Minggu, 27 Juni 2010

DEPRESI KEHAMILAN

DEPRESI KEHAMILAN by Doddy Yumam Prasetyo SKep

Depresi pada ibu yang sedang mengandung disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang menpengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih. Penyebab lainnya adalah, keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu mengalami sulit tidur. Ini tentu menyebabkan si ibu keesokan harinya akan merasa amat letih, ada lingkaran hitam di mata, dan kulit muka menjadi kusam. Adanya masalah-masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, sering muntah pada awal kandungan, dan masalah-masalah lain juga bisa menyebabkan depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan anak dan ini akan membuat dia merasa tertekan. Depresi dapat juga dialami setelah sang ibu melahirkan bayinya.
Bukan cuma orang yang sedang menghadapi beban masalah rumit saja yang bisa mengalami depresi, calon ibu yang sedang mengandung pun kerap dihantui gejala ini. Para ahli belum bisa memastikan mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga perubahan tingkat hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi biang keladinya.
Selama kehamilan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita meningkat drastis. Tetapi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan kadar hormon ini menurun tajam ke kadar normal seperti sebelum masa kehamilan. Nah, perubahan level hormon yang cepat ini diduga menyebabkan terjadinya depresi, seperti halnya perubahan hormon yang terjadi sebelum masa menstruasi yang sering menyebabkan mood seorang wanita tidak stabil.
Selain peningkatan kadar hormon dalam tubuh, perubahan fisik dan emosi yang dialami menjelang peristiwa monumental menjadi seorang ibu turut andil terhadap munculnya perasaan murung, sedih dan tertekan pada wanita selama kehamilan.
Faktor lain yang menyumbang peran dalam terjadinya depresi pada ibu hamil antara lain:
- Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan
- Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga
- Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin
- Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya
- Sedang menghadapi masalah keuangan
- Usia ibu hamil yang terlalu muda

Wanita ketika hamil memang akan memiliki berbagai macam emosi. Ini bukan hal yang aneh. Kemarahan yang timbul juga seharusnya bisa ditolerir oleh orang sekitar. Apabila ada factor pencetus depresi maka sebaiknya si ibu menahan amarahnya, tapi ketika menahan amarah itu membuat dirinya tambah depresi atau tertekan, sebaiknya membicarakan masalah tersebut dengan orang lain yang bisa dipercaya.
Penanganan :
1. Ibu mengalami depresi harus mendapatkan pertolongan para professional dengan berkonsultasi dengan Dokter, Perawat ataupun Bidan.
2. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu pendampingan ibu hamil yang mengalami depresi. Ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memberi ketenangan kepada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekadar memberi pijatan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa keamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi.
3. Apabila timbul kekhawatiran , semuanya merupakan bagian dari proses adaptasi dari perubahan peran yang terbesar yang dialami seorang wanita dalam hidupnya. Tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala tersebut.
4. Carilah waktu istirahat sebanyak mungkin. Mintalah bantuan orang ketiga, suami atau orangtua untuk mendampingi anda selama hamil agar anda dapat beristirahat. Berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatu. Agar dapat tidur dengan nyenyak, perhatikan asupan makanan Anda.

5. Jangan menghabiskan waktu sendirian. Sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan pasangan. Mencurahkan perasaan pada sahabat, suami atau ibu akan membantu seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya.
6. Bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi grup biasanya juga digunakan untuk membantu penderita. Ada kalanya dokter akan memberikan obat antidepresan untuk meredakan gejala depresi dengan mempertimbangkan apakah si ibu sedang hamil atau tidak.

Tidak ada komentar: