib yang berlaku di rumah sakit 6 54,5 5 45,4
17 Selama Anda/Keluarga Anda dalam Perawatan apakah perawat memanggil nama dengan benar 11 100 0 0
18 Selama Anda/Keluarga anda dalam perawatan apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun pada malam hari 11 100 0 0
19 Selama Anda/Keluarga Anda dalam perawat segera memberi bantuan bila diperlukan 11 100 0 0
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 11 100 0 0
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas 0 0 11 100
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum memberikan tindakan perawatan/pengobatan 3 27,27 8 72,7
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga 9 81,8 2 18,18
24 Dalam hal memberikan obat pasien perawat membantu menyiapkan/ meminum obat 7 63,6 4 36,3
25 Selama pasien dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawatan/ pengobatan pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang 10 91 1 9
Nilai = Ya x 100 %
Ya + Tidak
170 63,43 98 36,56
Sumber Data : Data Primer Dari Pasien



Analisa Tabel 15:
Berdasarkan tabel diatas kebersihan ruangan baik kamar mandi maupun ruangan pasien bersih, ramah, sopan dan dalam merespon keluhan pasien memiliki nilai tertinggi yaitu 100% namun dalam memperkenalkan diri, memperhatikan diet dan ADL pasien masih kurang optimal dengan nilai 18,18%. Dari hasil rata-rata didapatkan bahwa kepuasan dari pasien adalah sebesar 63,43 %, ini berarti bahwa kepuasan pasien dalam kategori cukup


Tabel 46
Total instrumen ABC
ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo
N0 Instruman Persentase Keterangan
1
2
3 Instrumen A
Instrumen B
Instrumen C
63%
68,4% Tidak dapat dinilai
Cukup
Cukup
Persentase rata-rata 65,8 Cukup
Sumber data dokumentasi, kuesioner dan observasi
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 43 diatas didapatkan rata-rata 65,8% hal ini masuk dalam kategori cukup namun perlu di tingkatkan baik dalam segi dokumentasi, kepuasan pasien dan tindakan yang sesuai dengan SOP, karena 3 hal ini merupakan indicator keberhasilan dari pelaksanaan MPKP.
c. Tingkat kepuasan kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan nampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya serta segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya (Handoko. TH, 1993).
Menurut Djojodibroto (1997), untuk memperoleh pelayanan asuhan keperawatan yang baik diperlukan staf yang mempunyai dedikasi tinggi dan komitmen terhadap tugas-tugas yang diberikan. Disamping komitmen yang ada pada staf, diperlukan juga kepuasan kerja yang akan mendorong staf melaksanakan komitmennya itu secara baik. Karena kepuasan kerja karyawan dapat mempengaruhi hasil mutu asuhan keperawatan yang diberikan.
Pekerja yang baik tentu harus mendapat imbalan yang baik pula. Sistem pengkajian RS harus:
1) Memenuhi ketentuan upah minimum.
2) Sesuai dengan kemampuan anggaran RS.
3) Adil, merupakan pengakuan bahwa ada hubungan antara imbalan jasa dengan pekerjaan yang dilakukan dan juga dengan prestasi kerja untuk itu harus ada gaji dasar.
4) Mampu mempertahankan tenaga yang baik.
5) Mampu menarik tenaga yang baik dari luar.
Sumber Daya Manusia (SDM)/tenaga kerja adalah unsur terpenting dalam institusi RS. Jika mutu tenaga kerja rendah maka dapat dipastikan mutu pengelolaan dan pelayanan RS akan rendah.
Untuk meningkatkan mutu tenaga kerja harus ditempuh cara:
1) Penempatan tenaga yang sesuai.
2) Pemberian penghargaan yang wajar berdasar prestasi kerja.
3) Hubungan kerja yang manusiawi.
4) Adanya usaha untuk peningkatan mutu SDM.
5) Kejelasan siapa atasan fungsional dan siapa atasan struktural.













Tabel 47
Kuesioner Kepuasan Kerja Bidan Di RuangKenanga
Tanggal 8 Januari 2010
No Pernyataan STP TP P SP
1. Apakah anda puas dengan sistem penggajian yang dilakukan institusi tempat Saudara bekerja 3 7
2. Apakah anda puas dengan perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara 1 9
3. Apakah anda puas dengan kesempatan yang diberikan dalam melakukan pekerjaan yang berbeda dari waktu ke waktu 2 8
4. Apakah anda puas dengan kesempatan untuk menjadi “orang penting” di lingkungan pekerjaan anda 3 7
5. Apakah anda merasa puas dengan kemampuan anda untuk melakukan sesuatu sesuai dengan hati nurani anda 2 8
6. Apakah anda merasa puas dengan adanya jaminan atas kesehatan/keselamatan kerja 5 5
7. Apakah anda merasa puas dengan kesempatan yang diberikan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain 2 8
8. Apakah anda merasa puas dengan kesempatan untuk memberi pendapat kepada orang lain 2 8
9. Apakah anda merasa puas dengan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan anda 5 5
10. Apakah anda merasa puas dengan penerapan kebijakan RS/bangsal 8 2
11. Apakah anda merasa puas dengan uang jasa bidanan yang anda terima dibandingkan dengan pekerjaan yang anda lakukan 2 8
12. Apakah anda merasa puas dengan kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan karir/pekerjaan 2 8
13. Apakah anda merasa puas dengan kebebasan yang diberikan untuk memutuskan sesuatu 3 7
14. Apakah anda merasa puas dengan kesempatan untuk mencoba metoda-metoda sendiri dalam menjalankan tugas 6 4
15. Apakah anda merasa puas dengan situasi dan kondisi lingkungan pekerjaan anda(bangsal) 2 8
16. Apakah anda merasa puas dengan sistem kerja sama yang dilakukan untuk teman-teman sekerja 5 5
17. Apakah anda merasa puas dengan penghargaan terhadap pekerjaan yang bagus 7 3
18. Apakah perasaan anda puas dengan perlakuan atasan selama saudara bekerja 5 5
19. Apakah anda puas dengan peralatan dan perlengkapan yang tersedia untuk mendukung pekerjaan 3 7
20. Apakah anda puas dengan fasilitas penunjang yang tersedia seperti kamar mandi, dan kamar bidan 4 6

Jumlah 70 130
Total 70 260
Prosentase 330 x100% =55 %
600












































Tabel 48
Daftar Rekapitulasi Hasil Kuesioner Dari 10 Responden
Ruang Kenanga RSUD Wates Kulonprogo
Responden STP TP P SP
1 22.22% 77.78%
2
35% 65%
3 35%
65%
4 35%
65%
5
25% 75%
6 25%
75%
7 20%
80%
8 20%
80%
9
25% 75%
10
35% 65%
TOTAL 277,2
722,78

MEAN 277,2/10 = 27,72% 722,78/10 =72,278%
Sumber data : kuesioner kepuasan pegawai
Analisa data
Sebagian besar kepuasan kerja perawat merasa senang dan puas bekerja di Ruang Kenanga karena lingkungan kerjanya yang mendukung, hubungan antar staf baik, adanya jaminan kesehatan dari pemerintah dan beban kerja yang sesuai.
Berdasarkan kuesioner didapat hasil rata-rata 72,278% (baik).

Mutu Pelayanan Keperawatan
Kajian teori
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien tergantung pada aktifitas dari pada praktisi-praktisi dari masing-masing disiplin ilmu kesehatan, dengan satu tujuan peningkatan pelayanan pelayanan kesehatan melalui pendekatan multi disiplin maka hal tersebut akan lebih membantu memulihkan kesehatan klien dan mencapai tujuan yang efektif dan pelayanan yang bermutu tinggi.
Mutu pelayanan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pasien sesuai tingkat kepuasan rata-rata serta penyelenggaraanya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan. Survai akreditasi menyampaikan sasaran untuk evaluasi yang identik dengan kekuatan dan kelemahan yang diperlukan untuk peningkatan management dan pirantinya, untuk menjamin adanya tindakan perbaikan dan mendemonstrasikan keinginan fasilitas yang diperlukan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Akreditasi rumah sakit berkaitan dengan penilaian kepatuhan terhadap standarstandar yang mencakup seluruh fungsi dan kegiatan rumah sakit. Sumber daya atau sarana dan prasarana, management, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, fungsi penunjang umum, diagnostik, rekam medis, hak pasien dan sebagainya. Dengan akreditasi diharapkan hasil pelayanan kesehatan (output) yang bermutu.
Standar Pelayanan Keperawatan menurut Akreditasi KARS Indonesia versi 2006 meliputi 7 standar dan 23 parameter yaitu
1) Standar 1. Falsafah dan Tujuan
Pelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dari standar I ada 1 parameter.
2) Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Pendekatan sistematik digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien.
Dari standar II ada 4 parameter
3) Standar 3. Staf dan Pimpinan
Pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan.
Dari standar III ada 8 parameter
4) Standar 4. Fasilitas dan Perawatan
Fasilitas dan peralatan harus memadai untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Dari standar IV ada 3 parameter.


5) Standar 5. Kebijakan dan Prosedur
Adanya kebijakan dan prosedur secara tertulis yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip praktek keperawatan yang konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan.
Dari standar V ada 2 parameter
6) Standar 6. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
Harus ada program pengembangan dan pendidikan berkesinambungan agar setiap staf keperawatan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Dari standar VI ada 2 parameter
7) Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian mutu
Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus
Dari standar VII ada 3 parameter
Kajian Data
Standar penilaian yang akan digunakan untuk akreditasi di Bangsal Kenanga menggunakan standar akreditasi Rumah Sakit. Tetapi pra Ners stase Management mencoba menerapkan sistem akreditasi tersebut di Bangsal Kenanga tentunya dengan menyesuaikan kondisi yang ada (mempersempit untuk ruangan).
Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut :


Table 49
Standar Akreditasi RS versi 2007
STANDART PARAMETER NILAI KETERANGAN
NO URAIAN NO URAIAN
1. Falsafah dan Tujuan 1. Ada konsistensi antara misi, falsafah dan tujuan asuhan kebidanan dengan kegiatan pelayanan kebidanan
0 Tidak ditemukan adanya visi,misi di Ruang Kenanga sehingga tidak ada konsistensi antara misi, falsafah dan tujuan dengan kegiatan pelayanan Kebidanan
2. Administrasi dan Pengelolaan 1.Ada struktur organisasi dan
uraian tugas, fungsi, kewajiban, tanggung jawab, serta hubungan kerja dengan unit lain untuk menyelenggarakan pelayanan kebidanan
2 Ada kerja sama tertulis antara rumah sakit dengan institusi pendidikan formal kebidanan dan pendidikan bidan yang berkaitandengan digunakannya RS sebagai lahan pendidikan / pelatihan bagi mahasiswa dari luar rumah sakit




3 Ada SAK sebagai pedoman pemberian asuhan kebidanan



4 Informasi yang berguna dan diberikan pada saat yang tepat, tersedia bagi staf dalam bentuk yang mudah dimengerti untuk digunakan dalam menyampaikan pelayanan kepada pasien serta untuk pengelolaan pelayanan 0





5











5




5 Tidak ada Struktur organisasi yang lengkap dipahami baik oleh tenaga kebidanan pengelola maupun tenaga kebidanan pelaksana

Ada komunikasi tertulis perjanjian kerjasama yang dilengkapi dengan sistem evaluasi program bimbingan, ada catatan kegiatan bimbingan peserta didik, batas waktu program bimbingan. Batasan uraian kegiatan / hal yang boleh &tidak boleh dikerjakan. Oleh peserta didik dan sanksi.
Ada dokumen/catatan asuhan kebidanan tiap pasien yang mencerminkan penerapan standar asuhan kebidanan
Ada buku pedoman informasi yang meliputi hak dan kewajiban pasien, petugas yang akan merawat, informasi tentang perkembangan kondisi pasien dan rencana asuhan kebidanan tetapi tidak di jelaskan kepada pasien maupun keluarga, informasi waktu konsultasi dll. Tetapi pelaksanaannyabelum ada discharge planing pasien pulang.
3. Staf dan Pimpinan 1 Pelayanan kebidanan rumah sakit dipimpin oleh seorang bidan dengan kualifikasi manajer yang ditetapkan dalam uraian tugas padabagan/struktur organisasi pelayanan kebidanan di rumah sakit

2 Jumlah dan jenis tenaga kebidanan disesuaikan dengan standar ketenagaan, fungsi rumah sakit dan kebutuhannya



3 Perencanaan tenaga kebidanan menjamin rumah sakit untuk mempunyai pegawai yang mampu secara bersama-sama meningkatkan mutu pelayanan dan mencapai cita-cita yang menjadi sasaran



4 Tenaga kebidanan dipilih melalui proses rekruitmen, seleksi, dan prosedur penunjukkan yang sesuai dengan ketentuan dan kriteria dengan kebijakan rumah sakit tentang sumber daya manusia




5 Ada jadwal dinas yang Menggambarkan tenaga kebidanan yang mempunyai kemampuan yang baik pada setiap giliran jaga






6 Ada seorang bidan pengganti yang cakap yang dapat diserahi tanggung jawab dan kewenangan saat kepala kebidanan tidak bertugas


7 Ada tersedia tenaga kebidanan terlatih pada setiap tugas jaga sesuai dengan kebutuhan pasien


8 Ada ketentuan bahwa Terselenggarakan pertemuan berkala di lingkungan kebidanan 4







4






5









5










5










4






5




5 Pimpinan Kebidanan (kepala ruang) adalah seorang pendidikan DIII, yang punya pengalaman kerja selama sekurangkurangnya 5 tahun, punya pendidikan tambahan di bidang management

Ada dokumen ketenagaan disertai:biodata,pendidikan,
lama kerja dan diklat yang diikuti, dan ada Evaluasi pola ketenagaan, fungsi dan kebutuhan RS.

Ada dokumen perencanaan tenaga kebidanan yang merupakan bagian integral perencanaan tenaga RS, meliputi jumlah dan kualifikasi tenaga sesuai standar ketenagaan dan hasil analisis kebutuhan tenaga kebidanan tiap unit kerja.

Ada system rekruitmen, ada persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan, dan ada tim rekrutmen RS yang melibatkan unsur kebidanan dan dokumen pelaksanaan proses rekrutmen dan seleksi proses kebidanan, serta ada evaluasi dan tindak lanjut.

Ada jadwal dinas yang dibuat oleh karu, yang mencerminkan jumlah dan kategori tenaga kebidanan yang berkemampuan baik pada setiap shift, ada penunjukan tenaga kebidanan sebagai penanggung jawab shift, dan pembagian tugas yang jelas .

Ada bidan pengganti dengan
peran dan fungsi yang jelas dan kualifikasi minimal setara dengan kepala ruangan dan ada laporan pelaksanaan tugas.

Ada tenaga kebidanan terlatih pada setiap tugas jaga disetiap tugas jaga disetiap tugas jaga disetiap unit khusus
Ada pertemuan secara teratur, ada evaluasi dan ada tidak lanjut
4. Fasilitas dan Peralatan 1 Disediakan sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan kebidanan sesuai beban tugasnya dan fungsi rumah sakit dengan








2 Perencanaan pengadaan peralatan melibatkan tenaga kebidanan dan tata caranya ditetapkan pimpinan dan berlaku secara menyeluruh serta berorientasi kep ada kepentingan pasien, staf, dan pengunjung rumah sakit



3 Semua peralatan untuk mendukung asuhan kebidanan bekerja sesuai dengan standar keamanan dan didukung oleh dokumen yang absah
5













5










4
Tersedia ruang kerja tenaga kebidanan di setiap unit pelayanan kebidanan dan standar peralatan, ada keterlibatan tenaga kebidanan dalam perencanaan dan Pengembangan sarana pelayanan kesehatan di RS serta tersedia peralatan sesuai standar dan ada evaluasi serta rencana tindak lanjut.

Ada dokumen perencanaan peralatan meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi alat , yang dibuat oleh Kabid, pimpinan keperawatan, sesuai standar dan kebutuhan pelayanan dan merupakan bagian integral dari perencanaan pengadaan peralatan RS.

Ada kebijakan pimpinan RS tentang penggunaan dan pemeliharaan dan ada SOP penggunaan dan pemeliharaan alat khusus/ tertentu dan ada jadwal pemeliharaan dan dokumen pelaksanaan pemeliharaan alat, ada tenaga terlatih sebagai operator menggunakan alat khusus.

V Kebijakan dan Prosedur
1 Ada kebijakan dan prosedur tertulis (SOP) yang dibuat oleh kepala kebidanan untuk melaksanaan pelayanan kebidanan di rumah sakit




2 Masalah etik tenaga kebidanan yang timbul di RS dikelola sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3








4 Tersedia prosedur keperawatan secara tertulis yang dibuat oleh kepala keperawatan tersedia lengkap mudah dijangkau dan masih berlaku serta diinformasikan kepada semua tenaga keperawatan.

Ada ketentuan tertulis yang mengatur pengelolaan masalah etik tenaga keperawatan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, ada rencana pembinaan.

VI . Pengembangan
staf dan program
pendidikan
1 Kepala kebidanan harus bertanggung jawab terhadap Program pengembangan staf
2 Ada program orientasi bagi tenaga kebidanan baru
4


4
Ada dokumen pelaksanaan program pengembangan staff sesuai rencana.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan program evaluasi.

VII Evaluasi dan
Pengendalian
Mutu
1 Ada program tertulis pengendalian Mutu meningkatkan mutu asuhan kebidanan






2 Data indikator klinik dikumpulkan, diolah dan dianalisis untuk digunakan melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan.

3 Dilakukan pemantauan dan evaluasi kejadian infeksi dan ruang rawat inap 4









4





3 Ada tim pengendalian mutu, ada program tertulis ttg upaya peningkatan mutu pelayanan dan askep, ada metoda & instrumen evaluasi mutu kebidanan mengenai pelayanan
Kebidanan & penampilan kerja tenaga keperawatan.

Ada pengumpulan data indikator klinik dan data lap insiden, teratur disertai analisis dan rekomendasi


Ada pengumpulan data, data indicator klinik dan data laporan insiden teratur disertai analisis.
Nilai Total
102
23 x5 x 100% = 88,7%
Sumber: Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007
Analisa data
Perkembangan teknologi dan transfer informasi yang sangat mudah mengakibatkan masyarakat semakin meningkat kesadarannya tentang kesehatan, termasuk hak dan kewajiban pasien. Hal ini mengakibatkan tuntutan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kebidanan akan semakin meningkat. Karenanya bidan mau tidak mau harus banyak berbenah diri. Dalam penilaian instrumen akreditasi di Ruang Kenanga didapatkan nilai rata-rata pada ketujuh standar pelayanan sebesar 88,7 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa di Ruang Kenanga sudah mencapai standar akreditasi.



BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal 4-6 Januari 2010 dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Unsur Input.
a. Man / Manusia.
1) Pasien
Tabel 42
Gambaran BOR, LOS, TOI, dan BTO
bulan Juli, Agustus, September 2009

N0 PERIODE B0R LOS TOI BTO
1 TRI WULAN KE III 62,44 % 2,68 hari 2 hari 19 hari
Sumber : Rekam Medis Tahun 2009

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 4, 5, 6 Januari 2010 di ruang, didapatkan hasil rata-rata BOR/hari adalah 55 % dengan perincian sebagai berikut : tanggal 4 Januari 2010 : BOR : 60 %, 5 Januari 2010 : 45 %, 6 Januari 2010 : BOR : 60%
2) Mahasiswa

Pada saat ini diruang maternitas menjadi lahan praktek bagi beberapa institusi pendidikan kesehatan diantaranya :
a. Akademi Kebidanan Yogyakarta dengan jumlah 5 0rang lama praktek 1 bulan
b. Akademi Kebidanan ’Aisyiyah Yogyakarta dengan jumlah 6 0rang lama praktek 1 bulan
c. Akademi Kebidanan Karya Husada Yogyakarta dengan jumlah 6 0rang lama praktek 5 hari
d. Profesi Ners Kebidanan Stikes’Aisyiyah Yogyakarta Stase Manajemen dengan jumlah 9 orang lama praktek 1 bulan.
Berdasarkan pengkajian selama 3 hari ruang Kenanga mengalami overload mahasiswa yang sedang praktek .
3) Ketenagaan
a) Kuantitas :
Jumlah pegawai diruang Kenanga adalah sejumlah 12orang bidan, 2 orang perawat, 1 orang magang bidan, 1 orang administrasi. Dari pengkajian tanggal 4 – 6 Januari 2010 dengan jumlah pasien 11 orang, kriteria minimal care didapatkan :
1) Menurut perhitungan Gillies jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruang Kenanga sebanyak 9 orang,
2) Menurut Douglas sebanyak jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang Kenanga sebanyak 6 orang
3) Menurut Depkes jumlah tenaga yang dibutuhkan di Ruang Kenanga sebanyak 11 orang.
b) Kualitas :
Variasi pendidikan formal bidan di Ruang Kenanga terdiri dari 1 orang D IV Kebidanan, 10 orang berpendidikan D III Kebidanan, 1 orang D I Kebidanan, 1 orang SPK, 1 orang D3 Keperawatan. Pada umumnya sudah memeliki keahlian yang didapat dari pendidikan nonformal yang berupa pelatihan, seminar, workshop dan lainnya. Melihat variasi ini, maka kualitas tenaga kebidanan cukup memadai.
c) Uraian tugas : Alur sudah jelas dan telah terdapat buku panduan pelaksanaan MPM yang telah dibakukan oleh pihak rumah sakit tetapi pelaksanaan MPM belum optimal sesuai dengan standart, belum terdapat struktur organisasi, belum ada pajangan tulisan yang sewaktu – waktu dapat mengingatkan mengenai tugas dan wewenang setiap jabatan.
b. Money (Dana)
Sumber dana dan pengaturan keuangan di ruang Kenanga berasal dari APBD dan APBN. Hal ini telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Apabila kekuarangan ruang Kenanga biasanya mengajukan proposal pada bagian administrasi dan kemudian akan dimasukan dalam anggaran tahun depan.
c. Method (Metode) / Standar / Protap
SAK dan SOP sudah dalam bentuk print out dan sudah dibukukan di ruang. Pelaksanaan SOP belum optimal.
d. Material .
Pembukuan inventarisasi alat-alat belum tersedia dan belum dibedakan antara peralatan medis dan non medis. Secara kualitas dan kuantitas peralatan sudah memadai.
e. Mesin
Fasilitas mesin yang terdapat masih dalam keadaan baik. Inventarisasi mesin di ruangan belum terdokumentasi dengan baik dan belum ada standard operating yang tertempel di alat mesin.

2. Unsur Proses
a. Proses Asuhan Kebidanan
1) Proses Asuhan Kebidanan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tetapi perlu ada perbaikkan.
2) Diagnosa kebidanan sebagian sudah dibukukan dalam SAK, tetapi banyak yang kosong
3) Rencana tindakan sudah sesuai dengan masalah kebidanan serta tujuan
4) Implementasi kebidanan sebagian mengacu pada perencanaan kebidanan namun dalam penulisan dokumentasi asuhan kebidanan masih ditulis dalam satu waktu.
5) Catatan Asuhan Kebidanan setiap melakukan tindakan bidan belum selalu mencantumkan waktu dilaksanakan tindakan dan nama terang
6) Pelaksanaan dokumentasi kebidanan dalam kategori cukup (60%)
b. Proses Manajemen Pelayanan kebidanan
1) Planing
Perencanaan kegiatan di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo dengan melakukan koordinasi dengan unit pelayanan terkait serta melibatkan staf

2) Organizing
a) Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan (45 %) dalam katagori kurang
b) Pelaksanaan Tugas Bidan Primer (56%) dalam katagori kurang
c) Pelaksanaan Tugas Bidan Asosiet (61%) dalam katagori cukup
d) Hubungan profesional antara staf kebidanan (51%) dalam kategori kurang
e) Hubungan profesional staf kebidanan dengan pasien/keluarga (40%)
dalam katagori kurang
f) Hubungan profesional antar staf kebidanan dengan dokter/tim kesehatan
lain (75%) dalam kategori cukup
g) Hubungan profesional antar staf kebidanan dengan peserta didik (71%)
dalam kategori cukup
h) Serah terima tugas jaga (66,7%) dalam katagori cukup
i) Pelaksanaan pre comference (69%) dalam kategori cukup
j) Pelaksanaan post conference (50%) dalam kategori kurang
k) Evaluasi penerapan Komunikasi terapeutik (40 %) dalam kategori kurang
l) Pelaksanaan informasi dan orientasi pasien baru (46%) dalam kategori kurang
3) Actuating
Metode penugasan dengan metode primer modifikasi terlihat jelas dilakukan.
Pembagian tanggung jawab pasien dan pembagian tugas juga terlihat jelas namu perlu dilakukan peningkatan.
4) Controling
Terdapat supervisi dan pelaksanaannya sudah optimal.
c. Proses Manajemen Bimbingan Praktik Klinik Kebidanan
1) Perencanaan: Orientasi khusus dilaksanakan diruangan masing-masing yang dilakukan oleh kepala ruang atau CI.
2)Pengorganisasian: Dalam pelaksanaan pembimbingan terhadap mahasiswanya sangat terbatas.
3) Penggerakan: Metode bimbingan pre dan post konference belum dilakukan setiap hari, hanya dilakukan pada waktu tertentu (pada saat praktikan membutuhkan bimbingan).
4) Kontroling : Fungsi kontroling/pengawasan pembimbing klinik di ruang Kenanga yang dilakukan oleh CI terkoordinasi dengan baik karena setiap praktikan membutuhkan bimbingan CI selalu menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
3. Unsur Output
a. Efisiensi ruang
BOR di bulan Juli-September 2009 62,44% dapat dikatakan kurang efisien, jumlah rata-rata LOS selama setahun adalah 2,86 hari, hal ini menunjukan bidanan sangat baik. TOI (waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) di bangsal Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 2 hari. Dengan demikian memungkinkan tidak terjadinya infeksi nosokomial.
b. Hasil evaluasi SAK
1) Instrumen A : Tidak dapat dinilai tetapi didapatkan beberapa yang tidak tertilis sesuai oleh SAK diantaranya tidak terdapat tanda tangan dan nama terang diakhir evaluasi dan tindakan.
2) Instrumen B : Angka kepuasan pasien yang diperoleh 63% yaitu dalam kategori cukup.
3) Instrumen C : Pada tindakan kebidanan diperoleh nilai 68,4% yaitu dalam kategori cukup.
Penampilan pelayanan kebidanan dinilai dari hasil penilaian dengan instrumen ABC dikategorikan cukup ( 65,8%).
c. Kepuasan Kerja Karyawan
Sebagian besar kepuasan kerja perawat merasa senang dan puas bekerja di Ruang Kenanga karena lingkungan kerjanya yang mendukung, hubungan antar staf baik, adanya jaminan kesehatan dari pemerintah dan beban kerja yang sesuai.
Berdasarkan kuesioner didapat hasil rata-rata 72,278% (baik).



B. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahan/instansi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threaths). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, yaitu peluang dan ancaman dengan faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan.

