Minggu, 27 Juni 2010

ARTHRITIS

ARTHRITIS BY dyumampraseyo@yahoo.com
PENGERTIAN
Arthritis adalah suatu bentuk penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Arthritis merupakan suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan atau kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembekakan, nyeri dan seringkali menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Infeksi arthritis merupakan peradangan yang disebabkan oleh bakteri, virus. Pasien menunjukan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang apabila tidak diobati akan menimbulkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif dan menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.
Penyakit ini biasanya muncul pada orang yang berusia 25-50 tahun, tetapi tidak munutup kemungkinan penderitanya pada usia berapapun. Wanita lebih sering terserang penyakit ini. Bagian tubuh yang biasa diserang oleh penyakit ini adalah pada persendian jari,lutut, pinggul,dan tulang punggung. Arthritis merupkan penyakit dgeratif yang sifatnya menahun, serta dapat menghamat aktifitas penderitanya.
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien-pasien arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan progresivitasnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau gangguan nonartikular lain.
Penyakit ini disebabkan karena adanya inflamasi dari membran synovial dari sendi diartroidial. Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehimgga terjadi pembengkakan, nyeri dan serimg kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Ada sekitar 200 jenis penyakit arthritis, namun yang umum dikenal adalah jenis arthritisreumatoid, osteoarthritis dan arthritis pirai (gout). Jenis penyakit arthritis yang sering dijumpai adalah :
1. Arthritis reumathoid
2. Pseudogout
3. Demam reumatik
4. Osteoatritis
5. Spondilitis ankilosing
6. Penyakit Lyme
7. Arthritis gonokokal
8. Arthritis psoriatrik
9. Sindroma reiter
10. Gout .
Untuk menegakkan diagnosis arthritis rheumatoid harus didapati 4 atau lebih criteria berikut ini :
1. Kaku pagi hari selama paling sedikit 1 jam dan sesudah berlangsung paling sedikit 6 minggu
2. Pembengkakan pada 3 sendi. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft tissue swelling) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosism)
3. Arthritis pada persendian tangan
4. Arthritis simetris yaitu keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak (symmetrical polyartritis simultaneously)
5. Nodul rheumatoid yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau daerah juksta artrikular dalam observasi seorang dokter
6. Factor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktorreumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok control
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar roentgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti mengenai arthritis tidak diketahui, tetapi berbagai factor ( termasuk kecenderungan genetic) bias mempengaruhi reaksi autoimun. Arthritis bias muncul secara tiba-toba, dimana pada saat banyak sendi yang mengalami peradangan. Peradangan ini bersifat simetris, jika suatu sendi pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama disisi kanan tubuh juga akan meradang. Yang pertama meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki. Sendi yang terkena akan membesar dan terjadi kelainan bentuk. Sendi bias terhenti dalam satu posisi sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya. Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.
Di belakang lutut yang terkena bias terbentuk kista, apabila pecah bias mengakibatkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai bawah. Sekitar 30-40 % penderita memiliki benjolan keras ( nodul) di bawah kulit, yang terletak didaerah sekitar timbulnya penyakit. Bias terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang menakibatkan kerusakan saraf dan luka itungkai.
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa factor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin, (wanita lebih sering)
3. Suku bangsa
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
6. Cidera sendi, pekerjaan dan olahraga
7. Kelainan pertumbuhan
8. Kepadatan tulang, dll.

C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi RA dalam populasi ini lebih kurang 1 %, dan meningkat dengan bertambahnya usia. Perempuan terkena sekitar 3 kali lebih sering daripada laki – laki, walaupun perbedaan jenis kelamin ini terbalik pada anak – anak. RA tersebar diseluruh dunia. Tampaknya presdisposisi genetic benar – benar ada, karena keturunan tingkat oertama dari orang – orang dengan penyakit erosif seropositif adalah lima hingga enam kali lebih mungkin menderita RA yang berat.
Manifestasi Klinis :
Gambaran klinik terlibatnya sendi meliputi nyeri, pembengkakan, keterbatasan gerak, kekakuan, dan berbagai tanda – tanda inflamasi, seperti : eritema dan sinovitis. Rasa kaku pada pagi hari, yang dianggap sebagai akibat dari kongesti synovial, penebalan kapsula sendi, dan peningkatan volume cairan synovial adalah hal yang sering terjadi.
Perjalanan klinis RA sangat bervariasi. Lebih kurang 10 % pasien mengalami poliartritis ringan sementara yang diikuti dengan berakhirnya remisi ; kurang dari 10% mengalami poliartritis yang bersifat destruktif. Sisanya 80 % menunjukkan keluhan yang bertambah dan berkurang secara khas. Derajat keparahan sendi dan adanya manifestasi di luar sendi pada umumnya tidak berhubungan akan tetapi, kedua hal ini lebih mungkin menjadi berat pada pasien yang memiliki titer faktor rheumatoid yang tinggi.



D. TANDA DAN GEJALA
Artritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Adapun tanda dan gejala yang dapat kita amati adalah sebagai berikut :
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam
2. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer: termasuk sendi tangan
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam
4. Arthritis erosive, peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di dalam tulang
5. Deformitas, kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan penyakit. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan)
6. Pembengkakan pada satu atau lebih sendi, ia adalah biasanya bersimetri.
7. Sakit yang berpindah-pindah dan berulang pada sendi.
8. Ketidakmampuan untuk menggerakan sendi secara normal.
9. Kemerahan dan rasa panas pada sendi.
10. Demam
11. Kekakuan otot apabila berada pada satu posisi untuk jangka yang lama.



E. PATOFISIOLOGIS
Patogenesis penyakit ini terjadi akibat rantai peristiwa imunologik yang menyebabkan proses destruksi sendi. Berhubungan dengan factor genetic, hormonal, infeksi, dan heat shock protein. Penyakit ini lebih banyak mengenal wanita daripada pria, terutama pada usia subur.


F. TERAPI
Agen yang digunakan untuk terapi arthritis meliputi : pemanasan, pendinginan, hidro terapy, latihan, istirahat, agen-agen mekanik, pendidikan dan agen-agen lainnya.
 Pemanasan
Berbagai alas an telah dianjurkan untuk menjelaskan mekanisme analgesic yang dihasilkan oleh proses pemanasan, seperti misalnya reflex akson setempat, stimulasi produksi endorphin.
 Pendinginan
Pemanasan dan pendinginan memiliki efek analgesic dan anti pasmodik yang sama. Efek metaboliknya dan efek jarak jauhnya pada dasarnya bertolak belakang. Pemberian dingin biasanya membangkitkan kekakuan sendi ; maka gunakan krio terapy dengan hati-hati, walaupun modalitas ini efektif dalam menangani jaringan lunak yang mengalami inflamasi akut.
 Hidro terapys
Efek pengapungan mekanisme saat berada di bawah air membantu untuk mengurangi tekanan pada sendi penyangga berat badan dan memungkinkan lebih mudah untuk berjalan.
 Latihan-latihan
Kebanyakan pasien arthritis tidak dapat mentoleransi penguatan otot tubuh keseluruhan. Adapun tujuan latihan ini adalah :
- Memelihara atau memperbaiki ROM
- Meningkatkan kekuatan pada otot yang terpilih
- Memperbaiki daya tahan
- Mencegah dekondisioning
- Memperbaiki koordinasi fungsi
- Merelaksasi otot yang tegang
- Memperbaiki postur.
Jenis-jenis dari latihan ini adalah :
- pasif (memelihara ROM)
- bantuan aktif (meningkatkan ROM)
- aktif (memelihara ROM, memperbaiki daya tahan)
- tahanan (peningkatan kekuatan)
- peregangan
- re-edukasi
- koordinasi
- relaksasi
- postural
- pernafasan dalam.