Diagram 1. Analisis SWOT









Keterangan diagram:
1. Kuadran 1 : ini menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan. Lembaga tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
2. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/ pasar).
3. Kuadran 3 : lembaga menghadapi peluang besar yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategis lembaga ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal lembaga sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Tabel 50
Variasi Faktor Internal dan Eksternal
Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo
I Faktor Kunci Internal Bobot 50% Rating weaknes
(-) Skor Rating strengh
(+) Skor
A Sumber daya manusia dan administrasi. 20% 1234 1234
1 Ruang Kenanga mempunyai falsafah yang mengacu pada visi, misi RS. 2 -4 -0,08
2 Ada komitmen dan motivasi dari perawat ruang Kenanga untuk implementasi MPM. 2 4 0,08
3 Dilaksanakan peningkatan standar pendidikan perawat berkelanjutan dan pengembangan pengetahuan perawat formal maupun informal. 1 3 0,03
4 Kepuasan perawat terhadap hubungan antar perawat. 1 -1 -0,01
5 Hubungan kemitraan dengan profesi lain. 0,5 3 0,015
6 Perawat belum memanfaatkan sistem pendukung manajemen secara optimal. 2 -1 -0,02
7 Ada kepuasan perawat terhadap jaminan kesehatan. 1 1 0,01
8 Ada kepuasan perawat terhadap insentif. 0,5 2 0,01
9 Kualifikasi dan jumlah perawat yang tersedia di ruang Kenanga memadai. 3 4 0,12
10 Adanya tenaga pendamping perawat di ruang Kenanga (ex. pramu husada). 1 2 0,02
11 Tidak adanya resistensi perawat di ruang Kenanga terhadap perubahan. 2 3 0,06
12 Perawat dan SDM lain sebagai kompetitor. 1 3 0,03
13 Organisasi profesi bidan sudah kuat. 2 2 0,04
14 Motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik. 1 3 0,03
Jumlah -0,11 0,445
B Sarana dan prasarana pendukung
1 Letak ruang Kenanga sudah strategis terhadap akses instalasi penunjang lainnya. 0,5 -2 -0,01
2 Tidak terdapatnya lahan/tempat untuk penambahan fasilitas di ruang Kenanga. 0,5 -1 -0,005
3 Prasarana pendukung perawatan baik terutama linen tempat tidur. 1 1 0,01
4 Letak ruang perawatan pasien jauh dari ruang perawat. 1 3 0,03
5 Pelaksanaan perbaikan sarana lambat. 0,5 -2 -0,01
6 Mesin/alat perawatan kurang memadai. 0,5 -2 -0,01 0,04
Jumlah -0,035
C Customer 5%
1 Tingkat kepuasan customer internal di ruang Kenanga (tenaga ruang Kenanga). 1 -2 -0,02
2 Tingkat kepuasan klien di ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo. 1 1 0,01
3 Mutu pelayanan perawatan di ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo belum optimal. 1 -1 -0,01
4 Metode pembayaran/administrasi prosedural dan berbelit, terlalu melibatkan klien (belum jalan Billing sistem). 0,5 -3 -0,015
5 BOR di ruang Kenanga belum terpenuhi. 1 -3 - 0,03
6 Pangsa pasar ruang Kenanga pada tingkat sosial masyarakat bawah. 0,5 3 0,015
Jumlah -0,075 0,025
D Pembiayaan 18%
1 Anggaran operasional ruang Kenanga didukung oleh rumah sakit. 3 4 0,12
2 Anggaran kesehtan yang ada. 3 3 0,09
3 Insentif seimbang dengan beban kerja perawat ruang Kenanga. 5 3 0,015
4 Sistem pembagian jasa medik melalui sistem penghitungan secara sentral. 5 -3 -0,15
5 Kenaikan tarif tidak diimbangi dengan fasilitas rawat inap. 2 -1 0,02
Jumlah -0,17 0,36
E Penerapan managemen keperawatan. 2,5%
1 Pemberian pelayanan perawatan mengutamakan klien. 0,75 3 0,0225
2 Protab/SAK tersedia. 0,75 3 0,0225
3 Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang belum ada. 0,1 -4 -0,04
Jumlah -0,04 0,045
F Program riset dan pengembangan iptek. 0,5%
1 Perawat belum menggunakan sistem informasi managemen (SIM) dengan komputerisasi. 0,5 -3 -0,015
Jumlah -0,015
Jumlah total -0,445 0,8295
II Faktor Kunci Eksternal 50% Threat (-) Skor Opportunity (+) Skor
A Pengembangan pemerintah. 8%
1 Status sebagai rumah sakit rujukan dan pendidikan. 2 3 0,06
2 Status akreditasi penuh 12 bidang pelayanan. 1 3 0,03
3 Dukungan pihak lain. 2 2 0,04
4 Dukungan pemilik RSUD Wates Kulon Progo. 1 2 0,02
5 Harapan masyarakat/klien terhadap RSUD Wates. 2 3 0,06
Jumlah 0,23
B Bina Lingkungan/Kemitraan. 6%
1 Meningkatkan hubungan/promosi dengan Instansi swasta/pemerintah/masyarakat. 2 2 0,04
2 Kerjasama dengan instansi pendidikan 2 3 0,06
3 Terdapatnya tenaga spesialis medik. 2 2 0,04
Jumlah 0,14
C Perubahan pangsa pasar 13%
1 RSUD Wates Kulon Progo berada di kota yang semakin berkembang. 2 2 0,04
2 Populasi penduduk cenderung meningkat 3 2 0,06
3 Perkembangan pendidikan kebidanan meningkat 2 2 0,04
4 Perkembangan transportasi
2 2 0,04
5
Perkembangan iptekes kebidanan 2 3 0,06
6 Perkembangan profesi lain : spesialisasi 2 3 0,06
Jumlah 0,3
D Penyandang Dana 7%
1 Asuransi kesehatan, PJKM, Astek, dan asuransi kesehatan yang lain mulai bersaing dalam menyediakan fasilitas 3 3 0,09
2 Klien maskin dibiayai pemerintah 4 3 0,12
Jumlah 0,21
E Sumber Daya Manusia 4%
1 Adanya tenaga magang 4 3 0,12
Jumlah 0,12
F Pertumbuhan Ruangan 5%
1 Perkembangan ruangan yang ada sebagai pesaing utama 2 -2 -0,04
2 Pertumbuhan RS pesaing dan pelayanan kesehatan lainnya 3 -3 -0,09
Jumlah -0,13
G Pelanggan 4%
1 Peningkatan kesadaran masyarakat akan hukum, etika, malpraktek, serta tuntutan pengadilan terhadap tenaga kesehatan, UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen 2 -3 -0,06
2 Akibat dari globalisasi, modernisasi, dan industrialisasi menimbulkan pergeseran nilai dan norma kehidupan. Keadaan ini menimbulkan pula stres 3 -4 -0,08
Jumlah -0,14
H Kompetitor 3%
1 Pertumbuhan SDM di ruangan ini 3 -3 -0,09
Jumlah -0,09
Jumlah Total -0,36 0,99

Posisi Ruang Kenanga Pada Diagram Cartesius
• Analisis Lingkungan Internal
Kekuatan (S) : 0,8295
Kelemahan (W) : (-) 0,445
0, 3845
• Analisis Lingkungan Eksternal
Kekuatan (T) : (-) 0,36
Kelemahan (O) : 0,99
0,63
Posisi strategis ruang Kenanga ditentukan dengan menggunakan diagram cartesius, nilai total kekuatan dikurangi nilai total kelemahan ditempatkan pada sumbu X dan nilai total peluang dikurangi nilai total ancaman berada pada sumbu Y. Dari perhitungan diperoleh untuk sumbu X adalah 0,3895 – 0,445 = 0,3845 sedangkan untuk sumbu Y adalah – 0,36 – 0,99 = 0,63. Dengan demikian posisi Ruang Kenanga dalam diagram Cartesius berada pada koordinat (0,3845; 0,63) yaitu terletak pada kuadran I yaitu mendukung strategi pertumbuhan, seperti pada gambar berikut :








Gambar 2
Hasil diagram SWOT di ruang Kenanga 2010
O



W S




T

Analisa :

Hasil analisis SWOT berada pada kuadran I yang berarti bahwa terdapat banyak kekuatan dan peluang dibandingkan dengan ancaman dan kelemahan, dari analisis SWOT ini didapatkan strategi pertumbuhan yang agresif maka diharapkan RS dapat menembus pasar atau pelanggan baru dengan berbagai produk-produk baru dan meningkatkan yang sudah ada..
























Tabel 51
Matriks swot dalam penentuan strategi
Untuk mendukung strategi pertumbuhan cepat atau agresif
Bangsal maternitas ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo

IFAS STREENGH WEAKNESS

• Ada komitmen dan motifasi dari bidan ruangan untuk mengimplementasi MPM
• Dilaksanakan standar pendidikan bidan berkelanjutan dan pengembangan pengetahuan bidan baik formal maupun informal
• Ada hubungan kemitraan dengan profesi lain
• Ada kekuatan bidan terhadap jaminan kepuasan
• Ada kepuasan bidan terhadap insentif
• Kualifikasi dan jumlah bidan yang tersedia di ruang Kenanga memadai
• Ada tenaga pendamping bidan di Ruang Kenanga, ex : Pramu husada
• Tidak adanya resistensi bidan di ruang Kenanga
• Bidan dan SDM lainnya sebagai competitor
• Organisasi profesi bidan sudah baik
• Motifasi untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi baik
• Sarana pendukung keperawatan sudah baik terutama linen dan tempat tidur sudah memadai
• Letak ruangan perawatan pasien dekat dengan ruang bidan
• Tingkat kepuasan klien di ruang kenanga baik
• Anggaran operasional didukung oleh RS
• Anggaran kesehatan ada
• Intensif seimbang dengan beben kerja
• Pemberian keperawatan mengutamakan klien
• Protap dan SAK tersedia
• Ruang Kenanga tidak mempunyai falsafah yang mengacu pada visi misi RS
• Kepuasan hubungan antar bidan
• Perawat belum memanfaatkan manajemen operasional
• Letak Ruang Kenanga kurang strategis terhadap instalasi penunjang lainnya
• Tidak terdapatnya lahan untuk pengembangan fasilitas ruangan
• Pelaksanaan perbaikan sarana lambat
• Mesin alat perawatan kurang memadai
• Tingkat kepuasan Costumer Internal di Ruang Kenanga (tenaga ruang Kenanga)
• Mutu pelayana RS pada Ruang Kenanga belum optimal
• Metode pembayaran atau administrasi prosedural dan berbelit-belit dan melibatkan pasien (belum berjalannya billing system)
• BOR ruang Kenanga 62,44% belum memenuhi standar
• Sistem pembagian jasa medik melalui system penghitungan secara sentral
• Kenaikan tarif tidak di imbangi dengan fasilitas rawat inap
• Perencanaan jangka panjang dan pendek belum ada
• Bidan belum menggunakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan komputerisasi

EFAS

OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

• Status sebagai rumah sakit rujukan dan non pendidikan.
• Status akreditasi penuh 5 bidang pelayanan
• Dukungan pihak lain
• Dukungan pemilik RSUD
• Harapan masyarakat atau klien terhadap rumah sakit umum daerah wates
• Meningkatkan hubungan atau promosi dengan instasi suasta/pemerintah/ masyarakat
• Kerjasama dengan instasi pendidikan.
• Terdapat tenaga spesialis medic
• RSUD Wates Kulon Progo berada di kota yang semakin berkembang.
• Populasi penduduk cenderung meningkat
• Perkembangan pendidikan kebidanan meningkat
• Perkembangan transportasi
• Perkembangan IPTEKES perawatan.
• Perkembangan profsi lain : spesialisasi.
• Asuransi kesehatan, JPKM, ASTEK dan asuransi kesehatan lain
• Mulai bersaing dalam penyediaan fasilitas
• Klien MASKIN di biayai oleh pemerintah
• Mengoptimalkan sumber daya bidan di ruang Kenanga untuk meningkatkan kualitas ruangan
• Memenuhi harapan masyarakat dengan implementasi MPM
• Menerapkan customer service untuk kepuasan pelanggan
• Meningkatkan jaminan dengan asuransi lain (JPKM)
• Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain (pendidikan, swasta, pemerintah dan masyarakat)

• Tingkatkan hubungan atau promosi dengan instansi swasta/pemerintah/ masyarakat
• Optimalkan pemanfaatan managemen operasional
• Tingkatkan alat-alat perawatan yang kurang memadai
• Perlu peningkatan hubungan kerja sama antar bidan
• Perlu evaluasi ruangan secara periodik dan terencana
• Meningkatkan motivasi bidan dalam bekerja
• Memperbaiki system informasi manajemen keperawatan di ruang Kenanga.
• Penerapan manajemen perawatan yang baik dengan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang demi kualitas pelayanan kebidanan bagi pelanggan interna dan eksterna



TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

• Perkembangan ruangan yang ada sebagai pesaing utama
• Pertumbuhan RS pesaing dan pelayanan kesehatan lainnya
• Peningkatan kesadaran masyarakat akan hokum, etika, malpraktek serta tuntutan pengadilan terhadap tenaga kesehatan (UU Perlindungan Konsumen)
• Akibat dari globalisasi, modernisasi dan industrialisasi menimbulkan pergeseran nilai dan norma kehidupan, keadaan ini menimbulkan stress
• Pertumbuhan SDM bagi orang lain
• Meningkatkan jaminan dengan asuransi lain (PJKM)
• Meningkatkan promosi pada masyarakat luar
• Ningkatkan komitmen kebidanan dalam pelaksanaan metode MPM
• Memotivasi SDM dan elemen terkait untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ruangan

• Perlu peningkatan antar bidan dengan instutusi pendidikan untuk transfer informasi
• Tingkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
• Meningkatkan fasilitas perawatan kebidanan sesuai standar, agar dapat bersaing dengan RS lain

C. Masalah yang ditemukan dari analisis swot :
1. Belum ada bagan struktur organisasi, denah di ruangan, , dan belum tersedianya fasilitas untuk menampung segala keluhan pasien di Ruang Kenanga (kotak saran).
2. Pengaturan tugas wewenang tiap jabatan Karu, bidan primer, bidan asosiated sudah ada tetapi jalannya MPKP dengan metode MPM belum optimal.
3. Bangsal Kenanga belum mempunyai visi dan misi ruangan.
4. Belum optimalnya bentuk pendokumentasian inventarisasi alat.
5. Prosedur operasional dan controling alat medis bermesin belum tertempel.
6. Komunikasi terapeutik kurang optimal.
D. Langkah menentukan prioritas masalah :
1. Belum ada bagan struktur organisasi, denah di ruangan, dan belum tersedianya fasilitas untuk menampung segala keluhan pasien di Ruang Kenanga (kotak saran).
Resiko tinggi : 3
Volume tinggi : 2
Rawan masalah : 2
Biaya tinggi : 2
Jumlah : 9
2. Pengaturan tugas wewenang tiap jabatan Karu, bidan primer, bidan asosiated sudah ada tetapi jalannya MPKP dengan metode MPM belum optimal.
Resiko tinggi : 4
Volume tinggi : 4
Rawan masalah : 3
Biaya tinggi : 3
Jumlah : 14
3. Bangsal Kenanga belum mempunyai visi dan misi ruangan
Resiko tinggi : 4
Volume tinggi : 4
Rawan masalah : 3
Biaya tinggi : 2
Jumlah : 13


4. Belum optimalnya bentuk pendokumentasian inventarisasi alat
Resiko tinggi : 3
Volume tinggi : 3
Rawan masalah : 2
Biaya tinggi : 2
Jumlah : 10
5. Prosedur operasional dan controling alat medis bermesin belum tertempel.
Resiko tinggi : 4
Volume tinggi : 3
Rawan masalah : 3
Biaya tinggi : 2
Jumlah : 12
6. Komunikasi terapeutik kurang optimal
Resiko tinggi : 4
Volume tinggi : 3
Rawan masalah : 4
Biaya tinggi : 1
Jumlah : 12

E. Prioritas masalah :
1. Pengaturan tugas wewenang tiap jabatan Karu, bidan primer, bidan asosiated sudah ada tetapi jalannya MPKP dengan metode MPM belum optimal.
2. Bangsal Kenanga belum mempunyai visi dan misi ruangan.
3. Komunikasi terapeutik kurang optimal
4. Prosedur operasional dan controling alat medis bermesin belum tertempel.
5. Belum optimalnya bentuk pendokumentasian inventarisasi alat
6. Belum ada bagan struktur organisasi, denah di ruangan , dan belum tersedianya fasilitas untuk menampung segala keluhan pasien di Ruang Kenanga (kotak saran)



BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Praktek keperawatan program profesi ners stase manajemen keperawatan diselenggarakan di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo selama 4 minggu, mulai tanggal 4 Januari 2010 s/d 30 Januari 2010.
Tahap pelaksanaan praktek stase manajemen keperawatan mengacu pada sistem manajemen pelayanan keperawatan. Pelaksanaan ini dititik beratkan pada pengenalan/sosialisasi tentang sistem pelayanan keperawatan menggunakan metode MPKP dengan kegiatan yang telah disusun dalam rencana kegiatan/ Plan Of Action (POA). Pelaksanaan POA secara umum terintegrasi dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan rencana kegiatan (POA) yang telah disusun, maka pelaksanaan dan evaluasi kegiatan di ruang Kenanga adalah sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Role Play Tugas Karu, Bidan Primer Dan Bidan Asosiet Di Bangsal Maternitas Ruang Nifas RSUD Wates Yogyakarta
1. Langkah-Langkah
Tabel 53
Langkah-langkah kegiatan role play Tugas kepala ruang, Bidan Primer dan Bidan Asosiet sesuai dengan MPKP dengan Metode MPM
Di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1
a





b



c




2
a.





b






c.




d





3










Persiapan
Mencari literatur




Menyiapkan
materi dan
referensi

Melakukan
koordinasi dengan
KARU, BP, dan BA
Pelaksanaan
Melaksanakan
role play
tugas karu.
Bidan primer
Bidan asosiet

Membuat
Lembar balik
Tugas karu
Bidan primer dan bidan
asosiet

Pembuatan laporan kegiatan
Role play dan lembar balik

Penyerahan
Laporan kegiatan dan
lembar balik


Evaluasi
Evaluasi
dilakukan
dengan
mengkaji
rencana
pelaksanaan
yang sudah
terealisasi

Kurniah





Kurniah



Kurniah





Kelompok manajemen




Kelompok manajemen





Kurniah




Kelompok
manajemen





Kurniah


Study
pustaka




Study
pustaka


KARU, BP, dan
BA



Staf bangsal maternitas ruang kenanga

Staf ruang
kenanga
bangsal nifas



Laporan
Pada karu



Staf bangsal maternitas ruang kenanga


Staf bangsal maternitas ruang kenanga




Mendapatkan
sumber pustaka
pendukung upaya optimalisasi
penerapan tugas

Menyiapkan
materi yang akan
disosialisasikan

Menginformasikan
rencana tindakan



Mengingatkan
kembali Tugas karu, bidan primer dan bidan asosiet


Tersedianya lembar balik pedoman pelaksanaan



adanya laporan pendokumentasian
kegiatan


Tersedianya dokumentasi kegiatan danlembar balik tugas karu BP
dan BA

Mengevaluasi
pencapaian
hasil dari
tindakan yang
dilakukan
16 Januari
2010



17
Januari
2010

17 Januari
2010



18-19
Januari
2010



20-21
Januari
2010




20-21
Januari
2010


22
Januari
2010




22-23
Januari
2010

Perpustakaan,internet.




Base Camp



Bangsal Maternitas Ruang Kenanga


Bangsal Maternitas Ruang Kenanga


Base Camp






Base Camp




Bangsal Maternitas Ruang Kenanga



Bangsal Maternitas Ruang Kenanga











2. Plan Of Action (POA)
Tabel 54
Waktu Pelaksanaan Optimalisasi penerapan tugas kepala ruang, bidan primer dan bidan asosiet sesuai dengan MPKP dengan metode MPM
Di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kegiatan Januari 2010
16 17 18 19 20 21 22 23
1.
a
b


c



2
a

b




c



d



4




Persiapan
Mencari literatur
Menyiapkan
materi dan
referensi
Melakukan
koordinasi dengan
KARU, PN, dan
AN
Pelaksanaan
Melaksanakan
role play
Membuat
Lembar balik
Tugas karu
bidan primer dan bidan asosiet
Pembuatan laporan kegiatan
Role play dan lembar balik
Penyerahan
Laporan kegiatan dan
lembar balik
Evaluasi
Evaluasi dilakukan
dengan mengkaji
rencana pelaksanaan
yang sudah
terealisasi
X

x


x
























x

















x

















x











x



x























x




x





x

















x








3. Rencana Anggaran
Tabel 55
Rencana Anggaran Pembuatan Lembar Balik Pedoman
Tugas Karu BA dan BP Di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates

NO Kebutuhan Pengeluaran

1.
2.
3. Laminating
Prin Warna
Jilid spiral 10.000
5000
7000





4. Hasil
Hasil dari role play dari tugas- tugas Karu, Bidan primer, bidan asosiet sebelum dan sesudah role play
a. Sebelum role play
Tabel 56
Tugas Kepala Ruang
No Uraian tugas Observasi
SL SR KD TP
(3) (2) (1) (0)
1 Membagi staf ke dalam group MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja √
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada hari tersebut termaduk pelaporan permasalahan dinas malam. √
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindak lanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa. √
5 Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja. √
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan AN √
7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal √
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk pada saat mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi √
9 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui angket seiap pasien akan pulang √
10 Mendelegasikan tugas kepada PJTJ pada jaga sore, malam, libur √
11 Berperan sebagai konsultan

12 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir yang ada di ruangan √
13 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga √
14 Mengadakan CME (Continuing Nursing Education) tiap bulan sekali √
Jumlah 6 10 3 0
Total (%) 45%

Tabel 57
Tugas Bidan Primer (BP )
NO

Uraian tugas OBSERVASI
SL
3 SR
2 KD
1 TP
0
1
2

3

4

5

6

7


8
9

10


11


12


13

14


15
16

17

18

19
20
Bertugas pada pagi hari
Bersama BA menerima operan tugas jaga dari BA yang tugas malam
Bersama BA melakukan konfirmasi/superfisi tentang kondisi pasien segera setelah operan tugas jaga malam
Bersama BA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga malam
Melakukan pre conference dengan semua BA yang ada dalam groupnya tiap awal dinas pagi.
Membagi tugas atau pasien kepada BA sesuai kemampuan dan beban kerja
Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan.
Memonitor dan membimbing tugas BA .
Membantu tugas BA untuk kelancaran asuhan keperawatan pasien
Mengoreksi , merevisi dan melengkapi asuhan keperawtan yang dilakukan oleh BA yang ada di bawah tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari BA untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya
Mendampingi BA dalam operan tugas jaga kepada BA yang tugas berikutnya
Memperkenalkan BA yang ada dalam 1 group atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien atau keluarga baru
Mendelegasikan tugas pada BA pada sore/malam/libur
Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas
Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap minggu
Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruang minimal sebulan sekali
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada BA minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side teaching) √




































































































Jumlah 12 12 10
Total (%) 56%

Tabel 58
Tugas Bidan Asosiet (BA )
No Uraian tugas Observasi
SL
3 SR
2 KD
1 TP
0
1

2

3

4

5


6

7

8


9

10

11

12



13


14

15

16

17

18
19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada BA yang ada dalam 1 grup
Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
Mengikuti pre conference yang dilakukan BP setiap awal tugas
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada BP
Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya
Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tangguang jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
Mengikuti post conference yang diadakan oleh BP pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada BP
Bila tak ada BP wajib mengenalkan BA yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru
Melaksanakan pendelegasian tugas BP pada sore malam libur
Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur
Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali
Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas BA
Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √




















































































































































Jumlah 15 14 6 0
Total (%) 61%

b. Sesudah role play
Tabel 59
Tugas Kepala Ruang Dalam Melaksanakan Tugas
No. Uraian tugas Observasi
Dilakukan Tidak
1 Membagi staf ke dalam group MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja √







































2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan BP
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada hari tersebut termaduk pelaporan permasalahan dinas malam.
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindak lanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa.
5 Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan dan beban kerja.
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas BP dan BA
7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk pada saat mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi
9 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui angket seiap pasien akan pulang
10 Mendelegasikan tugas kepada PJTJ pada jaga sore, malam, libur
11 Berperan sebagai konsultan
12 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir yang ada di ruangan
13 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga

14
Mengadakan CME (Continuing Nursing Education) tiap bulan sekal
Jumlah 12 2
Total (%) 86%
Tabel 60
Tugas Bidan Primer Dalam Melaksanakan Tugas
NO.

Uraian tugas OBSERVASI
Dilakukan Tidak
1
2
3

4

5

6

7


8
9
10

11


12


13

14


15
16

17

18

19
20
Bertugas pada pagi hari
Bersama BA menerima operan tugas jaga dari BA yang tugas malam Bersama BA melakukan konfirmasi/superfisi tentang kondisi pasien segera setelah operan tugas jaga malam
Bersama BA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai operan jaga malam
Melakukan pre conference dengan semua BA yang ada dalam groupnya tiap awal dinas pagi.
Membagi tugas atau pasien kepada BA sesuai kemampuan dan beban kerja
Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam keperawatan.
Memonitor dan membimbing tugas BA .
Membantu tugas BA untuk kelancaran asuhan keperawatan PasienMengoreksi , merevisi dan melengkapi asuhan keperawtan yang dilakukan oleh BA yang ada di bawah Tanggung jawabnyaMelakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari BA untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya
Mendampingi BA dalam operan tugas jaga kepada BA yang tugas berikutnya
Memperkenalkan BA yang ada dalam 1 group atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien atau keluarga baru
Mendelegasikan tugas pada BA pada sore/malam/libur
Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas
Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap minggu
Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruang minimal sebulan sekali
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada AN minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side teaching)


































































Jumlah 18 2
Total (%) 90%
Tabel 61
Tugas AN Dalam Melaksanakan Tugas
No Uraian tugas Observasi
Dilakukan Tidak
1

2

3

4

5


6

7

8


9

10

11

12


13


14
15

16

17

18
19 Melaksanakan operan tugas tiap awal dan akhir jaga dari dan kepada AN yang ada dalam 1 grup
Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga pada PN
Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
Menerima keluhan pasien atau keluarga dan berusaha untuk mengawasinya
Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PN
Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien / keluarga baru
Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam libur
Berkoordinasi dengan PJTJ/ Dokter/ Tim kesehatan Lain bila ada masalah pasien pada sore malam libur
Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali
Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN
Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik keperawatan √







































































Jumlah 17 2
Total (%) 89%

5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan oleh kelompok manajemen pada tanggal 22- 23 Januari 2010. Evaluasi yang dilakukan mengacu pada rencana pelaksanaan yang telah terealisasikan.

Tabel 62
Evaluasi Pembuatan Lembar Balik Pedoman
Tugas Karu BA dan BP Di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates
NO Kriteria Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1
2

3
4
5 Mencari literatur
Melaksanakan
role play
Membuat Lembar balik
Pembuatan laporan kegiatan
Penyerahan

Jumlah
Total √






5
100%







0

6. Faktor Pendukung
Faktor Pendukung meliputi:
1) Adanya dukungan dan partisipasi dari seluruh staf di bangsal Maternitas ruang Kenanga untuk membantu dalam pembuatan lembar balik tugas kepala ruang, bidan primer dan bidan asosiet
2) Adanya koordinasi dan kerja sama dari sesama anggota kelompok manajemen.




7. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian dan evaluasi yang di di peroleh dari kegiatan role play yang dilakukan pada tanggal 18-19 januari 2010 didapatkan perubahan positif yang sangat singnifikan dengan nilai pencapaian pelaksanaan MPM sebelum dan sesudah pelaksanaan role play sebagai berikut:
a. Tugas kepala ruang sebelum role play 45% sesudah role play 86%
b. Tugas bidan primer sebelum role play 56% sesudah role play 90%
c. Tugas bidan asosiet sebelum role play 61% sesudah role play 89%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan role play yang telah dilakukan oleh kelompok manajemen sangat berdampak positif bagi penerapan pelaksanaann MPKP dengan metode MPM.
8. Saran
a. Diharapkan standart pelaksanaan tugas karu, bidan primer dan bidan asosiet sesuai dengan MPKP dengan metode MPM dapat diterapkan di bangsal maternitas ruang nifas sehingga tercapai pelayanan perawatan yang berkualitas.
b. Lembar balik tugas kepala ruang, bidan primer dan bidan asosiet sesuai dengan MPKP dengan Metode MPM yang telah dibuatkan diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi bidan dan staf lainnya agar lebih dalam memberikan pelayanan pada pasien.
c. Lembar balik tugas yang telah dibuat diharapkan dapat terpelihara dengan baik agar selalu tampak rapi dan dapat terus digunakan MEMBANTU DALAM meningkatkan MUTU PELAYANAN RS.












B. Pelaksanaan MPKP dengan MPM (operan jaga, meeting morning, pre-post conference) di bangsal Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta
1. Langkah-langkah
Tabel 63
Langkah-langkah Pelaksanaan Optimalisasi Prosedur
Meeting Morning, Operan Jaga, Pre – Post Conference
Di Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kegiatan Pelaksanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat
a. Persiapan
1.









2.







3. Mencari literatur









Menyiapkan materi dan referensi





Melakukan koordinasi dengan KaRu, PN, dan AN Anantusia F









Anantusia F







Anantusia F Study pustaka








Study pustaka






KaRu, PN, AN Mendapat sumber pustaka yang dapat mendukung dalam upaya optimalisasi meeting morning operan jaga, pre post conference.

Menyiapkan materi untuk pelaksanaan SOP keperawatan meeting morning operan jaga, pre – post conference

Menginformasikan rencana tindakan 15-16 Januari 2010







16-17 Januari 2010





18 Januari 2010 Basecamp dan internet







Basecamp







Bangsal kenanga


b. Pelaksanaan
1.







2.



Mensosialisasikan kembali SOP yang bersangkutan




Mengaplikasikan SOP meeting morning, operan jaga, pre – post conference dalam kegiatan Role Play

Anantusia F







Anantusia F KaRu, PN, AN






KaRu, PN, AN Mengingatkan kembali prosedur meeting morning operan jaga, pre – post conference



Pelaksanaan SOP meeting morning, operan jaga, pre – post conference yang sesuai dengan standart SOP. 18 Januari 2010





18-19 Januari 2010 Bangsal kenanga






Bangsal kenanga
c. Evaluasi
1.







2.









Mengevaluasi pelaksanaan SOP meeting morning, operan jaga, pre – post conference


Mengevaluasi target yang sudah ditentukan Anantusia F







Anantusia F
KaRu, PN, AN






KaRu, BN, BA Mengetahui hasil pelaksanaan SOP keperawatan tentang meeting morning, operan jaga, pre – post conference

Mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan SOP tantang kegiatan meeting morning, operan jaga, pre – post conference sudah berjalan sesuai. 20-21 Januari 2010





20-21 Januari 2010

Bangsal Kenanga






Bangsal Kenanga






d. Hasil

1. Presentasi hasil Anantusia F KaRu, BN, BA Memberitahukan hasil optimalisasi meeting morning, operan jaga, pre – post conference dan memberitahukan tahap-tahap mana yang belum dilakukan sesuai dengan SOP. 22 januari 2010 Bangsal Kenanga















2. Plan Of Action (POA)






Tabel 64
Waktu Pelaksanaan optimalisasi SOP MPKP dengan MPM
( meeting morning, operan jaga, pre-post conference )
Di Bangsal Kenanga RSUD Wates
No Kegiatan Januari 2010
15 16 17 18 19 20 21 22
A. Persiapan
1 Mencari literatur

2 Menyiapkan materi dan referensi

3 Melakukan koordinasi dengan KARU, PN dan AN
B Pelaksanaan
1 Mensosialisasikan kembali SOP meeting morning, operan jaga, pre-post conference dalam meeting morning
2 Melaksanakan role play meeting morning, operan jaga, pre-post conference

C Evaluasi
1 Mengevaluasi pelaksanaan optimalisasi meeting morning, operan jaga, pre-post conference
D Persentasi hasil

Keterangan :

: Pelaksanaan

3. Rencana Anggaran

Tabel 65
Rencana Anggaran Optimalisasi Pelaksanaan Meeting Morning,
Operan Jaga, Pre-Post Conference
Di Bangsal Kenanga RSUD Wates Kulon Progo

No Alat Jumlah Harga /bh
1
CD R 1 3000,-
Jumlah 3000,-

4. Evaluasi pelaksanaan optimalisasi Meeting Morning, Operan Jaga, Pre – Post Conference
Evaluasi pelaksanaan optimalisasi meeting morning, operan jaga, pre – post conference dilakukan oleh praktikan dengan mengacu pada standar MPKM dengan metode MPM RSUD Wates KP pada tanggal 20-21 Januari 2010 di bangsal Kenanga yang terdiri dari 3 kriteria penilaian :
a) 75-100 : kategori baik
b) 56-74 : kategori sedang
c) 40-55 : kategori kurang
d) <40 : kategori tidak baik 5. Hasil Tabel 66 Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (operan) Perawat No Variabel yang dinilai Observasi Dilakukan Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas jaga Serah terima tugas jaga diikuti Ka.Ru, PN, AN Didahului dengan doa bersama Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan didepan pintu denga suara perlahan/tidak ribut Menyebutkan identitas pasien, diagnose medis, diagnose keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang belum dilakukan Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan selama shift Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift Menginformasikan kepada pasienkeluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas Memberi salam kepada pasien, keluarga, serta mengobservasi keadaan pasien, menanyakan keluhan – keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 12 1 Total (%) 92 % Tabel 67 Pelaksanaan Meeting Morning No. Variable yang di nilai OBSERVASI Dilakukan Tidak 1 2 3 4 5 6 7 Ka. Ru menyiapkan tempat untuk melakukan meeting morning Ka. Ru memberikan arahan kepada staf dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya Ka. Ru melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat di tempuh Ka. Ru memberi motivasi dan reinforcement kepada staf Meeting morning diikuti oleh seluruh staf √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 1 Total (%) = 86% Tabel 68 Pelaksanaan Pre Conference No. VARIABEL YANG DINILAI Orientasi Dilakukan Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Menyiapkan ruang/tempat Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi tanggung jawabnya Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference Memandu pelaksanaan pre conference Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/tindakan Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan Mengklarisifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya Memberikan reinforcement positif pada AN Menyimpulkan hasil pre conference √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 8 3 Total (%) = 72 % Tabel 69 Pelaksanaan Post Conference No. Variabel yang dinilai Orientasi Dilakukan Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 Menyiapkan ruang/tempat Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi tanggung jawabnya Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya Memberi reinforcement pada PA Menyimpulkan hasil post conference Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde keperawatan) √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 6 2 Total (%) 75% Dari hasil pengkajian awal untuk pelaksanaan MPKP dengan MPM setelah di persentasikan untuk kegiatan meeting morning sebesar 66 %, operan jaga 66,7 %, pre-conference 69%, dan post conference sebesar 50 %. Kemudian setelah dilakukan tindakan untuk membantu mengoptimalkan pelaksanaan MPKP dengan MPM berada pada kriteria baik yang meliputi kegiatan meeting morning 86%, operan jaga 92%, pre-conference 72% dan post conference sebesar 75 %. 6. Faktor Pendukung dan Penghambat a) Faktor pendukung 1) Adanya dukungan dari KARU, PN dan AN di bangsal VIP Dahlia RSUD Wates dalam memberikan masukan terhadap penyusunan visi dan misi. 2) Adanya koordinasi dari pembimbing sehingga memudahkan menentukan materi pedoman. b) Faktor penghambat Kurangnya kesadaran SDM dalam mengaplikasikan sistem MPKP dengan MPM yang seharusnya sudah mulai diterapkan di setiap ruangan RSUD Wates khususnya Bangsal Kenanga. c) Kesinambungan Setelah ada pengoptimalisasian sistem MPKP dengan MPM ( pelaksanaan meeting morning, operan jaga, pre-post conference) Bangsal Kenanga RSUD Wates diharapkan : 1) Pelaksanaan MPKP dengan MPM dapat terus berlangsung optimal 2) Melakukan evaluasi jangka pendek selama 3 bulan pertama dan jangka panjang dalam jangka waktu 1 tahun yang dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan. 7. Kesimpulan Pelaksanaan pengoptimalisasian MPKP dengan MPM sudah berjalan dengan baik. 8. Saran a) Perlu adanya komitmen bersama dari seluruh staff ruang Kenanga untuk menerapkan pelaksanaan MPKP dengan MPM sesuai standart dari RSUD Wates. b) Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai pengoptimalisasian sistem MPKP dengan MPM yang telah terlaksana sesuai standart dari RSUD Wates C. Pelaksanaan Universal Precaution 1. Langkah-Langkah Tabel 70 Langkah–Langkah Optimalisasi Universal Precaution dalam Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan di Bangsal Nifas Ruang Kenanga RSUD Wates No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat a. 1. 2. 3. 4. b. 1. 2. c. 1. 2. Persiapan Mencari Literature Menyiapkan materi/ referensi Melakukan koordinasi dengan KARU, PN, dan AN Menyusun rencana kepatuhan terhadap pelaksanaan SOP (Pelaksanan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan). Pelaksanan Mensosialisasi kembali SOP yang bersangkutan (Optimalisasi Universal Precaution Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan.). Mengaplikasi kan SOP universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan.) dalam kegiatan role play Evaluasi. Mengevalua si pelaksanaan SOP universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan) Mengevalua si target yang sudah di tentukan Anisa Anisa Anisa Anisa Anisa Anisa Anisa Anisa Study pustaka Study pustaka KARU, PN, AN Ners muda, KARU, PN dan AN Ners muda, KARU, PN dan AN KARU, PN, AN, ners muda Mahasiswa KARU, PN dan AN Mendapatkan sumber pustaka yang dapat mendukung dalam upaya Optimalisasi Universal Precaution Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan. Menyiapkan materi untuk pelaksanaan SOP keperawatan (Optimalisasi Universal Precaution Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan) Menentukan materi SOP keperawatan Optimalisasi Universal Precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan). . Memperoleh masukan dalam proses penyusunan SOP (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan). Mengingatkan kembali prosedur standar universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan.). Pelaksanaan SOP universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan) sudah sesuai dengan SOP yang ada. Mengetahui hasil pelaksanaan SOP keperawatan (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan) Mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan SOP tentang universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepas Sarung Tangan) sudah berjalan. 15-16 Januari 2010 16 Januari 2010 17 Januari 2010 18 Januari 2010 18-19 Januari 2010 18-20 Januari 2010 21-22 Januari 2010 21-22 Januari 2010 Base camp dan internet Base camp Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga 2. Plan Of Action (POA) Tabel 71 Waktu Pelaksanaan Optimalisasi Universal Precaution dalam Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan di Bangsal Nifas Ruang Kenanga RSUD Wates No. Kegiatan Januari 2010 15 16 17 18 19 20 1. Persiapan a. Mencari literatur b. Menyiapkan materi/referensi c. Melakukan koordinasi dengan KARU dan PN d. Menyusun rencana tindakan universal precaution sesuai dengan SOP (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan) V X V X V X V X No. Kegiatan Januari 2010 18 19 20 21 22 23 2. 3. Pelaksanaan: a. Mensosialisasi kembali SOP yang bersangkutan (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan) b. Pelaksanaan SOP keperawatan (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan) Evaluasi: a. Mengevaluasi pelaksanaan SOP universal precaution (Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan) V X V X X V X X Keterangan: V: Perencanaan X: Pelaksanaan Tabel 72 Hasil Optimalisasi Universal Precaution dalam Pelaksanaan Cuci Tangan, Memasang Sarung Tangan dan Melepaskan Sarung Tangan di Bangsal Nifas Ruang Kenanga RSUD Wates No Jenis Kegiatan Aspek yang Dinilai Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Perubahan 1. 2. 3. Pelaksanaan Cuci Tangan Memasang sarung tangan Melepas sarung tangan a. Kriteria persiapan: - Lepas semua perhiasan termasuk cincin dan arloji - Cairan antiseptic atau sabun b. Kriteria Pelaksanaan: - Lepas semua perhiasan termasuk cincin dan arloji - Basahi tangan dengan air mengalir - Gunakan antiseptic atau sabun sesuai petunjuk - Cuci tangan sembari mencuci tangan secukupnya (dilakukan apabila tangkai kran pendek atau tidak mungkin ditutup dengan siku) - Bilas kran air sampai bersih dengan antiseptic - Cuci tangan sekali lagi secara menyeluruh mulai dari telapak tangan dan punggung sampai pergelangan tangan. - Cuci sela-sela dan jari tangan depan belakang - Bersihkan telapak tangan - Bersihkan telapak tangan sekali lagi secara menyeluruh mulai dari telapak tangan dan punggung sampai pergelangan tangan. - Bilas seluruhnya dengan air mengalir - Tutup kran air a. Kriteria persiapan: - Semua perhiasan termasuk cincin dan arloji di lepas - Persiapan area cukup luas, bersih dan kering b. Kriteria Pelaksanaan: - Semua perhiasan termasuk cincin dan arloji dilepas - Cuci tangan sesuai prosedur - Pembungkus sarung tangan di buka, letakkan sarung tangan dengan bagian telapak menghadap ke atas - Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri, ambil salah satu sarung tangan dengan memegang sisi sebelah lipatannya (bagian yang akan bersentuh dengan kulit tangan saat pakai) - Posisikan sarung tangan setinggi pinggang membuka, memasukkan jari-jari tangan dan sesuaikan - Sarung tangan diambil dengan cara meyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian dalam lipatan - Sarung tangan dipasang dengan memasukkan jari-jari tangan yang belum memakai sarung tangan - Lipatan di buka dengan cara mengambil bagian dalam lipatan sarung tangan. a. Kriteria persiapan: - Cairan klorin - Persiapan area cukup luas, bersih dan kering b. Kriteria Pelaksanaan : - Sarung tangan yang masih dipakai dimasukkan ke dalam klorin - Memegang salah satu sarung tangan pada lipatannya lalu tarik kea rah jari-jari tangan sehingga bagian dan sarung tangan pertama menjadi sisi luar - Sebagian masih berada pada tangan sebelum melepas sarung tangan yang kedua - Sarung tangan yang pertama sampai disekitar jari-jari lalu dipegang sarung tangan yang kedua pada lipatannya lalu ditarik kea rah ujung jari hingga bagian dalam sarung tangan menjadi sisi luar - Pada akhir setelah hampir di ujung jari, secara bersamaaan dan sangat hati-hati sarung tangan dilepas. - Pada tangan yang terbuka hanya boleh menyentuh bagian dalam sarung tangan - Cuci tangan setelah sarung tangan dilepas. 59% - Tidak melepas cincin - Tidak membilas kran air dengan anti septic - Tidak membilas telapak tangan secara menyelu ruh 38,3% - Tidak melepas cincin - Tidak mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri - Tidak membuka lipatan dengan cara mengam bil bagian dalam lipatan sarung tangan, dan masih menyen tuh kulit 64,2% - Tidak mema sukkan sarung tangan ke dalam klorin 86% 66,6% 85,7% 27 % 28,3% 21,5% Dari tabel di atas dapat diketahui perbandingan SOP pelaksanaan cuci tangan didapatkan hasil sebelum intervensi sebesar 59% dan setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil sebesar 86,3% dengan kategori baik; untuk SOP memasang sarung tangan didapatkan hasil sebelum intervensi sebesar 38,3% dan setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil sebesar 66% dengan kategori sedang; dan untuk SOP melepaskan sarung tangan didapatkan hasil sebelum intervensi sebesar 64,7% dan setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil sebesar 85,7% dengan kategori baik. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat a) Faktor Pendukung : - Adanya dukungan dari Karu, BP, dan BA di bangsal Kenanga RSUD Wates serta pembimbing klinik dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan optimalisasi Universal Precaution dalam pelaksanaan cuci tangan, memasang sarung tangan dan melepaskan sarung tangan - Adanya instrument SOP Universal Precaution dalam pelaksanaan cuci tangan, memasang sarung tangan dan melepaskan sarung tangan - Adanya koordinasi dan kerja sama dari sesame anggota kelompok manajemen keperawatan/ kebidanan. b) Faktor Penghambat : - Perawat atau bidan kadang lupa pelaksanaan cuci tangan, memasang sarung tangan dan melepaskan sarung tangan 4. Kesinambungan Setelah dilakukan tindakan guna mengoptimalisasi pelaksanaan SOP Universal Precaution dalam pelaksanaan cuci tangan, memasang sarung tangan dan melepaskan sarung tangan diharapkan : a) Dapat ditindaklanjuti sehingga kepatuhan dalam pelaksanaan SOP dapat meningkatkan kualitas pemberian asuhan kebidanan dan mendukung dalam pelaksanaan MPLP dan MPM. b) Dilakukannya evaluasi rutin terhadap SOP sesuai dengan perkembangan ilmu kebidanan yang ada pada saat itu. Evaluasi kegiatan optimalisasi SOP (Universal Precaution dalam pelaksanaan cuci tangan, memasang sarung tangan dan melepaskan sarung tangan) pada tanggal 21-22 Januari 2010 di Bangsal Kenanga RSUD Wates yang terdiri dari 3 kriteria penilaian : a. 76-100 : kategori baik b. 56-75 : kategori sedang c. 40-55 : kategori kurang D. Upaya pelaksanaan MPKP di ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 1. Langkah-langkah Tabel 73 Langkah-langkah Pelaksanaan MPKP dengan metode MPM Di ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo No Kegiatan Koordinator Sasaran Tujuan Waktu Tempat a Persiapan 1 Mencari literatur Irfan BI Study pustaka Mendapatkan Sumber pustaka yang dapat mendukung dalam pelaksanaan MPKP metode MPM 11 Januari 2010 Perpustakaan 2 Menyiapkan materi/referensi Irfan BI Study pustaka Menyiapkan materi yang akan disosialisasi & sebagai bahan pembuatan presentasi 12 Januari 2010 Base camp 3 Membuat Pedoman Pelaksanaan MPKP Dengan MPM Irfan BI Karu, PN, AN Penyegaran kembali tentang MPM 12 Januari 2010 Ruang Kenanga 4 Melakukan koordinasi dengan KARU, PN, dan AN Irfan BI Ners muda, KARU, PN dan AN Menginformasik an rencana tindakan 12 Januari 2010 Ruang Kenanga b Pelaksanaan 1 Melakukan sosialisasi tentang MPKP dengan metode MPM Irfan BI Ners muda, KARU, PN dan AN Memperoleh penyegaran tentang MPKP dengan metode MPM 13 Januari 2010 Ruang Kenanga 2 Melaksanakan role play Irfan BI Ners muda, KARU, PN dan AN Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan MPKP dengan metode MPM 18-19 Januari 2010 Ruang Kenanga 3 Membuat tim motivator dan pengawas yang memonitor pelaksanaan MPKP dengan metode MPM Irfan BI Ners muda, KARU, PN dan AN Menjaga kelangsungan jalanya kegiatan MPKP dengan Metode MPM 20 Januari 2010 Ruang Kenanga c Evaluasi 1 Melakukan evaluasi role play yang dilakukan oleh mahasiswa Irfan BI Mahasiswa, KaRU, BP Dan BN Mengetahui sejauh mana kegiatan dapat dilaksanakan 20 Januari 2010 Ruang Kenanga 2 Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan MPKP dengan metode MPM Irfan BI Ners muda, KARU, PN dan AN Mengetahui sejauh mana kegiatan dapat dilaksanakan 23 Januari 2010 Ruang Kenanga 2. Plan of actio2. (PO Tabel 72 Pe Tabel 74 Plaksanaan MPKP Diruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo No Kegiatan Januari 2010 11 12 13 14 15 16 17 18 1 Persiapan : a. Mencari literature b. Menyiapkan materi/ referensi c. Membuat Pedoman Pelaksanaan MPKP Dengan MPM d. Melakukan koordinasi dengan KARU, PN, dan AN Pelaksanaan: a. Melakukan sosialisasi tentang MPKP dengan metode MPM b. Melakukan pemutaran video tentang pelaksanaan MPKP X V X V X V X V X V X V No Kegiatan Januari 2010 18 19 23 24 25 26 27 28 2 Pelaksanaan: a. Melaksanakan role play b. Membuat tim motivator dan pengawas yang memonitor pelaksanaan MPKP dengan metode MPM X V X V X V 3 Evaluasi : a. Melakukan evaluasi role play yang dilakukan oleh mahasiswa b. Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan MPKP dengan metode MPM X V X V X V X V 4 Presentasi X V Keterangan : V : perencanaan X : pelaksanaan 2. Evaluasi penerapan MPKP dengan MPM Tabel 75 Hasil Evaluasi Total Penerapan MPKP Di ruang kenanga RSUD Wates Kulon Progo NO VARIABEL YANG DINILAI Hasil/Prosentase Keterangan Sebelum role play Sesudah role play 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tugas Ka. Ru Tugas PN Tugas AN Hubungan Profesional Staf Keperawatan dengan Pasien/Keluarga Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan yang mendukung MPM Hubungan Profesional Antar Staff Keperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Dengan Peserta Didik Serah Terima Tugas Jaga Pelaksanaan Meeting Morning Pelaksanaan Pre Conference Pelaksanan Post Conference Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pelaksanaan Informasi Pasien Baru Pelaksanaan Universal Precaution • Protap cuci tangan • Pengelolaan sampah • Memasang sarung tangan • Melepaskan sarung tangan 19/45% 34/56 % 35/61 % 12/40 % 20/51 % 18/75 % 32/71 % 26/66,7 % 14/66% 23/69 % 12/50% 9/40 % 22/46% 13/59% 19/63,3% 7/38,3% 9/64,2% 86% 90% 89% 81,8% 92% 87,5% 86,6% 92% 86% 72% 75% 66,6% 87,5% 86,3% 66% 85,7% Hasil persentase rata-rata (%) 56,55% 83,06% Evaluasi penyusunan dan pelaksanaan kegiatan role play dilakukan oleh mahasiswa pra ners dengan mengacu pada pedoman pelaksanaan MPKP dengan metode MPM RSUD Wates pada tanggal 20-23 Januari 2010 di Bangsal Maternitas ruang Kenanga RSUD Wates yang terdiri dari 4 kriteria dengan penilaian : a. 70-100 : kategori baik b. 56-74 : kategori sedang c. 40-55 : kategori kurang d. <40 : kategori tidak baik 3. Faktor penghambat dan pendukung a. Faktor penghambat : 1) Penerapan MPKP dengan MPM baru dilakukan kurang lebih 1 tahun 2) Bidan belum sepenuhnya mengetahui tentang tugas dan kewajibannya 3) Keterbatasan waktu sehingga sulit membuat pedoman yang aplikatif 4) Tidak semua bidan termotivasi dalam melaksanakan MPKP dengan metode MPM b. Faktor pendukung : 1) Kepala ruang Kenanga mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan MPKP dengan MPM 2) Adanya koordinasi dengan pembimbing sehingga memudahkan menetukan materi pedoman 3) Adanya buku pedoman tentang MPKP dengan MPM yang dibuat RS c. Kesinambungan 1) Dengan berjalannya pelaksanaan MPKP dengan metode MPM diharapkan kepuasan dari pasien menjadi meningkat, angka nosokomial menurun, komplain berkurang 2) Terjadinya kepuasan dari para pegawai dimana tingkat beban kerja menjadi lebih ringan dan jelas. E. Penyusunan visi dan misi ruangan Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 1. Langkah-langkah Tabel 76 Langkah-langkah PenyusunanVISI dan MISI Di Ruang Kenanga RSUD Wates No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat a. Persiapan 1. Mencari literatur Doddy Yumam prasetyo Study pustaka Mendapatkan sumber pustaka yang dapat mendukung dalam menyusun visi dan misi 15 Januari 2010 Perpustakaan 2. Menyiapkan materi/referensi Doddy Yumam Prasetyo Study pustaka Menyiapkan materi yang akan disosialisasaikan dan sebagai bahan pembuatan pedoman. 16 Januari 2010 Bangsal Kenanga 3. Melakukan koordinasi dengan KARU dan PN Doddy Yumam Prasetyo KARU, PN Menentukan visi dan misi yang perlu dibuat dan disusun. 16 Januari 2010 Bangsal Kenanga 4. Menyusun rencana landasan visi dan misi Doddy Yumam Prasetyo Mahasiswa, KARU, PN dan AN Memperoleh masukan dalam proses penyusunan perencanaan visi dan misi 17 Januari 2010 Bangsal Kenanga b. Pelaksanaan 1. Menyusun visi dan misi Doddy Yumam Prasetyo KARU, PN Menyusun visi dan misi 17-18 Januari 2010 Bangsal Kenanga 2. Seminar serta diskusi visi dan misi yang telah disusun. Doddy Yumam Prasetyo KARU, PN Mendapatkan masukan tentang visi dan misi yang disusun 19 Januari 2010 Bangsal Kenanga 3. Merevisi visi dan misi yang telah diseminarkan dan didiskusikan Doddy Yumam Prasetyo Visi dan misi Mendapatkan visi dan misi yang ideal dan dapat diterapkan 20 Januari 2010 Basecamp, Bangsal Kenanga 4. Melaksanakan sosialisasi visi dan misi ruangan KENANGA Doddy Yumam Prasetyo Semua staf di Ruang KENANGA Pembelajaran bagi mahasiswa dan perawat dalam penerapan visi dan misi 21-23 Januari 2010 Bangsal Kenanga c. Evaluasi 1. Mengevaluasi penyusunan visi dan misi Doddy Yumam Prasetyo KARU, PN dan AN Mengetahui hasil penyusunan visi dan misi 24-26 Januari 2010 Bangsal Kenanga 2. Plan Of Action (POA) Tabel 77 Waktu Pelaksanaan VISI dan MISI Di Bangsal KENANGA RSUD Wates No Kegiatan Januari 2010 17 18 19 20 21 22 1. 2. Persiapan: a) Mencari literature. b) Menyiapkan materi/referensi. c) Melakukan koordinasi dengan KARU dan PN. d) Menyusun rencana landasan visi dan misi. Pelaksanaan: a) Menyusun visi dan misi b) Seminar serta diskusi visi dan misi yang telah disusun c) Merevisi visi dan misi yang telah diseminarkan dan didiskusikan X V X V X V X V X V X V X V X V No Kegiatan Januari 2010 23 24 25 26 27 28 3. d) Melaksanakan sosialisasi visi dan misi ruangan Kenanga. Evaluasi: a) Mengevaluasi penyusunan visi dan misi X V X V X V X V X V X V 4. Presentasi Hasil X V Keterangan: V: Perencanaan X: Pelaksanaan 3. Rencana Anggaran Tabel 78 Rencana Anggaran Penyusunan visi misi di Ruang Kenanga RSUD Wates No Kebutuhan Pengeluaran (Rp) 1 Print dan laminating 7.000,00 2 Pigura 25.000,00 Jumlah 32.000,00 4. Hasil Tabel 79 Evaluasi penyusunan visi misi ruangan KENANGA NO KRITERIA EVALUASI Ya Tidak 1. Tersusun visi rungan Kenanga √ 2. Tersusun misi ruangan Kenanga  Prosentase : 2/2 x 100 % = 100% Hasil 100 % Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan tercapai 100% seperti target yang ditentukan. 5. Evaluasi Penyusunan dan pelaksanaan Visi dan Misi Evaluasi penyusunan dan pelaksanaan visi dan misi dilakukan oleh mahasiswa pra Ners dengan mengacu pada visi dan misi RSUD Wates pada tanggal 24-26 Desember di bangsal Kenanga RSUD Wates yang terdiri dari 4 kriteria dengan penilaian: a) 75-100 : kategori baik b) 56-74 : kategori sedang c) 40-55 : kategori kurang d) <40 : kategori tidak baik 6. Faktor Pendukung dan Penghambat 1) Faktor Pendukung a) Adanya dukungan dari KARU, PN dan AN di bangsal Kenanga RSUD Wates dalam memberikan masukan terhadap penyusunan visi dan misi. b) Adanya koordinasi dari pembimbing sehingga memudahkan menentukan materi pedoman. 2) Faktor penghambat Kurangnya kesadaran SDM untuk mengaplikasikan visi dan misi ruangan. Masih adanya SDM yang menganggap visi misi hanya sebagai semboyan ruangan saja 3) Kesinambungan Setelah terbentuknya visi dan misi bangsal Kenanga RSUD Wates diharapkan: a) Dapat ditindaklanjuti sehingga dapat menjadi visi dan misi yang sempurna dan aplikatif. b) Visi dan misi yang telah disusun dapat dimanfaatkan sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan kebidanan pasien. c) Melakukan evaluasi jangka pendek selama 3 bulan pertama dan jangka panjang dalam jangka waktu 1 tahun yang dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kebidanan. F. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik 1. Langkah-langkah Tabel 80 Langkah-langkah optimalisasi komunikasi terapeutik Di bangsal kenanga RSUD Wates KP No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat a. 1 2 3 b. 1 2 c. 1 d. Persiapan Mencari literatur Menyiapkan materi dan referensi Melakukan koordinasi dengan KARU, PN dan AN Pelaksanaa Mensosialisasikan kembali SOP komunikasi terapeutik dalam meeting moorning Melaksanakan role play komunikasi terapeutik Evaluasi Mengevaluasi pelaksanaan optimalisasi komunikasi terapeutik Persentasi hasil Dewi AL Dewi AL Dewi AL Dewi AL Dewi AL , BA dan mahasiswa DEWI AL DEWI AL Study pustaka Study pustaka KARU, BP dan BA KARU, BP dan BA KARU, BP dan BA KARU, BP, BA dan mahasiswa KARU, BP, BA dan mahasiswa Mendapatkan sumber pustaka yang dapat mendukung dalam upaya optimalisasi komunikasi terapeutik Menyiapkan materi yang akan di sosialisasikan Menginformasikan rencana tindakan Mengingatkan kembali standar operasional prosedur komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik dapat dilaksanakan bersama sama Mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan tindakan Memberitahukan hasil optimalisasi komunikasi terapeutik dan memberitahukan ltahap-tahap mana yang belum dilakukan sesuai dengan SOP. 15-16 Januari 2010 16-17 Januari 2010 18 Januari 2010 18 Januari 2010 18-19 Januari 2010 20-21 Januari 2010 22 Januari 2010 Internet, kampus, base camp Base camp Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga Bangsal Kenanga 2. Plan OF Action (POA) Tabel 81 Waktu Pelaksanaan Optimalisasi Komunikasi Terapeutik Di Bangsal kenanga RSUD Wates Kulon Progo No Kegiatan Januari 2010 15 16 17 18 19 20 21 22 A. Persiapan 1 Mencari literatur 2 Menyiapkan materi dan referensi 3 Melakukan koordinasi dengan KARU, PN dan AN B Pelaksanaan 1 Mensosialisasikan kembali SOP komunikasi terapeutik dalam meeting moorning 2 Melaksanakan role play komunikasi terapeutik C Evaluasi 1 Mengevaluasi pelaksanaan optimalisasi komunikasiterapeutik D Persentasi hasil Keterangan : : Pelaksanaan 3. Rencana Anggaran Table 82 Rencana anggaran optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik Di Bangsal Kenanga RSUD Wates Kulon Progo No Alat Jumlah Harga /bh 1 CD R 1 3000,- Jumlah 3000,- 4. Evaluasi pelaksanaan optimalisasi Komunikasi Terapeutik Evaluasi pelaksanaan optimalisasi komunikasi terapeutik dilakukan oleh praktikan dengan mengacu pada standar MPKM dengan metode MPM RSUD Wates KP pada tanggal 20-21 Januari 2010 di bangsal Kenanga yang terdiri dari 3 kriteria penilaian : a. 76-100 : kategori baik b. 56-75 : kategori cukup c. 40- 55 : kategori kurang 5. Hasil Tabel 83 Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo No Komponen Pelaksanan Ya Tidak a. b. c. d. Tahap pra interaksi Mengumpulkan data tentang pasien Menyiapkan alat Mencuci tangan Tahap Orientasi Memberikan salam dan tersenyum pada pasien Lakukan Validasi Memperkenalkan nama perawat Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien Menjelaskan tugas tangguang jawab perawat Menjelaskan peran perawat Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Menjelaskan tujuan Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan kegiatan Menjelaskan kerahasiaan Tahap Kerja Memberi kesempatan pasien untuk bertanya Menanyakan keluhan pasien Memulai kegiatan dengan cara yang baik Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana Tahap Terminasi Menyimpulkan hasil kegiatan Memberikan reinforcement positif Membuat kontrak pertemuanselanjutnya Mengakhiri kegiatan dengan baik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Total 9 12 Presentase 42% 58% intervensi Tabel 84 Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo Sesudah Role Play No Komponen Pelaksanan Ya Tidak a. b. c. d. Tahap pra interaksi Mengumpulkan data tentang pasien Menyiapkan alat Mencuci tangan Tahap Orientasi Memberikan salam dan tersenyum pada pasien Lakukan Validasi Memperkenalkan nama perawat Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien Menjelaskan tugas tangguang jawab perawat Menjelaskan peran perawat Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Menjelaskan tujuan Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan kegiatan Menjelaskan kerahasiaan Tahap Kerja Memberi kesempatan pasien untuk bertanya Menanyakan keluhan pasien Memulai kegiatan dengan cara yang baik Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana Tahap Terminasi Menyimpulkan hasil kegiatan Memberikan reinforcement positif Membuat kontrak pertemuanselanjutnya Mengakhiri kegiatan dengan baik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Total 14 7 Presentase 66,66% 33,33% Dari hasil pengkajian awal manajemen, pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh bidan di bangsal Kenanga mendapatkan nilai sebesar 42%, kemudian setelah dilakukan tindakan untuk membantu mengoptimalkan pelaksanaan komunikasi terapeutik persentase nilai meningkat 24% menjadi 66,66 dengan kategori cukup. Dalam evaluasi pelaksanaan optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik sesudah dilakukan intervensi hal yang belum dilakukan adalah : • Memperkenalkan nama perawat • Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien • Menjelaskan tugas tangguang jawab perawa • Menjelaskan peran perawat • Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan kegiatan • Menjelaskan kerahasiaan • Memberikan reinforcement positif 6. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor pendukung :  Adanya instrument MPKP dengan metode MPM tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik  Adanya partisipasi KARU, BP dan BA di bangsal Kenanga RSUD Wates KP  Adanya evaluasi bersama baik dari pihak mahasiswa dan bidan Ruang Kenanga RSUD Wates KP b. Factor penghambat :  Banyaknya pasien di bangsal Kenanga sehingga menyebabkan para bidan kadang lupa untuk melakukan beberapa item dalam komunikasi terapeutik  Dalam satu ruangan terdapat beberapa pasien sehingga ada beberapa item yang hanya dilakukan 1 kali untuk semua pasien, misalnya menyebutkan nama. 7. Tindak lanjut Setelah dilakukan tindakan guna mengoptimalisasi komunikasi terapeutik di bangsal Kenanga RSUD Wates diharapkan :  Para bidan selalu mengaplikasikan komunikasi terapeutik dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan RS dan meningkatkan kepuasan pasien  Adanya evaluasi terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik yang dilakukan pada rapat bangsal di setiap bulannya. 8. Evaluasi kepuasan pasien Tabel 85 Distribusi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n=11) No Jenis Pendidikan Jumlah/% Jenis Pekerjaan Jumlah/% Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1 SD 2/18,2 PNS 0/0 2 SLTP 2/18,2 ABRI/POLRI 0/0 3 SLTA 7/63,6 Swasta 2/18,2 4 Perguruan Tinggi 0/0 Lain-lain 9/81,1 Total 11 11 Persentase (%) 100 100 Sumber Data : Data Primer Dari Pasien Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi pada SLTA dengan jumlah 7 orang dan terendah dengan pendidian SD 2 orang. Sedangkan pada distribusi pekerjaah sebagian besar tidak terkaji hal ini disebabkan karena pasien tidak mengisi jenis pekerjaan pada kuesioner. Tabel 86 Data Hari Perawatan Pasien Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n=11) No Lamanya dirawat (hari) Jumlah/Persentase (%) Sebelum Sesudah 1. 3 – 7 hari 11/100% 2. > 7 hari 0/0%
Total 11/100%






Sumber Data : Data Primer Dari Rekam Medis Pasien
Interpretasi :
Berdasarkan tabel diatas perawatan pada 11 pasien rata-rata 3-7 hari.

Tabel 87
Persepsi pasien terhadap Mutu Asuhan Keperawatan
Di Ruang Kenanga RSUD Wates Kulon Progo 4 Januari 2010 (n = 11)
No. Kriteria / Pertanyaan Ya Tidak
N/% N/% N/% N/%
Sebelum Sesudah
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 2/18,18 8/72,7 9/81,81 3/18,2
2 Apakah perawat melarang anda/ pengunjung merokok di ruangan 8/72,72 7/63,6 3/27,27 4/36,4
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaiman nafsu makan Anda/Keluarga 4/36,36 8/72,7 7/64,64 3/18,3
4 Apakah Perawat menyakan pantangan dalam hal makanan Anda/Keluarga 2/81,81 7/63,6 2/18,18 4/36,4
5 Apakah perawat menayakan/memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa Anda?keluarga anda habiskan 3/27,27 3/18,3 8/72,72 8/72,7
6 Apabila anada/keluarga tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya 4/36,36 3/27,3 7/64,64 8/72,7
7 Pada saat Anda/keluarga anda dipasang infus, apakah perawat 9/81,81 8/72,7 2/18,18 3/27,3
8 Apabila Anda/Keluarga Anda mengalami kesulitan buang air besar apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup, banyak bergerak 8/72,72 7/63,6 3/27,27 4/36,4
9 Pada saat perawat membantu Anda/Keluarga Anda membuang air besar-buang air kecil, apakah perawat memasang sampiran/selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan 5/45,45 9/71,8 6/54,54 2/18,2
10 Apakah ruangan tidur Anda/Keluarga Anda selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari 11/100 11/100 0/0 0/0
11 Apakah lantai kamar mandi/WC selalu bersih, tidak licin, tidak berbau dan cukup terang 11/100 11/100 0/0 0/0
12 Selama Anda/keluarga anda belum mandi (dalam keadaan istirahat total) 2/18,2 6/54,5 9/81,8 5/45,5
13 Aapakah Anda/keluarga Anda dibantu jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut 4/36,36 6/54,5 7/63,63 5/45,5
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut ddll, diganti setiap kotor 10/90,9 9/81,8 1/9 2/18,2
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang gerak, berbaring terlalu lama 8/72,7 8/72,7 3/27,3 3/27,3
16 Pada saat Anda/Keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya, peraturan, tata tertib yang berlaku di rumah sakit 6/54,5 8/72,7 5/45,4 3/27,3
17 Selama Anda/Keluarga Anda dalam Perawatan apakah perawat memanggil nama dengan benar 11/100 8/72,7 0/0 3/27,3
18 Selama Anda/Keluarga anda dalam perawatan apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun pada malam hari 11/100 11/100 0/0 0/0
19 Selama Anda/Keluarga Anda dalam perawat segera memberi bantuan bila diperlukan 11/100 11/100 0/0 0/0
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 11/100 11/100 0/0 0/0
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas 0/0 9/81,8 11/100 2/18,2
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum memberikan tindakan perawatan/pengobatan 3/27,27 9/81,8 8/72,7 2/18,2
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga 9/81,8 10/91 2/18,18 1/9
24 Dalam hal memberikan obat pasien perawat membantu menyiapkan/ meminum obat 7/63,6 7 4/36,3 4/36,3
25 Selama pasien dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawatan/ pengobatan pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang 10/91 10/91 1/9 1/9
Nilai = Ya x 100 %
Ya + Tidak
170 / 63,43 180 / 72 % 98 / 76,56 70 / 28%
Sumber Data : Data Primer Dari Pasien
Analisa Tabel 15:
- Berdasarkan tabel diatas sebelum pelaksanaan role play dan sesudah pelaksanaan role play kebersihan ruangan baik kamar mandi maupun ruangan pasien bersih, ramah, sopan dan dalam merespon keluhan pasien memiliki nilai tertinggi yaitu 100% namun dalam memperkenalkan diri, memperhatikan diet dan ADL pasien masih kurang optimal dengan nilai 18,18% ketika sebelum role play tetapi sesudah role play mengalami peningkatan. Dari hasil keseluruhan didapatkan peningkatan kepuasan dari pasien yaitu dari 63,43 % menjadi 76,56 %. Jadi bias disimpulkan bahwa pelaksanaan dari program MPKP dengan MPM bisa meningkatkan kepuasan dari pasien.

G. Penempelan Prosedur Dan Kontroling Alat Medis
1. Langkah-langkah
Tabel 88
Langkah Penyusunan Dan Penempelan Prosedur Operasional Alat Medis
dan Controling Harian
Di Ruang Kenanga RSUD Wates
No
Kegiatan Pelaksana
Sasaran Tujuan Waktu Tempat
a. Persiapan
1. Melakukan pengkajian dan
pencatatan
tentang inventaris alat
medis yang
terdapat
diruangan dan
belum tertempel
Prosedur
Operasional dan controling harian Nur ‘Ainun Yani S Administrasi Mendapatkan informasi data yang disusun
17-18
Januari 2010 Ruang Kenanga
2 Melakukan
koordinasi
dengan KaRu,
administrasi
tentang rencana tindakan dan
inventaris
Prosedur
Operasional
alat medis dan controling harian
yang terdapat
diruangan Nur ‘Ainun Yani S KaRu, dan
administrasi
Menentukan
data alat-alat
yang
memerlukan
penempelan
prosedur
operasional controling harian
serta sosialisasi
rencana 19
Januari 2010
Ruang Kenanga
3 Konsultasi dengan
pembimbing
klinis dan
mencari
literature
Nur ‘Ainun Yani S Dokumentasi
alat-alat,
Arsip KaRu,
internet dan
buku-buku
Data
tersedia
19 – 20
Januari 2010 Ruang Kenanga
b. Pelaksanaan
1. Membuat
prosedur
operasional
alat medis
dan controling harian Nur ‘Ainun Yani S Alat medis Menyelesaikan rencana tindakan
21-23
Januari 2010
Ruang Kenanga
2. Menempelkan
prosedur
operasional dan controling harian


Nur ‘Ainun Yani S alat medis
sesuai dengan
pedoman
yang berlaku Inventaris
alat medis
yang belum
tertempel
prosedur
operasional dan controling harian
Melengkapi
fasilitas
inventaris
alat medis 24
Januari 2010
Ruang Kenanga
c. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan
dengan
mengobservasi kesesuaian
penggunaan
alat medisdengan prosedur
operasional dan controling harian
yang telah
tertempel
sesuai prosedur
operasional Nur ‘Ainun Yani S Alat medis Mengevaluasi
penggunaan
alat medis dan controling harian

25 – 29
Januari 2010
Ruang Kenanga




2. Planing of Action ( POA)
Tabel 89
Rencana Pelaksanaan Penempelan Prosedur Operasional Alat Medis
Di Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kegiatan Januari 2010
17 18 19 20 21 22 23
1. Persiapan:
a. Melakukan pengkajian dan pencatatan tentang inventaris alat medis yang terdapat diruangan dan belum tertempel protap.
b. Melakukan koordinasi dengan KaRu, administrasi tentang rencana tindakan dan inventaris protap alat medis yang terdapat diruangan
c. Konsultasi dengan pembimbing klinis dan mencari literature
X
V


X
V


X







V V
No Kegiatan Januari 2010
24 25 26 27 28 29 30
2 Pelaksanaan:
a. Membuat protap alat medis

b) Menempelkan protap penggunaan
alat medis pada alat medis tersebut.

X
V
X


V
3 Evaluasi:
Evaluasi dilakukan dengan
mengobservasi kesesuaian penggunaan
alat medis dengan protap yang telah
tertempel

V

Keterangan :
V : perencanaan
X : pelaksanaan








3. Rencana Anggaran

Tabel 90
Rencana Anggaran Penempelan Prosedur Operasional Alat Medis
Di Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kebutuhan Pengeluaran (Rp)

1. Print Rp 1500

2 Kertas warna Rp 2000

3. Plastik bening Rp 1000

Jumlah Rp 4500


4. Hasil dan Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan mengacu pada rencana pelaksanaan yang sudah diaplikasikan oleh ners muda.
Tabel 91
Evaluasi Pembuatan Posedur Operasional Alat Medis di Ruang Kenanga
No Kriteria Evaluasi Keterangan

Ya Tidak

1. Membuat prosedur operasional alat medis


2.
Menempelkan prosedur operasional alat medis pada alat medis tersebut


Jumlah 2 0
Hasil 100%


5. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung :
1) Adanya dukungan dari Karu dan administrasi untuk membantu memberikan informasi tentang alat medis di Ruang kenanga RSUD Wates.
2) Adanya saran dan masukan dari pembimbing klinik.
3) Adanya kerja sama dengan anggota kelompok manajemen.
b. Faktor Penghambat :
Kurangnya referensi tentang prosedur operasional alat medis baik dari inventaris di Ruang Kenanga maupun yang didapatkan dari study pustaka.

6. Kesinambungan
a. Prosedur operasional alat medis yang telah ditempel diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standard pelayanan yang ada.
b. Perlu dilakukan perawatan rutin terhadap peralatan medis terutama peralatan mesin.
c. Prosedur operasional yang ada perlu dievaluasi secara berkala setiap tahunnya agar selalu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan.

H. Pelaksanaan Inventaris Alat Medis, Alat Kebidanan Dan Alat Tenun
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Standar
a. Pengertian
Standar peralatan Kebidanan adalah penetapan peralatan Kebidanan yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah, jenis, dan spesifikasi ) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan Kebidanan yang berkualitas (Depkes, 2001).
b. Ruang Lingkup
Peralatan Kebidanan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari :
1) Alat tenun
2) Alat kesehatan
3) Alat rumah tangga
4) Alat pencatatan dan pelaporan Kebidanan .
5) Pengelolaan peralatan Kebidanan yang meliputi: standar perencanaaan,standar pengadaan, standar distribusi, standar penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian, standar penghapusan dan standar pengawasan dan pengendalian.



2. Jenis Standar
a. Standar I Alat Tenun
1) Pernyataan :
Penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan Kebidanan.
2) Rasional :
Terpenuhinya kebutuhan alat tenun untuk mendukung pelayanan Kebidanan yang efektif dan efisien.
3) Kriteria Struktur :
a) Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat tenun
b) Adanya mekanisme pengelolaan alat tenun di RS
c) Adanya SOP/Protap penggunaan alat tenun.
d) Adanya SOP/ Protap pemeliharaan alat tenun
e) Adanya standar alat tenun yang meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi
f) Adanya pedoman menghitung alat tenun.
g) Adanya tempat penyimpanan alat tenun yang memadai
h) Adanya pengelolaan alat tenun.
4) Kriteria Proses :
a) Mengidentifikasi kebutuhan alat tenun sesuai jumlah, jenis, dan spesifikasi
b) Menyusun rencana kebutuhan alat tenun sesuai beban kerja dan jenis pelayanan
c) Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan penyimpanan alat tenun sesuai SOP/Protap
d) Melaksanakan koordinasi antara bidang Kebidanan dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat tenun.
e) Mengoptimalkan alat tenun menurut fungsi dan masa pakai
f) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan alat tenun secara teratur dan berkala.


5) Kriteria hasil :
a) Tersedianya alat tenun sesuai standar
b) Tersedianya dokumentasi meliputi jumlah, jenis, spesifikasi, kondisi dan masa pakai alat tenun.
2. Standar II Alat Kebidanan
a) Pernyataan
kebutuhan alat Kebidanan baik dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat Kebidanan yang memadai untuk mencapai tujuan Kebidanan .
b) Rasional :
Terpenuhinya alat Kebidanan yang memadai untuk mendukung pelayanan Kebidanan yang efektif dan efisien.
c) Kriteria Struktur :
1) Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat Kebidanan
2) Adanya mekanisme pengelolaan alat Kebidanan di RS
3) Adanya SOP/Protap penggunaan alat Kebidanan.
4) Adanya SOP/ Protap pemeliharaan alat Kebidanan
5) Adanya standar alat yang meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi
6) Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat Kebidanan
7) Adanya pengelolaan alat Kebidanan
8) Adanya tempat penyimpanan alat Kebidanan yang memadai.
d) Kriteria Proses :
1) Mengidentifikasi kebutuhan alat Kebidanan sesuai jumlah, jenis, dan spesifikasi
2) Menyusun rencana kebutuhan alat Kebidanan meliputi jumlah, jenis, dan spesifikasi.
3) Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaaan dan penyimpanan alat Kebidanan sesuai SOP/Protap
4) Melaksanakan koordinasi antara bidang Kebidanan dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat untuk pelayanan Kebidanan
5) Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa pakai sesuai dengan SOP/Protap
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan alat Kebidanan secara teratur dan berkala.
e) Kriteria hasil :
1) Tersedianya alat Kebidanan sesuai standar
2) Adanya dokumentasi meliputi frekuensi penggunaan alat tertentu, kondisis dan masa pakai alat Kebidanan.
3) Adanya daftar inventarisasi alat Kebidanan ditiap unit kerja secara teratur dan berkala.

3. Standar III Alat Rumah Tangga
a) Pernyataan :
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah , jenis dan spesifikasi, menjamin tersedianya alat rumah tangga yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan Kebidanan.
b) Rasional :
Terpenuhinya kebutuhan alat rumah tangga yang memadai dalam upaya mendukung pelayanan Kebidanan yang efektif dan efisien.
1) Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat rumah tangga
2) Adanya mekanisme pengelolaan alat rumah tangga di RS.
3) Adanya SOP / Protap penggunaan alat rumah tangga.
4) Adanya SOP/ Protap pemeliharaan alat rumah tangga
5) Adanya standar alat rumah tangga meliputi jumlah jenis, dan spesifikasi
6) Adanya pedoman penghitungan kebutuhan alat ruamah tangga.
7) Adanya tempat penyimpanan alat rumah tangga yang memadai
8) Adanya pengelola alat rumah tangga.




c) Kriteria Proses :
1) Mengidentifikasi kebutuhan alat rumah tangga sesuai dengan jumlah, jenis dan spesifikasi
2) Menyusun rencana kebutuhan alat rumah tangga sesuai dengan beban kerja dan jenis pelayanan.
3) Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan, penyimpanan alat rumah tangga sesuai SOP/Protap.
4) Melakukan koordinasi antara bidang Kebidanan dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat rumah tangga
5) Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa pakai sesuai SOP/Protap.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaopran penggunaan alat rumah tangga secara teratur dan berkala.
d) Kriteria Hasil
1) Tersedianya alat rumah tangga sesuai dengan standar.
2) Adanya dokumen meliputi kondisi dan masa pakai alat rumah tangga.
3) Adanya daftar inventarisasi alat rumah tangga disetiap unit kerja secara teratur dan berkala.

4. Standar IV Alat Pencatatan dan Pelaporan
a) Pernyataaan :
Penenetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan baik dari segi jumlah dan jenisnya yang dapat menjamin pelaksanaan pencatatan dan pelaporan dalam menunjang tercapainya tujuan pelayanan keperawtan
b) Rasional :
Terpenuhinya alat pencatatan dan pelaporan yang diperlukan dalam upaya mendukung pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien
c) Kriteria Struktur :
1) Kebijakan RS tantang pengelolaan alat pencatatan dan pelaporan kebidanan
2) Adanya mekanisme pengelolan alat pencatatan dan pelaporan di RS
3) Adanya petunjuk teknis pengisisan alat pencatatan dan pelaporan
4) Adanya SOP/PROTAP penyimpanan alat dan pencatatan dan pelaporan
5) Adanya standar alat pencatatandan pelaporan meliputi jumlah jenis dan spesifikasi
6) Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan
7) Adanya tempat penyimpana alat pencataan dan pelaporan yang memadai
8) Adanya tenaga yang bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan
d) Kriteria proses:
1) Mengidentifikasi kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan sesuai dengan jenis pelayanan dan spesifikasi
2) Menyusun rencana kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan sesuai dengan beban kerja dan jenis pelayanan
3) Melaksanan penyimpanan alat pencatatan dan pelaporan sesuai SOP/PROTAP
4) Melaksanakan koordinasi antara bidang Kebidanan dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat pencatatan dan pelaporan
5) Mengoptimalkan penggunaan alat pencatatan dan pelaporan sesaui fungsi
6) Melaksanakan penctatan dan pelaporan sesaca teratur dan berkala
e) Krtiteria Hasil :
1) Adanya alat pencatatan dan pelaporan sesuai dengan standar
2) Adanya dokumen penggunaan alat pencatatan dan pelaporan Kebidanan

5. Rencana Kegiatan
Tabel 92
Langkah Penyusunan Inventaris Penyusunan Inventaris Alat
Di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
A.
1.






2.




3.








B.
1.





2.





C.
1. Persiapan
Melakukan
pengkajian tentang
format-format
inventaris alat-alat
yang ada.
Konsultasi dengan
pembimbing klinis

Melakukan
koordinasi dengan
Karu dan
administrasi
tentang rencana
penginventarisasian
alat – alat
Pelaksanaan
Menyusun draftar
inventaris alat
medis di buku
khusus dan di
komputer
Melaksanakan
pencatatan
inventaris alat di
ruang kenanga

Evaluasi
Evaluasi dilakukan
dengan mengecek
rencana
pelaksanaan yang
telah terealisasi.
Wiwik lukita






Wiwik Lukita




Wiwik Lukita









Wiwik Lukita





Wiwik Lukita






Wiwik Lukita
Inventaris
alat





Pembimbi
ng klinis



Kepala
ruang,
administra
si






Dokumen
inventaris
alat



Dokument
asi
inventaris
alat



Dokument
asi
inventaris
alat
Mendapatkan
informasi data
yang disusun



Mendapatkan
saran untuk
melakukan
kegiatan.

Mensosialisasikan
rencana kegiatan.






Buku inventaris
tersusun,
komputer


Mendapatkan
data pencatatan
inventaris alat
yang ada

Mengevaluasi
inventaris alat
11-12 Jan 2010




13 Jan 2010



15 Jan 2010








20 Jan 2010




21-22 Jan 2010




24-25 Jan 2010
Ruang Kenanga





Ruang Kenanga



Ruang Kenanga








Ruang Kenanga




Ruang Kenanga





Ruang Kenanga

6. Plan Of Action (POA)
Tabel 93
Waktu Pelaksanaan Penyusunan Inventaris Alat
di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD WATES
No Kegiatan Januari 2010
11-12 13 14 15 16 17 18
1.










No



2.





3.



Persiapan:
a. Melakukan pengkajian tentang format-format
b. inventaris alat-alat yang ada.
c. Konsultasi dengan pembimbing klinis
d. Melakukan koordinasi dengan Karu dan administrasi tentang rencana penginventarisasian alat – alat

Kegiatan



Pelaksanaan:
a. Menyusun draft inventaris alat medis di buku khusus dan komputer
b. Melaksanakan pencatatan inventaris alat di ruang kenanga
Evaluasi:
Evaluasi dilakukan dengan mengkaji
rencana pelaksanaan yang telah terealisasi.
×



×

×



Januari 2010

19 20 21 22 23 24 25


× ×


×





×

Keterangan :
V : perencanaan
X : pelaksa


7. Rencana Anggaran
Tabel 94
Rencana Anggaran Pembuatan Inventarisasi Alat di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kebutuhan Pengeluaran
1.
2.
3.
4. Foto kopy
CD Room
Buku
Print
Jumlah Rp 1.500
Rp. 3.000
Rp. 30.000
Rp. 5.000
Rp. 39.500

















8. Evaluasi
Evaluasi pembuatan inventarisasi alat di bangsal Maternitas Ruang Kenanga dilakukan denga mengkaji rencana pelaksanaan yang telah terealisasi
Tabel 95
Evaluasi Pembuatan Inventarisasi Alat
di Bangsal Maternitas Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kriteria Evaluasi keterangan
ya Tidak
1.

2.



Menyusun draftar inventaris alat medis di buku khusus
Melaksanakan pencatatan inventaris alat di ruang Kenanga

Jumlah
Hasil √




2
100%

9. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
a. Faktor Pendukung :
1) Adanya dukungan dari Kepala ruang dan administrasi untuk membantu memberikan informasi mengenai data alat – alat medis dan non medis.
2) Adanya saran dan masukan dari pembimbing klinik.
3) Adanya kerja sama dengan sesama anggota kelompok manajemen.
b. Faktor Penghambat :
Kurangnya literatur yang dapat digunakan sebagai panduan penulisan inventarisasi alat



10. Kesinambungan
Inventarisasi alat medis jelas dan pengelolaan alat menjadi tanggung jawab penuh masing-masing staf. Format inventarisasi peralatan yang telah dibuat selanjutnya dapat digunakan untuk mengontrol kelengkapan alat-alat di ruangan.

I. Pembuatan Denah, Bagan Struktur, Kotak Saran
1. Rencana Kegiatan
Tabel 96
Langkah – langkah Pelaksanaan Pembuatan Daftar Pasien, Kotak Saran, Denah, Struktur Organisasi dan Tugas Wewenang Masing – Masing Jabatan
di Bangsal Kenanga RSUD Wates
Kulon Progo
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
a.
1.



2.





3.



b.
1.






2.







3.





c.
1

Persiapan
Mencari literatur.


Melakukan koordinasi dengan Karu dan pembimbing klinik.
Mengumpulkan bahan dan alat yang dibutuhkan
Pelaksanaan
Membuat kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/ kontroling alat.


Mengobservasi penempatan kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/kontroling alat.

Menempelkan kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/kontroling alat
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengkaji rencana pelaksanaan yang sudah terealisasi.
Rentika



Rentika





Rentika




Rentika






Rentika







Rentika






Rentika

Mendapatkan informasi data yang akan disusun.
Menyepakati bersama mengenai rencana tindakan.

Alat dan bahan tersedia.


Tersedianya kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/ kontroling alat.
Mendapatkan lokasi penempatan yang sesuai.




Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan keperawatan.


Mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
11-13 Januari 2010

14-15 Januari 2010



12-14 Januari 2010


15-22 Januari 2010




24 Januari 2010






24 Januari 2010





25 Januari 2010
Base camp, internet


Bangsal Kenanga




Base camp, toko perlengkapan


Base camp






Bangsal Kenanga






Bangsal Kenanga





Bangsal Kenanga


2. Plan Of Action (POA)
Tabel 97
Waktu Pelaksanaan Pembuatan Daftar Pasien, Kotak Saran, Denah, Struktur Organisasi dan Tugas Wewenang Masing – Masing Jabatan
di Bangsal Kenanga RSUD Wates
Kulon Progo
No Kegiatan Januari 2010

1.










2.




















3.


Persiapan
a. Mencari literatur.
b. Koordinasi dengan seluruh staf dan pembimbing klinik.
c. Mencari bahan dan alat yang dibutuhkan.

Pelaksanaan
a. Membuat kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/kontroling alat.


b. Mengobservasi penempatan kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/kontroling alat.
c. Menempelkan kotak saran, denah, daftar pasien dan cara/kontroling alat.

Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengkaji rencana pelaksanaan yang sudah terealisasi. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

x x
x x




x x x




x x x x x x x x






x





x







x



3. Perencanaan Anggaran

Tabel 98
Rencana Anggaran Pembuatan Daftar Pasien, Kotak Saran, Denah, Struktur Organisasi dan Tugas Wewenang Masing – Masing Jabatan
di Bangsal Kenanga RSUD Wates
Kulon Progo
No Kebutuhan Pengeluaran (Rp)
1
2
3
4
5
6 Kotak saran
Daftar pasien
Kertas Asturo
Pigura
Laminating
Jilid Rp. 160.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 7.000,-
Total Rp. 407.000,-










4. Evaluasi dan Hasil
Tabel 99
Evaluasi Pembuatan Daftar Pasien, Kotak Saran, Denah, Struktur Organisasi dan Tugas Wewenang Masing – Masing Jabatan
Di Bangsal Kenanga RSUD Wates
Kulon Progo
No Kriteria Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1



2



3 Membuat daftar pasien, kotak saran, denah, struktur organisasi dan tugas wewenang masing – masing jabatan.

Mengobservasi penempatan daftar pasien, kotak saran dan struktur organisasi.

Menempelkan daftar pasien, kotak saran dan struktur organisasi. V


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.
1. Berdasarkan pengkajian dan analisa data manajemen keperawatan bahwa pelayanan keperawatan di ruang kenanga secara spesifik belum menunjukkan adanya pelayanan kebidanan yang sesuai dengan model praktek yang dikenal dalam metode pemberian asuhan keperawatan MPKP dengan metode MPM..
2. Berdasarkan pengalaman dalam praktek stase manajemen keperawatan di Ruang Kenanga dengan kegiatan role play menerapkan Model Praktek Keperawatan Profesional menggunakan metode pemberian asuhan kebidanan Model Primer Modifikasi dapat meningkatkan perencanaan asuhan kebidanan sebesar 2,83%.
3. Berdasarkan hasil evaluasi role play MPKP dengan model MPM, didapatkan perbandingan hasil sebelum rol play 63% dan setelah role play 89% hal ini berarti mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan role play dengan kategori cukup menjadi kategori baik.
4. Berdasarkan evaluasi kepuasan pasien dengan menggunakan standart instrumen B didapatkan perbandingan hasil sebelum role play 63,43% setelah role play menjadi 76,64 hal ini berarti mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan role play dengan kategori cukup menjadi kategori baik.
5. Berdasarkan evaluasi pembuatan visi dan misi di ruang Kenanga didapatkan hasil prosentase 100% sesuai dengan rencana, akan dilakukan uji coba 3 bulan, dan dalam jangka 1 tahun diulakukan revisi disesuaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi dari kebidanan.
6. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan labeling penggunaan alat dan pengendalian alat telah terpasang labeling penggunaan alat dan pengendalian alat di ruang kenanga, hal ini berarti telah tercapai 100%.
7. Berdasarkan evaluasi role play optimalisasi komunikasi terapeutik didapat kan perbandingan hasil sebelum role play 42% dan setelah role play menjadi 66,66% hal ini berarti mengalami peningkatan 24,66% dengan kategori dari kurang menjadi cukup.
8. Berdasarkan evaluasi pemisahan inventaris alat medis dan non medis, sudah terbuat bagan pemisahan berupa buku dan dalam bentuk excel, perlu tindak lanjut untuk pelaksanaan penulisannya.
9. Berdasarkan evaluasi pembuatn bagan struktur organisasi, pembuatan kotak saran didapatkan hasil 100 % sesuai dengan target, pewerlu tindak lanjut untuk melaksanakan saran yang akan memberikan dampak kemajuan pada ruang Kenanga.
B. Saran.
1. Direksi.
Diperlukan adanya dukungan berupa kebijakan tertulis (Surat Keputusan) tentang penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional khususnya di Ruang Rawat Inap Kenanga yang dijadikan tempat pembelajaran bagi mahasiswa Stase Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners.
2. Kepala Bidang.
a. Melakukan bimbingan / pendampingan kepada bidan ruangan dalam penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional di Ruangan.
b. Menempatkan mahasiswa stase manajemen keperawatan di ruang Kenanga sebagai tindak lanjut dari proses MPKP yang telah dirintis sebelumnya.
3. Kepala Ruang.
a. Memulai dari hal yang paling kecil misalnya tentang pembuatan jadwal dinas / pengaturan tugas masing-masing perawat disesuaikan dengan metode pemberian asuhan kebidanan metode MPM.
b. Meningkatkan pelaksanakan kegiatan – kegiatan keperawatan dalam Model Praktek Keperawatan Profesional secara bertahap seperti: meeting morning, operan jaga, pre dan post conference, dan evaluasi mutu penerapan standar asuhan kebidanan.
c. Meningkatkan pembinaan terhadap staf kebidanan dalam implementasi praktik kebidanan profesional berupa pemberian reward.
4. Staf Kebidanan.
a. Meningkatkan pelaksanaan praktik kebidanan profesional sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang disesuaikan dengan metode pemberian asuhan kebidanan profesional yang telah disepakati bersama.
b. Meningkatkan dalam pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah dilakukan
5. Mahasiswa praktikan Manajemen Keperawatan selanjutnya
a. Melakukan Role play peran secara maksimal dan diusahakan melakukan role play lebih dari 15 hari sesuai dengan metode yang telah disepakati sebelumnya.
b. Melibatkan perawat dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan profesional.
c. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan pada awal dan akhir proses kegiatan manajemen.
d. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit.


























V



V

Evaluasi dilaksanakan oleh ners muda pada tanggal Januari 2010. Evaluasi yang dilakukan mengacu pada rencana pelaksanaan yang telah terealisasikan.

Tabel 100
Evaluasi Pembuatan Bagan Struktur, Denah, kotak saran
Di Ruang Kenanga RSUD Wates
No Kriteria Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1. Membuat bagan struktur, denah √
2. Mengobservasi penempatan poster bagan
struktur, denah √

3. Menempelkan poster struktur, denah √
Jumlah
Hasil 3
100% 0

5. Faktor Pendukung
Faktor Pendukung
a. Adanya dukungan dan partisipasi dari seluruh staf di ruanguntuk Kenanga membantu dalam pembuatan bagan struktur organisasi, denah.
b. Adanya koordinasi dan kerja sama dari sesama anggota kelompok manajemen.


6. Kesinambungan
a. Bagan struktur organisasi dan uraian dan denah ruangan yang telah dibuatkan diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dan staf lainnya agar lebih baik dalam memberikan pelayanan pada pasien.
b. Bagan, poster, dan denah yang telah dibuat diharapkan dapat terpelihara agar selalu tampak bagus.