 Istirahat
Instruksikan pasien tersebut untuk mencapai 10 jam istirahat setiap hari, tetapi bukan menjadi inaktif. Keuntungan dari istirahat adalah :
- Mengurangi rasa nyeri
- Mengurangi metabolisme sendi
- Mengurangi inflamasi sendi
- Tambahan yang berguna untuk pengobatan anti inflamasi
- Dapat mengurangi destruksi kartilago dan kolagen.
Di samping itu juga ada kerugian-kerugiannya, yaitu :
- Efek psikologi, contoh depresi, ansietas, ketergantungan
- Atrofi otot
- Dekondisioning
- Dekondisioning postural
- Thrombosis vena profunda
- Keseimbangan kalsium dan natrium yang negative
- Peningkatan kecenderungan terbentuknya kontraktur.
 Pendidikan
Pendidikan pasien sebaiknya sambil jalan, khususnya pendidikan tentang penanganan medis yang manjur dan berdasarkan ilmu pengetahuan, yang bertentangan dengan penyembuhan ajaib “cepat-sambung” yang belum terbukti.
Informasi mengenai adaptasi rumah, pekerjaan, dan rekreasi terhadap ketidakmampuan fisik harus diulang sepanjang waktu seiring dengan pertambahan umur pasien dan perkembangan penyakit. Anggota keluarga juga mendapat keuntungan dengan diberikannya informasi ini terus menerus.
Badan Artritis setempat merupakan sumber badan-badan pendidikan demikian pula kelompok pendukung sebaya dan penasehat yang terlatih. Pekerja social medis, pelayanan kesehatan rumah, dan rehabilitasi pendidikan juga mendidik pasien melalui evaluasi dan pelatihan.


G. FARMAKOLOGI
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan di lakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering di jumpai.OAINS yang dapat diberikan :
a. Aspirin
pasien dibawah 65 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4\ x 1 g/hari, kemudian dinaikan 0,3-0,6 perminggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl.
b. Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dsb.
3. DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat RA. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan kemudian. Setelah 2-5 tahun, maka efektivitasnya dalam menekan proses rheumatoid akan berkurang.
Adapun jenis-jenis yang digunakan adalah :
a. Klorokuin
Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400 mg/hari. Efek sampingnya tergantung dosis harian, berupa penurunan ketajaman penglihatan, nausea, diare, dan anemia hemolitik.
b. Sulfasalazin
Dalam bentuk tablet digunakan dalam dosis 1 x 500 mg/hari, ditingkatkan 500 mg/minggu sampai mencapai dosis 4 x500 mg. efek sampingnya : nausea, muntah dan dyspepsia.
c. D-penisilamin
Digunakan dalam dosis 250-300 mg/hari, kemudian dosis ditingkatkan setiap 2-4 minggu sebesar 250-300 mg/hari. Efek samping antara lain : stomatitis dan pemfigus.
d. Garam emas
e. Obat imunosupresif atau imunoregulator
Metotreksat sangat mudah digunakan dan waktu mula kerjanya relative pendek dibandingkan dengan yang lain. Dosis dimulai 5-7,5 mg setiap minggu. Bila dalam 4 bulan tidak menunjukkan perbaikan, dosis harus ditingkatkan. Dosis jarang melebihi 20 mg/minggu. Efek samping jarang ditemukan.
f. Kortikosteroid
Hanya dipakai unutk pengobatan arthritis rheumatoid dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vaskulitis, karena obat ini memiliki efek samping yang sangat berat. Dalam dosis rendah (seperti prednisone 5-7,5 mg satu kali sehari).


H. TINDAKAN PENCEGAHAN
Mencegah terjadinya RA cukup sulit dilakukan, namun ada beberapa cara untuk mengurangi resiko atau memperlambat/ mencegah terjadinya kerusakan sendi secara permanen. Upaya ini termasuk :
 Menjaga berat badan yang ideal
Kelebihan berat badan memberikan beban tambahan bagi sendi.


 Pelatihan atau olahraga
Menjaga kekuatan otot tak dapat membantu melindungi dan menyokong sendi.
 Menggunakan alat bantu dan tehnik yang melindungi sendi saat bekerja
Postur dan cara yang benar saat mengangkat benda berat dapat membantu melindungi otot dan sendi.
 Makanan sehat dan seimbang
Hindari makanan yang mengandung asam urat. Makanan bergizi membantu memperkuat tulang dan otot sehingga meringankan beban pada sendi.

Tidak ada komentar: